---15---

334 46 10
                                    

Farrel memandang nanar ke arah kamar Irene. Samar-samar, terdengar suara obrolan dari dalam sana. Itu suara sang Bunda dengan Alyssa, gadis yang tidak pernah Farrel harapkan untuk hadir ke dalam hidupnya. Farrel beranjak dari tempatnya semula, berjalan ke kamarnya dan berbaring di atas tempat tidurnya. Tangannya menyentuh layar handphone-nya, membuka aplikasi LINE.

Setelah memasukkan passcode, ia langsung menyentuh salah satu chat room yang ada di deretan paling atas.

Chat room-nya dengan seorang gadis bernama lengkap Agita Adeeva.

Awalnya, Farrel ingin mengetik. Tapi, ia berubah pikiran saat berpikir kalau menelepon lebih baik daripada sekedar lewat tulisan. Jadi, ia menyentuh fitur video call.

Tak berapa lama, panggilan telah tersambung. Terlihat wajah Gita yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya.

Gita menatap layar handphone-nya dengan heran yang malah membuat Farrel terkekeh geli. "Ada apa lo video call sore-sore begini? Gue lagi belajar buat ulangan Fisika besok, nih."

Farrel menghentikan kekehannya, lalu tersenyum manis. "Hai, Git," sapanya, seolah tidak mendengar gerutuan yang dilontarkan gadis itu barusan.

"Hai, hai aja lo." Gita tampak memutar bola matanya. "Lo udah belajar buat Fisika besok, Rel?"

Farrel tersenyum bangga. "Gue, mah santai kalau Fisika," balasnya.

"Yang pinter, mah beda," sindir Gita. Ia mengubah posisinya dengan mata yang masih menatap ke layar handphone-nya. "Gue tanya lagi. Ada apa lo video call sore-sore begini?"

"Belajar bareng, yuk," ajak Farrel. "Gue yang jemput ke rumah lo, deh. Nanti kita belajar di mana gitu. Gue males banget belajar sendiri, nih."

Gita tampak berpikir sesaat. Sampai beberapa detik kemudian, ia mengangguk seraya berkata, "yaudah. Tapi nggak sampai malem, ya."

"Tenang." Farrel bangkit dari tempat tidurnya, kemudian berjalan ke lemari bajunya. "Gue sampai rumah lo tiga puluh menit lagi."

"Gue tunggu. Bye, Rel." Gita memutuskan sambungan.

Farrel tersenyum tipis sejenak, kemudian memakai jaketnya yang barusan ia ambil dari dalam lemari. Tak lupa ia membawa tasnya yang berisi beberapa buku soal latihan Fisika. Tanpa berpamitan ke sang Bunda, Farrel segera pergi ke rumah Gita.

*****

Gita mengetukkan pensilnya di atas meja sekali lagi. Matanya terus membaca soal yang terpampang jelas di hadapannya. Sementara otaknya berusaha mencerna apa maksud dari soal itu. Di hadapannya, Farrel duduk memperhatikan Gita sambil memakan kentang goreng yang terletak di atas meja.

"Belum ketemu juga?" tanya Farrel. Ia menaikkan kacamatanya, kemudian memutar balik buku yang ada di hadapan Gita. Jadi, ia bisa membaca soal nomor lima belas yang gadis itu kerjakan.

Mata Farrel membaca soal yang ada di hadapannya. Tak lama, ia tersenyum, bukan senyum mengejek karena Gita tidak bisa mengerjakan itu, tapi senyum geli yang membuat Gita mendengus.

"Ini soal tentang persamaan gas ideal," ujar Farrel. Ia menuliskan rumus di atas kertas dengan lancar. "Tuh. Lo tinggal masukin angkanya. Ngomong-ngomong, R-nya pakai yang 0,812. Soalnya volumenya diketahui pakai liter."

Gita mengangguk mengerti. Ia memasukkan angka-angka yang diketahui. Tak lama, ia tersenyum puas saat menemukan jawabannya. Sementara Farrel mengecek jawaban Gita, gadis itu memakan kentang goreng yang ada. Kemudian memperhatikan wajah Farrel yang terlihat heran.

The RegretOn viuen les histories. Descobreix ara