6. Kejadian Tidak Diharapkan

61.2K 4.9K 26
                                    

Bagian Enam

"Langsung pulang ke rumah Rel, jangan ngelayap kamu." Pesan itu disampaikan oleh wanita bermantel abu-abu itu kepada anaknya yang tengah menatap ke arahnya.

Farel tersenyum singkat lantas mengiyakan ucapan mamanya tersebut.

"Nanti Kalau udah pulang dari acaranya, telepon Farel langsung biar Farel langsung jemput mama," balas Farel kepada Fenita, mamanya. Fenita mengangguk singlat lantas mengangkat tas jinjing berwarna senada dengan mantelnya.

Melihat mamanya berniat keluar, Farel segera bergegas keluar dari mobil dan berlarian kecil memutar ke arah pintu sebelah kiri lantas membukakkan pintu mobil tersebut kepada Fenita.

Fenita turun dari mobil mantel abu-abunya terlihat pas bersanding dengan rok sedengkulnya yang berwarna hitam yang sangat pas dengan rambutnya yang disangul sederhana. Setelah keluar dari mobil milik anak bungsung tersebut, Fenita segera bergegas melangkah memasuki hotel tersebut. Beberapa penjaga pintu depan langsung mengiing Fenita ke tempat dilangsungkannya acara tersebut.

Ya, Fenita memang diundang secara khusus dalam penggalangan dana untuk penderita kanker. Dari tahun ke tahun memang Fenita selalu ambil bagian untuk menjadi donator dalam acara tersebut. Ia segera menempati kursinya yang berada tepat di depan panggung. Ia sempat bercengkrama sebentar dengan donator acara yang duduk sebarisan dengannya.

Fenita tersenyum anggun, matanya berputar untuk menjelajahi ballroom hotel tersebut. Setelah puas menatap sekitar Ballroom, Fenita mengalihkan padangannya ke arah panggung. Di sana pembawa acara sudah mulai membuka acara penggalangan dana tersebut.

-Fall-

Frella duduk di kursinya yang berada di lingkaran meja dengan para-para dokter muda yang ikut diundang dalam acara tersebut, ia sudah jenuh terlebih ketika acara tersebut lebih banyak diisi dengan sambutan dari ketua yayasan.

Tangan kanannya menopang dagunya. Ia sudah sangat mengantuk, kalau bukan karena Irena ia tidak akan mau berada di tempat sana. Walaupun ia tahu acara ini sangat berguna, tapi lebih baik langsung pada intinya saja tidak perlu panjang lebar.

Matanya sudah hampir menyipit karena kantuk yang ia derita sudah membuatnya ingin terlelap sampai sebuah pekikan dari pintu masuk serta alarm tanda bahaya yang berbunyi membuat ia lekas terbangun.

"KEBAKARAN!" Frella tersentak kaget, begitu juga dengan orang-orang yang berada di Ballroom.

Mereka panik tampak berusaha berlarian keluar dari ballroom, Frella juga ikut berlarian meninggalkan tempat itu saat petugas-petugas hotel menyuruh mereka untuk segera pergi. Mata Frella sempat menangkap dari dari sisi kanan Ballroom. Api mulai berkobar dengan lahapnya.

Frella berlarian dengan panik bahkan ia sudah tidak sadar bahwa sebelah hellsnya tertinggal yang terpenting baginya sekarang adalah menyelamatkan diri.

Api yang begitu cepat menyambar di ruangan semakin membuat Frella dan orang-orang yang berada di ballroom. Terbukti pintu masuk yang ada dua itu sangat berdesakan. Beberapa menghalangi untuk keluar karena menyatakan bahwa api di luar sudah menjalar kemana-mana.

"Ya Tuhan." Jujur Frella masih tidak mengerti mengapa kebakaran bisa terjadi, beberapa petugas hotel yang sama paniknya menyatakan bahwa ada konsleting aliran listrik di daerah dapur hotel yang malah merambat ke arah kompor listrik yang digunakan. Hal itu menimbulkan ledakan di dapur hotel, api menjalar kemana-mana setelahnya.

Lampu di Ballroom sudah terputus. Frella memutuskan untuk menjejalkan tubuhnya di antara himpitan orang-orang yang bermaksud menyelamatkan diri.

Sebuah tangan menahan tangan Frella, hal tersebut membuat Frella menegok. Matanya kaget melihat seorang ibu memakai mantel terjatuh kesakitan. Frella menduga bahwa ibu tersebut jatuh karena didorong dan terinjak.

Frella yang tidak tega langsung menunduk dan membantu ibu-ibu tersebut.

"Tante." Panggilnya, wanita tersebut menatap ke arah Frella dengan pandangan memohon. Ia tidak sanggup berbicara karena sudah terbatuk akibat menghirup banyak asap kebakaran.

Frella membantu wanita tersebut untuk berdiri, sempat Frella mengumpat kesal saat seseorang berlarian kencang hingga menabrak punggungnya. Frella merasakan sakit ketika ada lagi yangmenabrak punggungnya, ia tidak menyerah ia tetap berusaha untuk membantu wanita tersebut. "Ayo Tante."

Wanita tersebut berhasil berdiri, Frella mengalungkan tangan wanita tersebut ke lehernya. Api semakin melahap hotel tersebut, sayup-sayup Frella dapat mendengar sirine yang begitu kencang dari arah luar bersamaan dengan kaca-kaca jendela yang dipecah dengan paksa sebagai jalan keluar.

Frella terus merasakan punggungnya semakin sakit ketika desak-desakan yang berusaha keluar lewat kaca yang dipecah itu mendorongnya. Sempat Frella menegok ke sebelahnya karena merasakan tubuh di sebelahnya itu semakin berat. Mata wanita tersebut sayu sekali, ia tersenyum kepadanya.

"Nama kamu siapa, nak?" tanyanya menyempatkan walaupun suaranya terdengar sangat parau.

"Frella Maharani, Tante." Frella berhasil berada di barisan depan sekali di depan jendela besar tersebut.

Petugas pemadam
kebakaran berusaha membantu dirinya dan wanita yang di sampingnya itu untuk keluar. Ketika berhasil keluar serta memindahkan tubuh wanita yang ia tolong tadi ke petugas, Frella merasakan pandangannya mulai menghitam setelah itu ia tidak sadarkan diri. Satu doa Frella sebelum ia menutup matanya, ia berharap bahwa ia masih dapat membuka matanya tersebut.

Bersambung.

Oke ini bagian ini pendek banget cuma 742 kata, bukan ngePHP cuma emang di awal-awal saya mau kasih gambaran dulu. Bagi yang merasa bahwa genre menye-menye seperti ini terlalu mainstream silakan meninggalkan cerita ini. Atau kalian yang sudah beranggapan bahwa "Ah ini ujungnya pasti entar tante itu merasa berhutang budi dan ngejodohin Farel sama Frella. NO BIG NO." Kalian salah besar. Emang awal niat saya adalah begitu ... namun setelah dipikir-pikir kayaknya sangat terlalu mainstream ya, jadi setelah merencakan ulang saya menememukan ide lain untuk cerita ini. Jadi gimana? Masih berminat cerita ini dilanjutkan.

Btw, baca juga ya ceritaku yang berjudul Kimmy dan Mikky.

Salam, Bellezmr :-)

FallWhere stories live. Discover now