18. Mimpi Buruk

64.3K 5.4K 130
                                    

Bagian Delapan Belas

Frella mengintip rombongan mobil yang barusan saja berhenti tepat di depan rumahnya dari balik gorden kamarnya. Ada sekitar sepuluh lebih mobil yang membawa Guntoro sekeluarga, ketika keluar rumah berbondong-bondong mereka mulai mengangkuti bingkisan. Mereka membentuk barisan dengan Farel yang berada di depan sekali berdampingan dengan Tante Fenita dan kakak pertama Farel.

Degup jantung Frella terasa kencang, tangannya gemetaran melihat itu. Tak mau membuat dirinya semakin gugup, Frella memilih untuk duduk di hadapan meja rias di dalam kamarnya. Ia menatap dirinya lewat cermin, wajahnya sudah dirias dengan make up meskipun tidak terlalu kelihatan tebal memberi kesan cantik alami pada dirinya. Rambutnya diblow agar terlihat lebih mengembang. Pakaian yang dia pakai adalah dress kebaya berwarna merah muda.

Malam ini adalah acara lamaran, selama prosesi lamaran ia hanya bisa menunggu di dalam kamar sebab yang menentukan adalah orang tuanya karena di awal ia sudah setuju jadi yang sekarang semua keputusan adalah orang tuanya. Ia hanya bisa menunggu setelah lamaran diterima maka ia baru boleh turun dan melihat keluarga Guntoro yang melamarnya.

Jujur, Frella tidak bisa memastikan apakah keputusannya sudah benar, tapi yang jelas ada secuil keyakinan di dalam dirinya yang membuatnya menerima permintaan Farel untuk menikah. Memang, rasanya sedikit tidak wajar setelah bertahun-tahun tidak bertemu lalu tiba-tiba menikah. Tapi entahlah Frella hanya berdoa kepada yang kuasa agar semua yag dijalaninya adalah yang terbaik. Frella menunduk, menunggu sampai ia dipanggil untuk turun ke bawah. Ia tidak tahu apa yang terjadi, ia harap semua akan baik-baik saja.

-Fall-

Seumur hidup, Farel tidak pernah membayangkan bahwa gadis kuncir dua yang dulu selalu duduk di hadapannya adalah gadis yang akan keluarganya lamar untuk dirinya. Tidak! Tidak pernah sekalipun ia membayangkan. Gadis dengan warna kulit pucat yang selalu membuatnya cemburu jika mamanya mulai memuji kepintaran gadis itu. Ah, entahlah.

Farel menarik napas dalam ketika ia duduk bersila di hadapan orang tua Frella, ia kenal wajah ibu Fenita. Wajah Harti tetap sama, sekalipun kini agak menua karena faktor usia yang terpenting senyum menyejukannya sama seperti dulu. Senyum itu pernah meluluhkan kakaknya yang bandel.

"Jadi keluarga sepakat bahwa tanggal tiga september, tepatnya dua puluh hari dari sekarang adalah tanggal pernikahan untuk Farel dan Frella?" Tawar salah satu paman Farel yang memang datang untung mengantikan posisi papanya yang telah meninggal dunia untuk membantu dalam proses lamaran ini.

Mahendra mengangguk setuju. "Saya sekeluarga setuju, insyallah itu tanggal yang baik. Baik untuk keluarga Guntoro, baik untuk keluarga saya dan baik pula untuk kedua anak kita Frella dan Farel." Farel tersenyum tipis dan setuju saja, daritadi ia memang tidak banyak bicara semua telah diwakilkan.

Dan kesepakatan telah bulat. Farel merenggangkan ototnya yang terasa kaku sedari tadi, kini acara terlihat lebih santai. Rumah keluarga Frella sangat nyaman, penyambutannya terlihat sederhana tapi sempurna. Mereka dijamu dengan makan malam berupa makanan-makanan khas Palembang, seperti pempek, model, tekwan, laksan dan masih banyak lagi.

Rupanya, sebelum menjamu dengan makanan. Salah satu perempuan yang Farel tebak adalah pacar dari adik Frella sebab dari tadi selalu saja menempel dengan adiknya Frella naik ke lantai dua kediaman Mahendra untuk memanggil Frella. Keluarga Guntoro menunggu dengan tidak sabar terlebih Fenita.

Tidak begitu lama, Frella dengan dibantu oleh perempuan tadi berjalan menuruni tangga. Beberapa keluarga Farel yang belum tahu wajah perempuan yang akan dinikahi Farel, sebab sangat mendadak langsung bergumam menilai semuanya terlihat menyukai Frella bahkan terang-terangan tante-tante Farel yang hobi bergosip langsung mencuil Fenita berbisik-bisik mengatakan bahwa Fenita bagus cari menantu. Terbukti top dari mulai Putri, istri Fabian sampai Frella, calon istri Farel.

FallWhere stories live. Discover now