10. Pertemuan Kembali

70.1K 5.6K 60
                                    

Bagian Sepuluh

Minggu demi minggu telah berlalu, awal bulan agustus menyapa pagi itu. Farel berdiri tepat di depan kaca yang menjulang tinggi di ruangannya. Dari kaca itu pemandangan gedung-gedung terlihat seperti mencakar langit kota Palembang. Pagi di awal bulan agustus, langit tampak kelabu bekas-bekas hujan semalam mengembun di kaca di hadapan Farel. Hujan yang hadir semalam sangat awet bahkan hingga pagi ini, melalui berita-berita yang Farel baca online berpotensi akan terus hingga sore hari. Mengingat bulan-bulan ini adalah bulan mengingat bulan-bulan sekarang adalah pergantian dari kemarau menjadi musin penghujan.

Hari ini bisa saja hujan seharian, besok mungkin akan panas seharian juga. Iya, seperti itulah. Farel menarik napas dalam, sambil berdiri memandang hujan yang kali ini mulai turun kembali membasahi kota Palembang. Ia menyesap kopi luwak kesukaannya. Lantas, dering dari handphone milikinya membuat Farel menoleh ke arah meja. Ia berjalan dengan gerakan malas untuk mengambil handphonenya. Nama Feno tertera di layar, Farel menerimanya dengan sungkan.

"Halo, Kak," sapanya.

Feno di ujung telepon baru selesai mengucapkan terima kasih setelah istrinya selesai menyimpulkan dasi berwarna cokelat. "Farel, kamu semalam nggak pulang ke rumah ya?"

Farel menyesap sekali kopi luwaknya sebelum berdehem membalas pertanyaan kakanya.

"Terus hari ini, kamu kan yang temanin mama buat check up. Beberapa hari kesehatan mama menurul loh Rel." Farel berjalan pelan, kembali menuju ke tempatnya tadi memandang hujan yang semakin lebat. "Kayaknya aku nggak bisa deh Kak, hari ini aku harus rapat dengan klien property untuk perpanjang kontrak. Nggak bisa ditunda Kak."

Terdengar di seberang telepon Feno tampak seperti membuang napas pelan. "Yakin kamu rapat? Bukannya mau menghindar dari mama?" sindir Feno. Farel menghela napas sebentar. "Aku nggak bohong Kak, ini tunggu hujannya sedikit reda aku ke tempat pertemuan. Kakak aja ya yang temanin mama, lagipula manager kantor pasti bisalah izin bentar buat mengantar mamanya check up. Tolong ya Kak," ungkap Farel. Ia melirik ke arah jam yang berada di dinding, masih ada dua jam dari jam yang sudah ditentukan untuk pertemuan.

Feno berdehem. "Asal kamu janji sama aku kalau dua minggu ini kamu pulang ke rumah dan nggak ingkar janji, gimana?" tawar Feno. Tenggorokan Farel agak tercekat ketika mendengarnya, jelas sepertinya Feno tengah menjebaknya. Mungkin selain usil di antara kedua kakaknya yang lain, Feno juga yang paling bisa menjebaknya. "Seminggu aja ya Kak?" terlihat Farel menawar.

"Dua minggu atau kamu siap-siap diteror telepon oleh Kak Fabian dan Kak Fatir, tahu sendiri kamu gimana kak Fabian kalau sudah mengomel belum lagi copyan Kak Fabian si Kak Fatir. Bisa habis kamu," ungkap Feno.

Farel mengerutu jengkel atas tawaran yang diberikan Feno. "Oke deh, malam ini dan dua minggu seterusnya aku bakalan balik terus ke rumah. Awas kalau Kak Feno ngadu sama Kak Fabian dan Kak Fatir. Aku bakalan numpang nginep di rumah kak Feno selama sebulan penuh, biar nggak bisa indehoy sama Kak Jelita," ancam Farel.

Feno terbahak di ujung sana, antara lucu dengan kata-kata Farel dan keki. "Oke, aku nggak bakal ngadu. Awas kamu kalau nggak balik ke rumah dan tepatin janji. Kamu yang aku buat menderita dengan teror Kak Fabian sama kak Fatir. Oke?"

"Iya, bawel amat sih." Panggilan terputus setelah keduanya sepakat dengan perjanjian keduanya, Farel menyesap kembali kopi luwaknya yang kini tidak hangat lagi. Ia menarik napas dalam-dalam lantas membuangnya, pikirannya tertuju pada dua minggu ke depan. "Pastilah, mama selalu menyuruh aku untuk melupakan Brenda."

-Fall-

Frella merengangkan punggungnya yang kelelahan, dari pagi ia sibuk mengecek kondisi semua pasien di bangsal rawat inap kelas tiga. Ia berjalan di lorong rumah sakit menuju ke kantin belakang Rumah Sakit, perutnya lapar minta diisi.

Hampir setengah jalan dari bangsal rawat inap kelas tiga menuju ke kantin belakang, langkah Frella berhenti tepat ketika ia bertatapan dengan seorang wanita yang duduk di kursi roda dan didorong oleh seorang laki-laki berpenampilan sangat stylish.

"Tante," sapa Frella. Wanita itu membelak seakan tidak percaya lantas menyuruh anaknya untuk semakin mendekat ke arah Frella. "Kamu, yang waktu itu menyelamatkan tante kan." Frella tertawa mendengarnya, lantas ia mendekat untuk mencium punggung tangan wanita yang duduk di kursi roda itu. "Frella, Tan."

"Iya, Frella. Tante ingat-ingat lupa, wah kamu rupanya dokter di rumah sakit ini?" tanya wanita bernama Fenita ketika melihat Frella memakai jas dokter. Frella mengangguk pelan. "Iya Tante."

Fenita tersenyum lembut kepada Frella. "Oh pas sekali, tante mau check up ke dokter. Kebetulan sekali Dokter Yuna, Dokter yang merawat tante selama ini mengambil kuliah pascasarjana dan sedang sibuk-sibuknya. Bisa kamu saja yang gantikan Dokter Yuna ya, kamu mau kan?" Frella terpaku beberapa saat, ia kenal Dokter Yuna. Dokter senior di rumah sakit, memang dokter umum yang satu itu tengah mengambil kuliah pascasarjana di Jakarta.

"Kamu jangan takut, ini saya benaran ingin kamu jadi dokter pribadi saya. Memang Dokter Yuna titip pesan untuk mencari dokter lain, ini saya mau check up sekalian mencari dokter lain," ungkap Fenita. Tangannya mengenggam erat tangan Frella yang tampak masih ragu dan sibuk memikirkan. Laki-laki yang tadi mendorong kursi roda Fenita, yang dari tadi diam saja tampak tidak mengerti ada apa dengan keduanya lambat laun mulai mengerti siapa Frella. "Terima saja, mama saya memang lagi butuh seorang dokter penganti Dokter Yuna. Lagipula setelah tamat kuliah pascasarjana Dokter Yuna akan bertugas di Jakarta," sahut laki-laki itu. Frella mendongkak matanya berpandangan dengan laki-laki dengan wajah di atas rata-rata, menurutnya.

Ia tersenyum kecil lantas mengangguk. "Mari Bu, kita ke ruangan saya."

Bersambung.

Terlalu semangat jadi aku updatenya tiap hari, nah-nah makin penasarn sama ceritanya. Coba deh siapa yang kira-kira punya gambaran ceritanya wkwk. Siapa tahu bisa tebak wkwk. Vote dong sekalian komen biar aku tambah semangat updatenya hihi ;3

Salam, Bellezmr :-)

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang