Perfectears

82.5K 7.6K 2.1K
                                    


Perfectears

Perfection and Tears

Oh, you can't hear me cry, See my dreams all die
From where you're standing, On your own.
It's so quiet here, And I feel so cold
This house no longer, Feels like home.


Oh, when you told me you'd leave,I felt like I couldn't breathe

My aching body fell to the floor,Then I called you at home

You said that you weren't alone

I should've known better

Now it hurts much more.

Ben Cold - So Cold

**


Trian


Ingatan gue mungkin kembali ke setahun lalu, atau mungkin beberapa tahun lalu ketika gue masih pakai seragam putih abu-abu setiap hari Senin, dan kotak-kotak-putih di hari lainnya. Iya, waktu gue masih SMA.  

Gak paham juga ya kenapa gue bisa termasuk dalam deretan yang paling populer. Perasaan gue biasa aja. Gue yang dulu, sama kayak gue yang sekarang kok. Sepatu lusuh, muka lusuh, semuanya serba lusuh. Mungkin dulu karena gue lumayan aktif di Osis ya? Apapun acaranya gue pasti jadi Koordinator Lapangan, karena jalan gue cepet, gerak gue cepet, dan konsentrasi gue bagus -kata Bismo, sohib gue dulu begitu. Tapi masa iya karena Osis? Rasanya banyak juga yang lebih kece di Osis, kenapa harus gue yang saban-saban kena cercaan temen nongkrong gue. "Yan, fans lo noh nyariin."

Fans.

Emang gue Zayn Malik?


Setiap Valentine, meja gue penuh sama bingkisan. Kebanyakan coklat sampe kadang ujung-ujungnya suka gue bagiin ke temen-temen miskin gue yang kelaparan. Kalo makan semua bisa diabetes gue.

"Hai, Yan, lagi sibuk?" gue lagi main Dota saat itu, bawa laptop ke sekolah cuma buat main bareng sama manusia-manusia gak berfaedah di ruang Osis, tapi mereka semua lagi pada beli Batagor depan Sekolah.

"Bentar bentar

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Bentar bentar..," gue kelarin main gue dulu sebelum bales omongan siapapun itu. Tanggung. Dikit lagi menang. Dan ketika udah kelar, gue sempet kaget liat dia duduk di depan gue sambil nunggu, senyum-senyum. "Udahan mainnya?"

Gue tau dia. Seluruh sekolah juga tau kali dia siapa, Keira Mayadina. Terkenal karena model sampul majalah terkenal, pernah jadi bintang iklan juga, prestasinya juga lumayanlah, terus sekarang terakhir denger-denger dia lagi persiapan buat aktif di perkumpulan model-model yang mau jadi Putri Indonesia gitu deh, gak ngerti.

"Eh, Keira, kenapa?" tanya gue sambil menutup laptop.

"Ira aja manggilnya. Lo lagi sibuk ya?"

NonversationOnde as histórias ganham vida. Descobre agora