2. Pertemuan Sederhana

279K 17.8K 1.4K
                                    

Bagian Dua

"From the moment we started taking I knew that I wanted you around."

Madrid menang di laga El Classico semalam 3-2, Frans bakalan kenyang selama seminggu ini karena menang taruhan dengan anak-anak futsal. Namun, kemenangan Madrid semalam juga setimpal karena paginya Frans bangun kurang dari lima menit jam tujuh. Ia telat!

Masa bodoh, Frans hanya sikat gigi sama cuci muka aja karena nggak sempat mandi. Ganteng sih ganteng aja, prinsipnya jalan saat itu.

Frans sempat mengeluh dengan bunda yang tidak membangunkannya untuk sekolah, tapi bukannya menyalurkan keluhannya Frans malah dapat ceramah selamat pagi oleh bunda ditambah tawa meledek dari ayah. Sudah, lengkap, paket komplit.

Dan di sinilah Frans sekarang, sedang bernegosiasi dengan Pak Kadir, satpam sekolahnya. Frans terus saja membujuk Pak Kadir agar membuka pagar sekolahnya yang kini sudah tertutup begitu rapat.

"Pak ayolah sekali ini saja. Buka ya pak, Frans lagi pelajaran Bu Endang nih pak nanti kalau Frans nggak ada di dalam kelas bisa mampus dihempas cantik ke Antartika nih Pak."

Pak Kadir menurunkan korannya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Frans tadi. "Iya mau gimana lagi, Kamu kan memang telat. Kalau nggak mau dihempas cantik ya datang tepat waktu," balas pak Kadir dengan logat bahasa Palembangnya yang terlalu kental sembari menaikan kembali korannya menutup semua wajahnya di balik koran.

Frans mengela nafas kesal, ia lalu memunggungi pagar sekolahnya yang tinggi dan tertutup rapat. Kali ini ia mencoba berpikir keras, apa yang harus ia lakukan sekarang. Kalau ia kembali ke rumah bisa-bisa bundanya akan marah dan nembak Frans pakai basoka laras panjang, ide buruk.

Mengacak rambutnya kebingungan Frans lalu menghidupkan motornya dan menjalankannya menjauhi sekolah, satu ide terlintas di kepalanya. Tembok samping.

-Flesh Out-

Frans meneguk air ludahnya kasar saat menatap tembok samping sekolahnya, menarik napas dalam sambil merengangkan ototnya. Untung dulu gue hobi latihan manjat di pohon mangganya Pak RT.

Setelah menepuk-nepuk jok motornya, Frans berkata pelan terhadap motor kesayangan miliknya itu.

"Baik-baik di sini Tong. Istirahat bakalan gue pindahin ke parkiran sekolah kok, lo sabar aja. Sekali-kali menjomblo dulu," bisiknya.

Frans mengalihkan kembali pandangannya ke tembok samping. Lalu ia melempar kencang tas miliknya melewati tembok samping. Setelahnya Frans mulai memanjat tembok, ah serius ia merasa seperti sedang ikut Ninja Warior. Mendaki puncak tertinggi Nidoriama di Jepang untunk menekan tombol dan menjadi Ninja Warior sejati. Ciyahh.

Setelah perjuangan panjang, akhirnya bokong Frans terjatuh mengenai rumput. Hanya nyeri sedikit dan itu tidak ada apa-apanya buat Frans. Ia segera berdiri namun jeritan melengking dari sampingnya membuat Frans segera menoleh.

Terburu-buru Frans berdiri dan menutup mulut si penjerit sebelum membuat guru piket yang biasanya mondar-mandir jam pertama mendatanginya. Wah bisa bahaya!

 Wah bisa bahaya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Flesh OutWhere stories live. Discover now