18. Manis

142K 12.3K 716
                                    

Bagian Delapan Belas

Kaus apa yang bikin bahagia? Kaus I'm yours- (Frans Guntoro, cowok tajir kuota, nggak jomblo)

Jas apa yang bikin tersenyum? Jas Be Mine- (Reina Pamela, cewek miskin ekspresi, terpaksa nggak jomblo)

-Flesh Out-

Pulang bareng, dua kata yang tidak akan pernah ada dalam kamus Reina untuk Frans kecuali dalam kondisi kepepet. Dan Reina mengategorikan kondisi sekarang adalah kepepet, ia tidak bisa mengelak saat Frans terang-terangan menelpon mamanya untuk tidak menjemputnya.

Dasar Ismail Bin Mail, kurang saraw.

Untuk yang ketiga kalinya dalam hari ini, setelah tadi pagi sekolah geger dengan keemberan Frans yang mengatakan ke semua orang bahwa mereka pacaran, lalu jam istirahat mereka kembali menjadi pusat perhatian dengan sikap Frans, dan kali ini Frans kembali berulah ketika mereka berjalan berdua dari kelas, koridor, sampai ke parkiran.

"Nggak usah deket-deket, banyak virusnya. Lo bau menyan," bentak Reina ketika Frans mempertipis jaraknya dan Reina. Buru-buru Reina melangkah lebar menjauh dari Frans, Frans hanya mengernyih lantas menyusul Reina lagi.

"Reina!" panggil Frans.

"Oi Reina, payo dak usa cak begancang itu oi (Woi Reina, ayo nggak perlu cepat-cepat begitu)," olok Frans.

Reina menutup telinga dengan kedua tangannya, melangkah tanpa memberi perhatian kepada Frans. Sampai langkahnya mendadak berhenti ketika Jeje melambaikan tangan kepadanya, Jeje juga kini berjalan ke arahnya.

Bukan Jeje yang menjadi fokus Reina, melainkan laki-laki yang berada di samping Jeje. Gatra.

Jeje tersenyum lebar ke arahnya. "Hei Rein, buru-buru amat."

Reina tersenyum memaksa ke arah Jeje dan Gatra. "Nggak kok Kak."

"Rein." Bertepatan sekali dengan Frans yang seketika sudah berada di sampingnya.

Kedatangan Frans membuat Jeje membelak lebar lalu menoleh ke arah Reina dengan alis yang naik turun. "Oh jadi ini pacarnya Reina yang bikin satu sekolah gempar. Si Frans ya." Jeje tertawa, ia kenal siapa Frans. Beberapa kali ia pernah bertemu Frans yang biasanya memang selalu ada urusan dengan Reina. "Pacaran juga ya akhirnya, longlast," kata Jeje lagi.

Untuk bersikap sopan, Reina menarik sudut-sudut bibirnya untuk tersenyum. Matanya terus saja menghindar dari Gatra yang terus menghujamnya dengan tatapan menghunus yang disamarkannya lewat senyuman.

"Makasih ya Kak." Itu bukan suara Reina melainkan suara Frans yang menyahut ucapan dari Jeje, laki-laki itu lantas mengalihkan pandangannya ke arah Gatra. "Kak Gatra nggak mau ngucapin selamat nih sama gue dan Reina," lanjut Frans kemudian. Laki-laki itu memberi senyum lebar kepada Gatra yang menatap ke arahnya dengan tatapan masam.

"Congrats, longlast." Dua kata yang membuat Frans tersenyum tambah lebar, laki-laki itu menepuk bahu Gatra dua kali. "Makasih banget Kakak kesayangan."

Lalu Frans menoleh kembali ke arah Reina yang sejak tadi membisukan suaranya.

"Kak Je dan Kak Gatra." Ada penekanan di nama Gatra yang diucapakan oleh Frans. "Gue sama Reina cabut dulu ya."

Jeje mengangguk segera. "Iya hati-hati ya," katanya semringah. Frans tersenyum lagi, tanpa aba-aba tangannya menarik tangan Reina untuk segera beranjak dari tempat itu.

Kepergian keduanya membuat Jeje semakin tersenyum, bagaimana tangan Frans yang mengenggam erat tangan Reina. "Mereka cocok ya sayang?" tanya Jeje kepada Gatra yang hanya dibalas deheman pelan oleh laki-laki itu.

Flesh OutWhere stories live. Discover now