8. Perempuan dan Gengsinya

173K 14K 1K
                                    

Bagian Delapan

"Permainannya begini; kalau perempuan bilang tidak maka sebenarnya ia mengatakan iya, kalau perempuan bilang benci maka makna yang sesungguhnya ia mengatakan suka, dan kalau ia mengatakan bahwa ia tidak apa-apa maka sebenarnya ia sedang terluka."

Kesal. Satu kata yang mengambarkan Reina saat ini. Bagaimana Reina tidak kesal, jika baru saja ia menyelesaikan polesan lip ice bewarna pink muda pda bibirnya lalu tiba-tiba saja mamanya mengirimkan pesan bahwa mamanya tidak bisa menemani Reina datang ke pesta ulang tahun Nesya yang ke enam belas dikarenakan ada rapat dadakan di rumah sakit.

Mungkin, hal itu bisa dimaklumi oleh Reina mengingat tugas mamanya sebagai dokter di Rumah Sakit. Yang membuat Reina kesal karena mamanya mempercayakan Frans untuk menjemputnya malam ini dan datang bersama ke pesta ulang tahun Nesya.

Pesan chat dari Frans yang baru saja masuk sekitar tiga puluh detik yang lalu benar-benar membuat Reina tambah kesal.

Frans : Makek dress warna apa? Biar bisa satu warna gitu 😍😍

Kampret sekali!

Reina segera mengetikan pesan balasan kepada Frans saat itu, namun belum juga terkirim rentetan pesan chat dari Frans masuki kali ini lebih mengotori handphonenya.

Frans : Otw 🚁

Frans : Gue ganteng banget malam ini, tolong muka lo dikontrol ya pas nanti lihat gue😘😙😚

Frans : Jangan sok-sok judes itu. Lo bukan artis ibu kota😋😝😛

Frans : Bukain pagar juga pas nanti gue datang, malam ini gue disuruh bawa mobil🐴. Ayah gue yang nyuruh, katanya takut punggung lo kerokan gara-gara kena angin malem😂😂😂

Frans : Dandan yang cantik terus jangan lupa senyu. Entar orang di pesta nanya, "Frans, kamu datang sama jemuran belum kering ya? Kusut amat." 😤😥😜

Frans : *senyum typo wkwk

Frans : Gitu. Oke, see you Reina!😁😁

Setelah getaran pada handphonenya itu mereda. Reina segera mengirimkan pesan balasan untuk Frans, tangan Reina hampir menyentuh tanda kirim saat ketukan di pintu kamarnya membuat Reina gatal menekannya.

Parni, asisten rumah tanga di rumahnya atau Reina sering memanggilnya dengan sebutan Bude membuka pintu kamarnya, lalu berkata. "Non, Den Frans sudah di luar. Dari tadi sih sebenarnya sudah datang. Tapi dia ngajak Biude buat ngobrol dulu Non, dia cerita kalau Non itu suka dilempar-lempar di sekolah. Apa itu namanya cheerle-chees-cheis,"

Reina mengabaikan ucapan Bude yang menceritakan hal-hal tidak penting yang diobrolkannya dengan Frans. Sungguh ia tidak peduli, yang dipedulikannya adalah mengenai Frans yang sudah datang dari tadi.

Jadi manusia satu itu sudah daritadi di rumahnya?

"Dia sekarang ada di mana Bude?"

"Di bawah Non, di ruang keluarga."

Reina berdecak sebal lalu segera turun menuju ruang keluarga, hal pertama yang dilihatnya adalah Frans yang sedang berbaring di seofa dengan kaki berselonjor di meja, Ia asyik menonton kartun sembari tertawa sendiri. Reina berjalan menuju samping televisi untuk mencabut kabel televisi tersebut, seketika layar televisi menjadi hitam akibat perbuatannya.

Frans tetap tertawa seolah kartun itu masih ada. Hal yang semakin membuat Reina geram.

"Anjir Rein, Soponya nyungsep jatuh di kali," komentar Frans menceritakan kartun serial Sopo dan Jarwo .

Flesh OutWhere stories live. Discover now