11.Nanti Rindu

174K 12.8K 582
                                    

Bagian Sebelas

Ada beberapa tipe anak murid yang bakal dikenang guru; pintar, sopan, rajin belajar, perangkat kelas, anak organisasi, sering berantem, sering bolos, dapat nilai kecil, dan selalu nyahut kalau diomongin.

"Aw!" Reina mengaduh pelan, matanya terpejam merasakan perih yang begitu menyakitkan pada lutut kirinya. Lutut sebelah kiri kakinya terluka karena kemarin terjatuh.

Jatuh yang sebenarnya tidak akan ia dapatkan jika Reina tidak bertemu dengan Gatra. Laki-laki itu kemarin nekat mengejarnya, Reina tentu menghindar karena ia tahu Gatra mengejarnya bukan tanpa sebab. Gatra marah, disebabkan kejadian di pesta Nesya watu itu.

Reina paham betul sifat Gatra, pastinya Gatra tidak akan melepaskannya dengan mudah. Seharusnya Reina bisa saja melepaskan diri dari Gatra terlebih ia sudah tidak memiliki secuil perasaan apapun kepada Gatra.

Gatralah yang selama ini selalu membuat Reina berada pada lingkar dirinya, laki-laki itu selalu mencoba untuk mendapatkan Reina lagi, padahal jelas-jelas Reina tidak akan pernah mau. Dan Reina masih ingat sekali perdebatan pertamnya dengan Gatra sejak Reina berusaha menghindar dari Gatra.

"Kak, lo seharusnya mikirin perasaan Kak Jeje. Dia itu sayang sama lo dan lo juga seharusnya mulai mencoba buka hati dengan dia."

"Gue nggak mau, Reina. Lo tahu itu, gue cinta sama lo."

"Tapi gue nggak suka sama lo dan gue harap lo bisa lupain gue, gue dan lo bahkan belum pernah berubah menjadi kita. Seharusnya Kakak jangan memaksa Reina kayak gini."

"Kalau gue nggak dapet lo, maka seluruh cowok juga nggak akan pernah bisa dapetin lo."

Ancaman itu benar-benar dijalankan Gatra sampai sekarang.

Reina itu cantik, banyak yang naksir dengan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Terhitung setelah Reina menjauh dari Gatra, ia sudah menerima pernyataan cinta hampir sebelas kali dari banyak laki-laki. Cuma, sampai detik ini Reina belum niat untuk membuka hatinya lagi dan lagi setiap ia mencoba untuk membuka hatinya.

Maka Gatra akan selalu berusaha agar laki-laki yang mencoba masuk ke dalam hati Reina itu mundur dengan teratur. Terakhir, tiga minggu yang lalu. Reina didekati oleh kapten tim basket SMA Pelita, namanya Raka. Reina suka-suka saja dengan Raka.

Pernah, Raka mengajak Reina untuk jalan. Gatra tentu saja tahu mengenai itu, entahlah Reina juga tidak habis pikir darimana Gatra tahu. Intinya, saat Reina menunggu Raka di tempat janjian. Tiba-tiba Raka menghilang begitu saja, selang beberapa hari Raka mengakui bahwa di hari itu ia diancam beberapa preman dan dipukulin.

Raka mundur karena itu.

Jadi tahu alasan mengapa sampai detik ini Reina sendiri?

Bukan karena ia tidak bisa membuka hati, hanya saja Gatra selalu membayang-bayanginya. Dan Reina tidak berniat untuk menyakiti laki-laki yang mendekatinya lebih banyak. Gatra itu semacam monster psikopat.

"Aw perih banget!" Ringis Reina lagi, ia meniup luka di lututnya sambil menunggu teman-teman sekelasnya datang. Hari ini Reina datang cukup pagi karena tadi ia harus mengantar Papanya ke bandara untuk penerbangan subuh dan karena takut terlambat akhirnya mamanya langsung mengantar ke sekolah.

Kelas masih sepi, hanya baru Reina yang datang.

Reina terus menatap luka yang berada di lutut kirinya, luka itu membuatnya harus jalan sedikit tertatih. Terlebih lukanya cukup lebar, mamanya bahkan menjerit panik ketika Reina pulang dari latihan dengan terluka seperti itu. Untung Reina beralasan jika tadi, ia jatuh karena tidak stabil berada di atas ketika diangkat.

Flesh OutΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα