Bab 3 - Kejadian Aneh

13K 1.1K 49
                                    


Bab 3 – Kejadian Aneh

-Author POV-

"Oke Lucita, hari ini sudah boleh pulang ... semoga lekas ceria seperti biasanya ya" ujar dr. Median pada Lucita yang sudah melepas pakaian pasien.

Lucita tersenyum, "Thanks dokter ganteng ..." jawab Lucita membuat dokter itu tertawa dengan tingkah Lucita. "Dok, aku boleh pesen sesuatu gak?" ucap Lucita mengecilkan volume suaranya.

"Boleh dong, ada apa Luci?"

"Titip pesen sama juru masak rumah sakit, bilangin masakannya kurang garam" oceh Lucita benar-benar serius dengan ucapannya ini.

"Kamu ini ... ada-ada saja, ya ... sudah nanti saya sampaikan supaya masakannya ditambah garam" dr. Medianpun segera keluar dari kamar Lucita.

Ringtone ponsel milik Lucita terdengar, dengan segera ia mengambil dan menekan tombol berwarna hijau pada layar ponselnya.

"Iya mama"

"Sayang, Mama gak bisa jemput kamu ... ada pesenan kue mendadak ... kamu bisa pulang sendiri?"

"Oke Ma, Luci udah sehat kok ... biar nanti Luci naik taxi aja" jawab Lucita lalu menutup sambungan telpon dari Mamanya.

Lucita menjingjing tas yang berisi beberapa potong pakaian kotor miliknya, lalu keluar dari kamar. Langkah kakinya terhenti sejenak saat seorang perawat berdiri tepat dihadapannya.

"Loh suster yang kemarin ya?" sapa Lucita tersenyum, namun perawat itu hanya diam saja. "Sus, saya sudah diperbolehkan pulang hari ini ... terima kasih untuk perawatannya selama dua hari ini ya" ucap Lucita lagi.

Perawat itu kembali tersenyum dan tanpa berpikir panjang Lucita kembali berjalan menyusuri koridor rumah sakit, terihat dari jauh beberapa perawat tengah mendorong seorang pasien untuk dilarikan ke Instalasi gawat darurat. Langkah Lucitapun kembali terhenti, ia melihat dengan jelas wajah orang yang tengah di dorong itu saat melewatinya. Namun keningnya mengkerut ketika ia melihat seseorang dengan wajah yang sama tengah berlari mengikuti arah pasien yang di bawa tadi.

"Yang tadi itu ..." tunjuk Lucita aneh.

'Mungkin kembarannya' batin Lucita menaikan bahunya cuek. Lucita mengeluarkan ponselnya, menekan beberapa digit angka untuk menelpon taxi.

"Iya Pak, rumah sakit Kenanga ... atas nama Lucita" ujar Lucita di sambungan telpon, "Oke terima kasih ... saya tunggu ya ,Pak"

Saat Lucita akan kembali memasukan ponselnya kedalam tas, tanpa sengaja ia melihat sebuah pengumuman yang terpajang di salah satu dinding rumah sakit. Mata Lucita terbelalak melihat foto dan tulisan pada pengumuman itu.

Telah berpulang ke Rahmatuloh, rekan kerja kita suster Rahmawati.

Pada tanggal 25 Agustus 2016 pukul, 15.00 wib

Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT

Tangan Lucita gemetar, karena ia jelas-jelas mengenali suster Rahmawati dan ia baru saja berpapasan tadi, sedangkan tanggal meninggalnya suster Rahmawati itu lima hari yang lalu tapi bukankah Lucita selalu melihat sosok suster Rahmawati berjalan melewati kamarnya? Malah ia pernah masuk ke dalam kamar Lucita dan bercerita soal penyakit yang tengah dideritanya.

Lucita menelan air liurnya, napasnya terasa berat. Ia benar-benar tak pernah menyangka akan kejadian yang dialaminya. Lucita buru-buru keluar dari dalam rumah sakit, "Astaga! Benar apa kata mama, sepertinya aku ini mabok antibiotik" gumam Lucita berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil terus mempercepat langkah kakinya.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now