Bab 17 - Meeting

9.3K 886 34
                                    


Bab 17 – Meeting

-Author POV-

Hari ini adalah malam minggu, di mana tak jadwal siaran satupun untuk Lucita, sehingga ia dapat bersantai-santai di rumah. Lucita tengah menonton tv di ruang tengah sambil mengunyah beberapa cemilan kesukaannya. Ia menganti chanel tv berkali-kali, "Gak ada yang rame sama sekali" gerutu Lucita bangkit dari sofa. "Udah jam tujuh, kenapa mama arisannya lama sekali" Lucita pun memutuskan untuk menunggu sang mama di teras depan rumah. Sambil berkacak pinggang Lucita menatap keadaan di depan rumahnya.

Matanya menyipit ketika melihat seorang pria yang kini berdiri di depan rumahnya, "Astaga! Itu siapa?" gumam Lucita.

"Lucita?" tanyanya pria itu menatapnya sambil tersenyum, Lucita mengangguk dan berjalan untuk membukakan pintu pagar.

"Kok kamu tau nama saya?" Lucita kebingungan dengan pria satu ini, "Mau masuk?" tanya Lucita, namun sebelum sempat pria itu menjawab mama Lucita turun dari dalam taxi.

"Kebiasaan! Anak perawan di lawang pintu, pamali nongtot jodoh!" gerutu mama pada Lucita yang memang tengah berdiri di depan pagar. "Ayo bukain malah bengong sendirian!" dengus mama lagi, Lucitapun membuka lebar-lebar pagar rumahnya membiarkan mama untuk masuk ke dalam rumah.

Lucita mencerna kata-kata yang diucapkan mamanya tadi, 'Sendirian? Bukannya tadi gue lagi ngobrol sama—' Lucita tercegang karena sosok pria yang tadi berada di hadapannya kini hilang begitu saja. Lucita membanting pagar rumahnya dengan kencang dan segera berlari masuk ke dalam rumah, "Mama ...." teriak Lucita ketakutan.

***

Lucita membuka matanya yang masih berat karena dikagetkan oleh suara Bunga yang berteriak-teriak di depan pintu kamarnya seperti sedang berada di hutan. "Woy ... berisik banget emang ini pasar!" gerutu Lucita bangkit dari kasur dan berjalan menuju pintu kamarnya. "Iya bawel, ini gue baru mau buka!"

"Buset lama banget, suara gue sampe abis manggilin loe tau gak?" ucap Bunga saat Lucita membuka pintu kamarnya. Lucita menguap tanpa menutup mulutnya, "Anjrit jorok!" Bunga mendorong wajah Lucita agar menjauh.

Lucita terkekeh dan tanpa berpikir panjang Lucita kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur lagi. "Gue masih ngantuk, loe ngapain masih pagi udah ke sini sih?" tanya Lucita sambil memejamkan matanya.

Bunga menarik tangan Lucita agar segera bangkit, "Ayo bangun, kita ada meeting buat program baru loe" ujar Bunga terus menganggu tidur Lucita.

"Meeting lagi? Dibayar lembur gak?" tanya Lucita lagi.

Tiba-tiba terdengar suara Alif dari depan kamarnya, "Lucita!! Bangun ... ayo kita meeting ..." teriak Alif semakin membuat Lucita tak bisa tidur dengan tenang sekarang.

Lucita melempar bantalnya lalu mengacak-ngacak rambutnya frustasi, "Loe berdua ngapain ke rumah gue sih! Oke gue bangun, tolong rapihin kasur gue tapi ya" sambil melenggang ke luar kamar.

Bunga dan Alif saling berpandangan, "Loe aja yang beresin Lif!" teriak Bunga berlari terlebih dahulu meninggalkan Alif.

"Perawan gebleg loe pada!" balas Alif berteriak, ia melirik seisi kamar Lucita yang penuh dengan barang-barang berwarna kuning. "Ini kamar apa counter pulsa, silau gue liatnya!" gumam Alif keluar dari kamar tanpa peduli dengan ucapan Lucita tadi.

Bunga yang tengah duduk di sofa dikagetkan dengan suara dan getaran dari ponsel Lucita yang ternyata berada dibokongnya. "Lah gue dudukin, rusak gak ya?" ucap Bunga mengambil ponsel Lucita, ia menatap layar ponsel milik Lucita tertulis Polisi Rian yang kini menghubunginya. "Polisi? Apa Lucita beneran pacaran sama polisi?" gumam Bunga, ia menekan tombol berwarna hijau dan menempelkan ponsel pada telinganya,

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now