Bab 20 - Hantu Tampan

9.6K 927 47
                                    


Bab 20 – Hantu Tampan

-Author POV-

"Lucita!!" teriak Bunga gusar masuk ke dalam kamar Lucita dengan badan penuh keringat, "Ini semua gara-gara loe, masa ibu nyuruh gue buat olahraga naik sepeda keliling komplek tau gak!" gerutu Bunga pada Lucita yang masih terpejam diatas ranjang. "Lucita!" teriak Bunga lagi, "Ah bodo amat, sekarang giliran gue balas dendam!" ucap Bunga sambil membantingkan badannya kesebelah Lucita.

"Bunga! Ih loe bau keringet! Sana pulang!" usir Lucita mendorong tubuh Bunga agar bangkit dari ranjangnya.

"Kita impas Lucita" ucap Bunga masa bodo.

"Ahh Bunga, gue jadi gak ngantuk lagi nih" gerutu Lucita bangun dan duduk diujung ranjang. "Cie ikutan go green?" cibir Lucita terkekeh melihat Bunga yang kelelahan.

Bunga memutar bola matanya, "Sialan!! ibu gue ngebangunin pagi-pagi buta cuma nyuruh gue naik sepeda keliling komplek, katanya biar sehat kaya Lucita! Padahal diakan gak tau alesan loe itu gara-gara loe liat hantu ... yakali seorang Lucita go green!" oceh Bunga lebay.

"Sembarangan!" dengus Lucita, "Hari ini gue mau pergi ... bye Bunga" ucap Lucita.

Kening Bunga mengkerut, "Jangan bilang loe mau ngedate sama pak polisi ganteng itu?" tebak Bunga. "Loe jadian ya sama dia?"

Lucita melemparkan bantal ke arah Bunga yang masih terbaring di ranjang lalu bangkit sambil mengikat rambutnya dan mengambil handuk yang ia gantung di belakang pintu kamarnya. "Jangan bikin gosip deh! Gue ada kerjaan sama dia" jelas Lucita.

"Loe mau kemana? Mandi jam segini? Loe gak lagi kesurupankan? Luci!! Susuk luntur kalo mandi pagi-pagi di hari minggu!!" teriak Bunga pada Lucita yang sudah keluar dari kamar disusul olehnya yang bangkit dari ranjang.

***

"Ma, Bunga mana?" tanya Lucita pada mama yang tengah sibuk menyiapkan sarapan di meja makan.

"Bunga pulang, dia udah gak kuat sama keringetnya sendiri, kamu mandi? Tumben amat mandi jam segini?" cibir mama menatap Lucita yang masih mengunakan handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Mau pergi sama Rian, Luci pake baju dulu ya" sambil berlari masuk ke dalam kamarnya.

Lucita membuka lemari pakaiannya, ia mengeluarkan cardigan biru dan kaos putih dari dalam lemari kemudian memakainya, memadupadankan dengan jeans. Beginilah tampilan Lucita, casual dan terlihat cuek. Ia hanya memoleskan bedak tipis dan lipstik berwarna mate pada bibir mungilnya. Terdengar suara mobil dari depan rumahnya membuat Lucita segera keluar dari kamarnya sambil membawa tasnya dan berlari keluar rumah. "Aku pergi Mah" pamit Lucita mencium pipi mama yang kebetulan tengah berada di depan sambil menyapu halaman.

"Hai ..." sapa Lucita pada Rian yang turun dari mobil.

Rian menatap Lucita lalu tersenyum, "Kamu sudah siap?" tanya Rian, "Tante, Rian pinjem Lucitanya sebentar ya" ucap Rian pada mama Lucita.

"Iya hati-hati" jawab mama Lucita melambaikan tangannya ke arah Rian dan Lucita yang kini sudah memasuki mobilnya.

Rian mengijak pedal gas mobilnya, "Kamu siapkan saya ajak ke tempat kebakaran itu?" tanya Rian.

Lucita tersenyum mengacungkan ibu jarinya, "Kalo pagi-pagi kaya gini sih kayanya gak ada hantu" jawab Lucita, namun ia merasakan hal yang aneh. Ia spontan berbalik badan melihat jok belakang mobil Rian. 'Teman Rian? Dia bawa temennya?' batin Lucita.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang