Bab 14 - Hantu Sialan!

9.5K 914 27
                                    


Bab 14 – Hantu Sialan!

-Author POV-

"Tolong!!" teriak Lucita kalang kabut, ia berlari keluar dari kamar mandi. Nafasnya tersenggal-sengal, wajahnya pucat pasi dan tanpa sengaja ia menabrak Pak Andra yang sedang berdiri sambil menelpon di depan ruang siaran.

"Lucita, kamu kenapa?" tanya Pak Andra kaget, ia membantu Lucita untuk bangkit karena setelah menabrak Pak Andra yang berbadan tinggi besar Lucita langsung jatuh tersungkur di lantai. "Lari-lari di kantor, kamu kenapa?" tanyanya lagi.

Lucita yang masih shock tak mampu menjawab pertanyaan dari Pak Andra saat ini, Bunga yang melihat kejadian dari dalam ruang siaran yang hanya dibatasi kaca tembus pandang segera keluar dan menghampiri Lucita.

"Luci, kenapa?" tanya Bunga histeris. "Pak, Luci biar saya yang urus ... tapi siaran bisa kita pending sebentar? Biar saya putarkan beberapa lagu lagi?" tanya Bunga meminta persetujuan dari Pak Andra selaku produser.

Pak Andra terdiam sebentar, ia menatap Lucita dan mengerutkan keningnya. "Oke, kamu tenangkan dulu Lucita ... biar saya yang masuk ke ruang siaran dan putar beberapa lagu diacara kalian" ujar Pak Andra, Bunga mengangguk dan membawa Lucita masuk ke dalam ruang kerja penyiar.

Wajah Lucita masih pucat pasi, ia benar-benar histeris melihat sosok mahluk di kamar mandi tadi, wujud mahluk itu masih terbayang-banyang di ingatan Lucita. "Serem banget Nga" ujar Lucita terbata-bata.

Bunga mengusap punggung Lucita dan mendudukkan Lucita di sofa, "Nanti ceritanya ya ... gue bikinin dulu teh manis panas" ujar Bunga meninggalkan Lucita seorang diri di dalam ruangan.

"Itu mahluk macam apa yang gue lihat tadi?" gumam Lucita mengusap wajahnya berkali-kali. Ia benar-benar kaget dengan apa yang dilihatnya.

Tak lama Bunga kembali datang dengan membawa segelas teh manis panas, ia memberikan pada Lucita. "Minum dulu, muka loe masih pucat banget" ujar Bunga, Lucita meneguk pelan teh manis itu. "Apa yang loe lihat?" tanya Bunga.

"Ini mahluk terseram yang gue lihat Bunga, dia tinggi besar dan tubuhnya itu kaya lumut basah gitu ... Oh Tuhan! Itu buruk sekali ..." cerita Lucita terbata-bata. Bola matanya berputar, "Gue liat dia lagi ngejilatin sesuatu gitu ditangannya ..."

Kening Bunga mengkerut, ia tak paham dengan apa yang Lucita jelaskan. "Ngejilatin? Maksud loe?" tanya Bunga kebingungan.

Lucita menjentikan jarinya, "Pembalut! Ya dia ngejilatin pembalut yang belum dicuci! Gila! Siapa yang buang pembalut tanpa dicuci dulu" ujar Lucita bangkit dari kursi, namun disaat yang sama Stella masuk ke dalam ruangan sambil membawa bunga mawar ditangannya.

"Lucita, nih secret admirer loe kirim bunga lagi ... hari ini gak ada coklat ya" ucap Stella menghampiri Lucita dan Bunga yang masih berdiskusi. "Loe berdua kenapa?" tanya Stella heran karena mereka berdua kini menatap jaket yang diikat dipinggangnya.

"Loe ngapain jaket diiket-iket gitu?" tanya Bunga.

Stella menaruh bunga yang tengah dipegangnya di atas meja Lucita. "Gue tembus, lupa gak bawa celana ganti ... jadi ya gue tutupin pake jaket" jelas Stella. "Gue balik lagi ke bawah ya" pamit Stella, baru ia berjalan dua langkah Lucita sudah memanggilnya.

"Stella! Jangan bilang loe lupa cuci bekas pembalut loe di dalam kamar mandi lagi?" tebak Lucita.

Stella terdiam, ia membalikan badannya. "Apa iya gue lupa cuci?" gumamnya pelan. "Ya ampun!! Iya gue lupa tadi, soalnya ada tamunya Pak Andra di bawah makannya gue buru-buru" ucap Stella menepuk keningnya. "Gue ke kamar mandi dulu ya ... mau gue cuci" Stella bergegas berlari menuju kamar mandi.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now