Bab 4 - Penglihatan Aneh

12.2K 1K 29
                                    


Bab 4 – Penglihatan Aneh

-Author POV-

Tiba-tiba Prangg!! Suara piring di dapur sontak membuat mereka berdua berteriak histeris. "Aaaaaaaaaa ...." teriak mereka saling berpelukan.

"Luci, itu suara apa?" tanya Bunga dengan tangan gemetaran. Lucita menggelengkan kepalanya. "Nyesel gue nginep di rumah loe" ucap Bunga melepaskan pelukanya.

"Kita liat ke dapur yuk!" ajak Lucita, wajah Bunga pucat pasi. "Berduakan lebih baik" ucap Lucita menarik tangan Bunga agar segera mengikuti langkah kakinya. Mau tak mau, Bungapun mengikuti ajakan Lucita. Ia memegang erat pinggang Lucita.

Perlahan tapi pasti mereka berdua berjalan ke dapur, dengan menggengam raket badminton ditangannya Lucita berusaha memberanikan diri. "Gak ada apa-apa kok di sini?" gumam Lucita.

"Loe serius gak ada apa-apa?" tanya Bunga yang masih bersembunyi dibalik tubuh Lucita, "Tadi suara apa dong?"

Langkah kaki Lucita terhenti, "Ya ampun!! Piring pecah Bunga, kayanya sama tikus deh" ujar Lucita membuat Bunga bernafas lega. "Udah lepasin pinggang gue!"

Bunga tersenyum, "Syukurlah, gue kira hantu ..." Bunga mengelus-ngelus dadanya, "Loe yang beresin ya, gue balik lagi ke ruang tv" ujar Bunga sedangkan Lucita mendengus kesal.

Disaat Lucita tengah membersihkan piring yang pecah di dapur tiba-tiba terdengar teriakan Bunga, sontak Lucita terburu-buru berlari menghampiri Bunga. "Ada apa Bunga?" tanya Lucita dengan nafas terengah-engah.

"Itu tante Vanya ngagetin gue, masa dia tiba-tiba udah duduk disini ..." ujar Bunga menunjuk Mama Lucita yang sedang asik menonton tv di sampingnya.

Lucita mendecakkan mulutnya, "Gila ... gue panik tau gak?" gerutu Lucita menggantung kembali raket badminton ke dinding. "Mama lagian gak salam dulu pas masuk rumah."

"Yeh ... mama ngucapin salam berapa kali tapi gak ada yang jawab! Lagian ya kebiasaan kalo pintu rumah gak pernah dikunci! Bahaya tau!" ungkap Mama Lucita penuh penekanan. "Kalian pada dari mana sih?"

"Dari dapur Ma, piring pecah ... kayanya tikus mulai beranak pinak lagi deh Ma. Harus beli lem tikus lagi" jawab Lucita kembali pergi ke dapur karena belum selesai membersihkan pecahan piring.

Bunga melirik Mama Lucita, "Tante bawa oleh-oleh?" tanya Bunga cuek. Mama Lucita memberikan keresek plastik yang berada di pangkuannya. "Asik ..." teriak Bunga bahagia, ia membuka plastik itu dan raut wajahnya berubah kesal. "Ini namanya sampah tante bukan oleh-oleh" gerutu Bunga dan kini giliran Mama Lucita yang tertawa.

***

Suara ketukan terdengar berkali-kali, Lucitapun bangkit dari kasur melompati tubuh Bunga yang masih terbaring di kasur bawah lalu membuka pintu kamarnya. "Ya ma?" ucap Lucita sambil terus menguap menahan rasa kantuk.

"Bangun udah siang! Kamu hari ini gak siaran?" tanya Mama melirik ke dalam kamar, "Ya ampun itu si Bunga tidurnya sampe nungging gitu kaya kebo" ucapnya mengeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan dua perawan yang berada dihadapannya.

"Siaran sore Ma ..." jawab Lucita kembali berjalan menuju kasur dan menghempaskan tubuhnya.

"Dasar kebluk!" gerutu sang Mama.

Lucita dan Bunga semalam terlalu asik mengobrol hingga lupa waktu, apapun mereka jadikan topik pembicaraan. Dari mulai soal Pak Andra yang sedang sibuk mencari istri baru sampai pacar baru Stella resepsionis radio yang sedang hot menjadi bahan pergunjingan karyawan radio. Pasalnya, pacar Stella ini umurnya dua kali lipat dari umur Stella bisa dibanyangkan bagaimana jomplangnya bila mereka jalan berdua.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now