Bab 5 - Siaran Radio

11.8K 1K 29
                                    


Bab 5 – Siaran Radio

-Author POV-

Setelah kejadian di Mall tadi membuat mereka berdua bergegas untuk keluar dengan jurus langkah seribu menuju parkiran. Detak jantung keduanya berdetak tak beraturan sekarang.

"Gila masa siang-siang gini loe liat hantu sih?" gerutu Bunga mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Jangankan siang! Tadi pagi gue malah liat di dapur" sela Lucita semakin membuat Bunga terperanggah. "Udah buruan kita ke radio aja, sekalian loe kabarin Pak Andra soal acara ini, kalo perlu loe kasih tau juga kalo di sini kedatangan tamu hantu!" ucap Lucita berusaha tertawa disela-sela rasa takutnya.

"Sial! Bisa-bisanya loe ngelawak dikeadaan genting gini" cibir Bunga mendelik sebal, "Buruan cari taxi!" Bunga mengelap keringat yang bercucuran dikeningnya.

Tak perlu menunggu waktu lama untuk mendapatkan taxi di depan Mall, akhirnya Lucita dan Bunga dapat bernafas lega karena sudah terhindar dari kejadian menyeramkan itu, "Pak, AC-nya gedein dikit ya ... panas banget!" ujar Lucita menepuk pundak supir taxi lalu menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. "Nga, tapi masa sih dia hantu? Kok gak serem kaya di film-film ya?"

Bunga kembali menjitak kepala Lucita, "Ini gue lagi berusaha ngelupain kejadian tadi tau gak! Eh, loe malah ingetin lagi" dengus Bunga memutar bola matanya. "Serius dia gak serem? Berdarah-darah gitu?" tanya Bunga kepo.

"Katanya gak mau diingetin, tapi loe malah mancing-mancing gue lagi" ujar Lucita kembali membetulkan posisi duduknya. "Tapi serius gue ngomong nih ya ... cewek yang tadi gue liat itu kira-kira umurnya gak jauh dari gue deh, rambutnya sebahu, cantiklah dan pas mata kita saling ketemu dia senyum loh sama gue! Asli, makannya gue juga bales senyum ..." jelas Lucita mencoba menggambarkan wanita yang dilihatnya.

"Stop ... stop ... bulu kuduk gue berdiri nih" Bunga mulai gusar dan Lucita malah terkekeh. "Asli loe sarap tau gak! Masa masih bisa-bisanya loe ketawa" cibir Bunga .

"Neng berdua liat apa? Kayanya seru banget" timpal supir taxi yang sepetinya menyukai topik pembicaraan mereka.

"Temen saya ini , Pak ... tiba-tiba bisa liat setan!" ucap Bunga menyenggol bahu Lucita.

"Oh ..." jawab supir itu tenang seolah tak kaget lagi dengan apa yang diucapkan Bunga barusan. "Sama seperti anak saya dong kalo gitu ..." ujarnya lagi. Kini malah Lucita dan Bunga yang dibuat kaget oleh kata-kata supir taxi itu. Ia terkekeh karena melihat ekspresi Lucita dan Bunga dari kaca spion mobil, "Gak usah kaget neng, ini bukan kejadian langka kok ... anak saya usianya sembilan tahun, dia katanya punya temen khayalan namanya Ana" cerita Pak supir.

"Wah sama Elsa dong kalo gitu?" saut Lucita yang segera dibekam mulutnya oleh Bunga.

"Terus ,Pak?" tanya Bunga penasaran.

Supir itu tersenyum, "Awalnya juga saya gak percaya tapi saat anak saya bercerita bahwa Ana itu sering memberitahukan dia kalo ada bahaya, barulah saya dan istri percaya. Saat kebakaran yang menimpa kampung saya, satu jam sebelumya ... anak saya memaksa untuk membawa barang-barang berharga keluar dari rumah dan benar saja api dengan cepat melahap tempat tinggal saya" jelasnya, Lucita dan Bunga kini terdiam.

"Jadi, bisa melihat sosok hantu itu ada juga ya Pak kelebihannya?" tanya Lucita meremas kedua tangannya.

"Hahaha ... itu tergantung dari pemiliknya neng, semoga saja neng termasuk pemilik yang beruntung mempunyai kelebihan seperti itu" ujar Pak supir diangguk Lucita, kini ia merasa sedikit tenang karena ia akhirnya tau jika ada nilai lebih dari penglihatan anehnya ini.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now