Bab 13 - Misi Selesai

9.2K 864 34
                                    


Bab 13 – Misi Selesai

-Author POV-

"Saya baik-baik saja, terima kasih atas semua bantuannya ... apakah kita masih bisa bertemu lagi?" tanya Rian penuh harap. Lucita membelalakan matanya, ia sendiri bingung akan pertanyaan dari Rian. "Bisa?" tanya Rian sekali lagi menatap mata Lucita.

Kepala Lucita mengangguk pelan, "Tentu saja" jawab Lucita sambil mengacungkan ibu jarinya kearah wajah Rian yang kini dibuat tertawa olehnya. Lucita menaruh gelas yang masih dipegangnya. "Maharani menyuruh saya untuk mengatakan sesuatu pada Ibunya, bisa kamu antar saya untuk bertemu Ibu Maharani?" tanya Lucita.

"Oke kita berangkat sekarang!" jawab Rian pasti, ia segera bangkit dan menarik tangan Lucita. "Apa kamu bawa mobil saya?" tanya Rian, Lucita mengangguk. Merekapun keluar dari dalam ruang penyelidikan, beberapa pasang mata mengikuti gerak gerik Rian dan Lucita yang sedang berjalan membuat Lucita merasa salah tingkah. "Kembali ke tempat kerja masing-masing!" teriak Rian tegas dan mereka segera mengalihkan pandangan pada layar komputer secara serempak.

Lucita terkekeh melihat kejadian ini, 'Polisi konyol!' batinnya.

***

Mobil Rian berhenti di depan sebuah gang sempit, Lucita mengerutkan keningnya. "Apa ini sudah sampai?" tanya Lucita menatap sekeliling. Rian mengangguk lalu membuka sabuk pengamannya, "Rumah Maharani masuk sana?" tanya Lucita lagi menunjuk gang kecil itu.

Mereka berdua turun dari dalam mobil dan berjalan berdampingan memasuki gang, "Apa Maharani sedang ada di sini?" tanya Rian ditengah perjalanan.

Lucita menggeleng, "Terakhir saya lihat dia itu tadi malam ... dia minta tolong untuk menyampaikan pesannya" jawab Lucita sendu. "Apa mungkin sekarang dia sudah tenang? Dan tadi malam itu adalah terakhir kalinya saya bertemu dia?" Lucita balik bertanya. Rian tersenyum dan mengusap kepala Lucita pelan.

"Itu rumahnya!" tunjuk Rian pada sebuah rumah sangat sederhana, terlihat ada dua orang anak kecil tengah bermain pasir di depan rumahnya. Mereka berdua masuk ke halaman rumah Maharani, "Permisi ..." ucap Rian di depan pintu yang terbuka.

Sesorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, ia membetulkan jilbabnya yang miring "Polisi lagi? Apa suami saya melarikan diri?" tanya wanita itu kaget melihat sosok Rian yang mengunakan seragam lengkap berdiri di hadapannya.

Lucita mencium tangan wanita itu, "Saya Lucita Bu ... ini teman saya Rian. Suami Ibu masih ada di kantor polisi kok, saya kesini mau menyampaikan pesan Maharani" jelas Lucita lembut.

"Rani? Rani anak saya? Apa kamu temannya?" tanya wanita itu dan wajahnya berubah sendu. "Mari masuk" ajaknya pada Lucita dan Rian.

Lucita dan Rianpun masuk ke dalam dan duduk beralaskan karpet karena di sana tidak ada kursi, "Apa yang di depan itu adik Maharani?" tanya Lucita melihat dua anak kecil laki-laki yang sedang akur bermain berdua, anak yang berkepala pelontos itu kira-kira usianya delapan tahun dan yang satu lagi berusia empat tahun.

Wanita itu mengangguk, "Iya mereka adik kesayangan Rani ... gara-gara pria tua bangka itu dikejar hutang, Rani yang harus jadi korbannya!" ucap Wanita itu mengepalkan kedua tangannya. "Kalo bisa jangan keluarkan dia lagi dari penjara! Biar dia membusuk disana" tambahnya lagi.

Rian menunduk mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut wanita dihadapannya ini, sedangkan Lucita terlihat begitu santai. "Semoga suami Ibu dapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya" ucap Lucita mengusap punggung wanita yang duduk di sampingnya.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now