Bab 7 - Wanita Berbaju Merah

10.3K 974 21
                                    


Bab 7 – Wanita Berbaju Merah

-Author POV-

Lucita memasuki pelataran Mall dengan gembira, pasalnya hari ini ia akan berkumpul dengan genk SMA-nya dulu. Kini Lucita memang lebih senang memilih pergi ke tempat yang ramai, karena hanya dalam keadaan ramai ia bisa merasa sedikit tenang tanpa terfokus akan penglihatannya terhadap mahluk-mahluk yang sering tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Lucita!!" teriak Sasya sahabat Lucita sejak kelas satu SMA berlari menghampiri Lucita yang baru memasuki area foodcourt Mall. "Loe kurusan ya?" tanyanya memperhatikan tubuh Lucita dari bawah sampai atas. "Eh katanya loe kecelakaan ya? Gimana baik-baik aja?"

Lucita mendelik, "Jahat loe gak jenguk gue" ucap Lucita berpura-pura sedih. "Eh tapi gue kurusan ya? Baguslah ... gak perlu diet, cukup depresi bikin gue kurus" oceh Lucita membuat Sasya heran.

Sasya mengandeng tangan Lucita, "Loe depresi kenapa? Putus cinta? Ah ... jahat punya pacar gak ngabarin gue ..." ujarnya sambil mengerucutkan bibir.

"Putus? Pacar aja belum punya, gimana mau ngerasain putus" kekeh Lucita.

Ternyata mereka berdua bukanlah orang pertama yang sampai, terlihat dari bangku paling pojok, ke-lima sahabat Lucita yang lain melambai-lambaikan tangan kearah mereka. Lucita dan Sasyapun menghampiri Dinar, Juno, Kalila, Bianca dan Wildan.

"Cie akhirnya ratu baper bisa ikut kumpul juga ..." cibir Dinar mencolek dagu Lucita.

"Biasa, penyiar terkenal ... jadwal padat coy" timpal Juno.

"Kalian udah pada pesen makanan? Curang!!" gerutu Sasya yang segera berjalan mencari makanan. "Luci, loe samain aja kaya gue ya menu-nya" ujar Sasya diangguk Lucita setuju.

Lucita menatap wajah ke-lima temannya satu persatu, 'Gila Juno nambah ganteng aja' batin Lucita. Dulu saat kelas dua SMA, Lucita pernah naksir Juno namun karena Kalila sahabatnya juga merasakan hal yang sama, maka mereka berdua memutuskan untuk tidak satupun berpacaran dengan Juno.

Saat Lucita melihat Wildan, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Pasalnya ada seorang anak kecil yang tengah berdiri di samping Wildan saat ini. "Loe bawa siapa Wil?" tanya Lucita pada Wildan yang tengah memakan Sop Iga.

Tiba-tiba Widan tersedak dan buru-buru meneguk Es Teh Manis yang ada di hadapannya, "Loe liat Ci?" tanya Wildan sedikit berbisik, sedangkan sahabatnya yang lain asik berselfie ria. Lucita mengangguk polos. "Seriusan loe liat dia?" tanya Wildan sekali lagi.

"Iya, gimana gue gak liat orang tuh anak kecil ada di sebelah loe ... kasih duduk, kasian" ujar Lucita, kini teman-teman mereka menatap heran pada Lucita dan Wildan.

"Makanan datang ..." suara cempreng Sasya mengalihkan pandangan ke-empat temannya. Sasya memberikan satu paket Ayam Bakar Madu berserta Sayur Asem pada Lucita. Saat dia akan duduk di samping Lucita, tempatnya diambil Wildan duluan. "Ih, rese Wildan! Kalo gue jatuh gimana!" dengus Sasya yang akhirnya mengalah dan duduk di hadapan Kalila.

"Adik loe ya itu?" tanya Lucita pada Wildan. "Sedih banget mukanya? Kenapa mau apa dia?" tanya Lucita lagi sambil menyuapkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

Juno yang mendengar ucapan Lucita mendekatkan wajahnya, "Adik Wildan baru meninggal Luci ... loe jangan bikin dia sedih lagi" bisik Juno. Sendok yang sedang dipegang Lucita terjatuh mendengar ucapan Juno barusan.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now