1

519K 21.1K 1.7K
                                    

CERITA INI SUDAH NAIK CETAK
SELF PUBLISH DAN TIDAK ADA DI TOKO BUKU

NASKAH VERSI WATTPAD YANG TENTU SAJA BELUM DIEDIT.
MAKLUMI JIKA MASIH TERDAPAT BEBERAPA TYPO ATAU KALIMAT YANG RANCU DAN BIKIN GERAH MATA YA!

☺☺☺

---

Menikah ... bukanlah suatu hal yang pernah Deeva pikirkan sebelumnya. Ia tak habis pikir, bagaimana Ayahnya menikahkan dirinya yang baru berusia tujuh belas tahun?

Seorang remaja tujuh belas tahun terisak di pelukan seorang wanita berusia dua puluhan.

"Udah ... gak usah nangis deh, ntar make upnya luntur," pesan seorang wanita berusia dua puluhan itu kepada pengantin di hadapannya.

"Kak...." Adeeva mendongak, menatap kakak sepupunya yang sedang di peluknya.

"Hm?"

"Papah kok jahat banget sama gue? Apa papah udah gak sayang lagi sama gue?"

"Hussh kamu tuh ... Om Wira pasti sayang banget sama kamu. Dia nikahin kamu supaya kamu ada yang jaga. Kamu tahu kan, Papah kamu selalu sibuk kerja dan ninggalin kamu sendirian di rumah?"

"Tapi kak...."

"Ssst ... udah ah, kita temui suami kamu di bawah."

Mau tak mau, akhirnya Deeva pun pergi ke lantai bawah di mana acara ijab qobul dilaksanakan. Dilihatnya, seorang lelaki remaja yang sedang duduk menatapnya tanpa ekspresi. Mata mereka beradu pandang untuk beberapa saat sebelum Deeva mengalihkan pandangannya. Lelaki yang memakai jas hitam itu, kini telah sah menjadi suaminya.

"Ayo sayang, duduk sini," ucap seorang wanita paruh baya dengan ramah yang kini berstatus sebagai ibu mertuanya.

"Sekarang kalian tukar cincin ya."

Pasangan suami istri remaja itu pun saling bertukar cincin yang di mulai oleh sang suami yang memakaikan cincin kepada istrinya.

Setelah semuanya selesai, keduanya di persilahkan untuk beristirahat.

"Hallo Bro ... widih selamat ya," ucap seorang lelaki remaja yang datang mendatangi kedua mempelai.

"Thanks Ril, makasih juga udah dateng," jawab Arga, sedangkan Adeeva hanya tersenyum canggung. Pasalnya, ia tak mengenal lelaki yang kini sedang berbicara dengan suaminya itu.

"Kenalin, gue Azril temen Gaga dari orok," ucapnya dengan tersenyum lebar sambil mengulurkan tangan pada Deeva yang tentu di sambut dengan baik.

"Adeeva...."

---

Siang pun berganti malam, kini keduanya telah berada di apartemen milik Arga. Setelah acara akad selesai yang hanya di hadiri oleh keluarga besar saja, Arga meminta izin kepada orang tuanya untuk tinggal di apartemen miliknya yang semula di tentang oleh sang ibu. Arga pikir, ia harus mandiri apalagi kini statusnya telah menjadi kepala rumah tangga.

Soal menafkahi istri dan anaknya kelak, Arga tak khawatir karena ia mempunyai sebuah Kafe yang di berikan ayahnya sebagai hadiah ulang tahun ke delapan belasnya beberapa bulan yang lalu. Meskipun memang hasilnya tak bisa di katakan besar juga kecil, tetapi cukuplah untuk membiayai keduanya dengan syarat mereka harus hidup dengan hemat.

"Lo bisa tidur di kamar sebelah," ucap Arga sambil berlalu ke kamar utama.

Deeva berdecak sebal, tetapi tak urung menuruti ucapan suaminya. Dilihatnya, sebuah kasur berukuran queen size, meja rias, serta satu buah lemari besar untuk pakaian. Setelah berkeliling mengamati ruangan yang kini akan menjadi tempat tidurnya, Deeva pun mendudukan dirinya di kasur.

Adeeva dan ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang