14

299K 14.5K 222
                                    

Adeeva terbangun dari tidurnya karena merasa sesak, ada sesuatu yang meliliti perutnya.

"Aduh!"

"Eughh.."

"Loh, suara siapa?" gumamnya.

"Aaaaaaaa...." Adeeva menjerit kala melihat suaminya yang tidur sambil memeluknya dari samping.

"Apa sih Deev, gue ngantuk."

Posisi Arga membuat Deeva tak nyaman, karena wajah Arga menghadap kepadanya, ah tepatnya pada lehernya. Sehingga ketika Arga bernapas, ia merasa kegelian.

"Aduh Ga, lepasin ini tangan lo dari perut gue!"

"Hm?"

Adeeva pun menyikut perut suaminya sehingga Arga terbangun sambil merintih. "Lo jahat banget sih!"

"Ih, habisnya lo tuh ngapain tidur di sini?"

"Gue ngantuk, udah malem ini."

"Loh kok...." Adeeva memandangi ruangan sekitar. "Kita di mana?" ucapnya dengan pelan saat menyadari kalau dirinya bukan sedang berada di kamar apartemennya.

"Hotel."

"Anj...."

"Masih di Kafe Deev," potong Arga sebelum istrinya berkata kasar. Sudah Arga bilang bukan, kalau refleks kata yang dikeluarkan istrinya itu sungguh tidak indah, sama sekali.

"Belum balik emang?"

"Gimana mau balik, elo nya aja susah gue bangunin."

"Jam berapa ini?"

"Noh liat."

"Busyet pukul satu? Bener?"

"Ya iyalah, gue baru tidur beberapa menit nih. Pusing deh kepala gue."

Adeeva menringis, merasa bersalah. "Maaf."

Arga hanya bergumam kemudian beranjak dari tempat tidur, ia akan pergi ke lantai bawah.

Adeeva terdiam kala merasakan....
"Shit!"

Dilihatnya tempat tidur yang sudah kotor. "Oh My God! Bagaimana bisa ini?"

Beberapa menit kemudian, Arga kembali sambil menenteng dua cangkir cokelat panas.

"Nih," ucapnya sambil menyodorkan satu cangkir kepada sang istri. Namun, istrinya hanya terdiam sambil tersenyum lebar.

"Kenapa?"

Adeeva menggaruk kepalanya. "Ini ... aduh gimana ngomongnya ya?"

Arga menaikan sebelah alisnya kala melihat istrinya yang kebingungan.

"Ini kasurnya...."

"Kenapa?"

"Kotor," ucap Deeva dengan pelan.

"Emangnya kenapa?"

Adeeva nyengir. "Bocor," jawabnya dengan nada yang sangat pelan hampir tak terdengar.

"Hah?" Arga tak mengerti maksud dari ucapan istrinya. "Apaan yang bocor? Gak ujan kok."

Adeeva berdecak. "Ish, nyebelin banget sih." Mau tak mau, dia beranjak dari duduknya. "Ngerti?"

Arga tersenyum geli. "Ya udahlah gak papa, udah telanjur juga."

"Ihh, Arga...."

"Apaan?"

"Gak enak."

"Terus maunya gimana?"

"Pulang."

Adeeva dan ArgaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ