Adeeva dan Arga, dua anak manusia yang terjebak dalam satu ikatan bernama pernikahan. Perjodohan, itulah yang menjadi awalnya. Sama sekali belum mengenal, tentu saja membuat keduanya merasa amat canggung. Apalagi setelahnya, mereka hidup di bawah at...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pembaca lama, udah baca ke berapa kalinya nih?😄
---
Adeeva dan kedua temannya yang sedang asyik dengan kegiatan masing-masing pun menghentikan aktivitasnya kala mendengar Rasi berteriak. Mereja menatap Rasi penuh penasaran
"Apaan sih Ras?" tanya Mira.
Rasi menunjuk layar ponsel yang ada di tangannya membuat ketiga temannya mendekat untuk melihat apa yang ada di ponselnya itu. Dilihatnya hanya foto sepasang kaki yang Deeva duga milik wanita dan pria yang memakai sepatu yang sama.
"Ye, kirain apaan," komentar Jihan dengan acuh, kembali ke tempat duduknya.
"Siapa sih?" tanya Deeva yang masih setia melihat ponsel Rasi.
"Makin hari makin so sweet sih mereka," ucap Mira dengan lebay.
"Emang siapa sih Mir?" tanya Deeva kembali.
"Ah ini, biasa Kak Chelsea sama Bang Gaga," jawab Rasi yang langsung diangguki oleh Mira dengan semangat.
"Oh," respon Deeva dengan datar sambil kembali membuka novel yang sedari tadi dipegangnya.
Tetapi tidak dengan tangannya, karena dia mengepalkan tangannya sekuat tenaga. Entahlah ... kenapa ia harus marah, hanya karena hal sepele seperti ini.
Deeva menghela napas, kemudian kembali membaca novel yang telah dibukanya.
"Lebay deh lo Ras," komentar Jihan.
"Ishh, ini so sweet parah tau!"
---
Adeeva yang sedang membereskan alat tulisnya berdecak kesal kala handphonenya terus bergetar. Ada panggilan masuk dari nomor yang sama sejak beberapa menit yang lalu. Setelah ia membereskan semuanya, ia pun pamit kepada teman-temannya untuk pulang duluan.
Adeeva berjalan setengah berlari untuk pergi ke gerbang sekolah. Ia celingukan sendiri kala tak menemukan mobil suaminya. Ia berdecak pelan kemudian merogoh handphonenya. Ketika ia akan menelpon sang suami, ternyata Arga sudah menelponnya terlebih dahulu.
