26

288K 17.7K 341
                                    

Klik bintang di pojok sebelah kiri kuy=))
Jangan bosen buat rusuhin Arga ya!

---

Begitu masuk ke dalam kelas, Jihan langsung memberondongi Deeva dengan beberapa pertanyaan yang membuat Adeeva malah terbahak. "Aih, akhirnya ... gue bisa lihat Jihan yang cerewet di dunia nyata," ucapnya masih dengan tertawa.

"Just for you," balas Jihan yang kemudian duduk di kursinya. Kebetulan dua teman yang lainnya belum datang, sehingga mereka bisa berbicara dengan bebas.

"Gue shock banget pas lihat bekas chatan lo sama Arga kemaren."

Jihan tertawa. "Ah si bego itu, kenapa malah dikasih liat istrinya."

"Anjir! Apa lo bilang? Gue ... gue gak salah denger kan?"

Sontak, Jihan menutup mulutnya. "Ish, keceplosan lagi."

Deeva mendengkus. "Arga lagi kan?" tanyanya dengan pandangan menyipit.

"Lo tahu jawabannya," jawab Jihan dengan santai.

"Aih, tuh orang emang."

Jihan tertawa. "Dosa ye lu, ngatain suami."

Baru saja Deeva akan membuka mulutnya, suara gaduh yang berasal dari luar kelas membuatnya mengurungkan niatnya. Dia menoleh ke arah Jihan seakan bertanya ada apa, yang direspon hanya mengangkat bahu acuh.

"Baru kelas sepuluh aja udah songong! Pengen gue injak tuh mulut." Terdengar suara makian Rasi membuat keduanya memutar bola mata.

"Udahlah Ras, dia kan gak sengaja juga." Kali ini, terdengar suara Mira yang sedang menenangkan Rasi.

"Gak, enak aja. Ini seragam gue basah gilaaa! Huaaaaa liat aja deh nanti, gue bakalan bales tuh bocah."

"Kenapa sih, masih pagi udah ribut aja?" tanya Adeeva begitu Mira dan Rasi sudah berada di hadapannya.

"Tauk ah, bete!" jawab Rasi sambil berlalu, kemudian duduk di bangkunya masih dengan tangan mengelap lengan seragamnya yang basah oleh tisu.

"Kenapa sih Mir?"

"Ha? Oh ... gak sengaja tadi Rasi nabrak gitu."

"Heh! Bukan gue yang nabrak ya!!" Rasi membela dirinya, tak ingin disalahkan. Padahal jelas-jelas dirinya yang bersalah karena berlari-lari, hingga menyenggol siswi kelas sepuluh yang sedang menenteng secangkir cokelat panas yang berjalan di depannya. Alhasil, lengan Rasi tersiram, dan dia malah menyalahkan orang lain. Rasi memang sechildish itu.

Dengan pelan, Mira menjelaskan kronologisnya kepada Deeva dan Jihan. Kebetulan dia juga bersama Rasi waktu kejadian berlangsung.

"Ahhh, mana panas ini tangan gue," gerutu Rasi yang masih bisa terdengar oleh ketiganya.

Beberapa menit kemudian, Jihan yang sebelumnya keluar kelas pun kembali dengan obat untuk penyembuh luka siram air panas di tangannya. Mengangsurkannya kepada Rasi, tetapi dicegah oleh Deeva. Alhasil Deeva yang mengobati luka yang ada di lengan Rasi. Beruntungnya, karena air cokelat panas yang terkena lengan Rasi hanya sedikit.

"Ahhh, sakit!"

"Gimana, mau pulang aja?" tanya Adeeva yang masih dengan sabar mengobati luka di lengan Rasi.

"Maunya, cuma kan nanti siang ulangan harian matematika."

"Ya udah, kalo gitu jangan lebay," ucap Jihan membuat Rasi mengerucutkan bibirnya. "Lo gak tahu sih rasanya."

"Sssst! Udah udah." Deeva berusaha melerai kedua temannya.

---

Adeeva merogoh saku rok seragamnya kala handphonenya bergetar.

Adeeva dan ArgaOn viuen les histories. Descobreix ara