24

279K 14.1K 621
                                    

NOVEL ADEEVA DAN ARGA READY STOK DI SHOPEE : EKA.PERTIWI29

HARGA : 90K FREE RANDOM GIFT

Esok harinya, Adeeva sudah masuk sekolah kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Esok harinya, Adeeva sudah masuk sekolah kembali. Syukurnya, karena nyeri haid yang dirasakannya hanya terjadi beberapa jam saja.

Jihan yang melihat temannya baru keluar dari mobil pun berseru. "Deeva!"

Deeva mematung begitu mendengar suara familiar yang memanggilnya. Ia baru saja keluar dari mobil Arga. "Oh My God!" desahnya pelan. Dia membalikan badannya dengan pelan, sehingga ia bisa melihat Jihan yang melambaikan tangannya sambil tersenyum kepadanya.

"Udah sembuh?" tanya Jihan begitu Adeeva sudah sampai di depannya.

Deeva mengangguk. "Gue kalo sakit kan kagak lama."

"Makanya jangan makan pedes berlebihan," omel Jihan. Berteman dengan Deeva selama beberapa bulan membuatnya tahu kebiasaan temannya itu. Selalu sakit datang bulan, jika terlalu banyak memakan makanan pedas.

Adeeva terkikik geli. "Makan tanpa cabai itu hampa."

"Eh iya, kemarin ... si Arga nanyain lo," ucap Jihan dengan santai membuat Deeva membulatkan matanya. "APA?!"

"Aneh sih," gumam Jihan membuat Deeva kembali sadar. "Ha?"

"Ya, dia nanyain lo gitu. Padahal dia bukan tipe orang yang 'peduli' sama orang asing."

Adeeva mengerutkan keningnya. Ia merasa kalau Jihan sudah mengenal dekat sosok suaminya. Kira-kira ... apa hubungan keduanya ya?

"Lo ada hubungan apa sama Arga?" tanya Jihan tiba-tiba membuat Deeva terkaget sehingga ia menjatuhkan buku paket matematikanya yang sebelumnya ia pegang. "Eh?"

"Lo yang suka pulang pergi sama Arga, gue lihat lo yang dorong dia waktu di mini market, terus pertemuan kita itu ... ketemu di depan mini market, terus ... kapan ya?" Jihan diam, tampak berpikir. Sedangkan di tempatnya, Deeva sudah cemas. Ia ketahuan! Ya, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.

Jihan menjentikan jarinya. "Barusan! Gue lihat lo keluar dari mobil dia."

"Jadi, apa hubungan kalian?"

Deeva menutupi wajahnya yang sudah pucat pasi dengan kedua tangannya. "Ntar, ntar ... gue jelasin," ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Jihan yang sedang menahan tawa. Deeva kalau sedang panik memang selalu begitu, menghindar. Jihan mengangkat bahunya acuh, kembali melangkahkan kakinya menuju kelas tercinta.

Selama di kelas, sebisa mungkin Deeva menghindari Jihan. Tidak! Ia tidak siap untuk bercerita sekarang.

Bagaimana kalau teman-temannya tahu?

Bagaimana kalau warga sekolah tahu?

Bagaimana kalau respon mereka buruk?

Bagaimana kalau....?

Adeeva dan ArgaWhere stories live. Discover now