CHAPTER 2

22 2 1
                                    

JADIAN

Cinta membuka kafe bersama orang tuanya, setelah itu Cinta bergegas masuk ke kampusnya. Sementara itu Pandu juga sedang menuju keruangan tempatnya mengajar, Pandu dan Cinta berpapasan, Cinta dan Pandu saling tersenyum, hati Pandu bergetar, sungguh Pandu menyukai gadis ini....

"Cinta.."

"Slamat pagi,Pak," jawab Cinta, mereka segera masuk ruangan.

Selama kuliah Pandu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Cinta, Pandu berusaha keras mengendalikan diri, sambil menerangkan mata kuliah pada mahasiswanya.

"Ciee... Dosennya curi pandang terus nih!"bisik Klara pada Cinta. "Dia jatuh cinta sama Lo, gue yakin!"

"Apa sih, diam ah!" kata Cinta, mukanya merah.

"Lo juga suka dia kan?!" kata Klara, bibirnya tersenyum, tapi getir. Klara berusaha menyembunyikan kesedihannya pada Cinta. Seakan dia sudah terbiasa menerima kenyataan bahwa semua lelaki sudah pasti memilih Cinta daripada dirinya.

Kuliah bubar, Cinta bergegas ke perpustakaan, ada buku yang harus dicarinya, sekilas Pandu melihat Cinta masuk perpustakaan, Pandu mengikutinya. Cinta sedang sibuk mencari sebuah buku.

"Hallo Cinta, sedang cari apa?" Pandu menebar senyum menawannya.

"Eh, Bapak?!" Cinta agak kaget. Mereka tersenyum, Pandu dan Cinta seperti salah tingkah.

"Dapat bukunya?" tanya Pandu. Cinta menunjukkan buku ekonomi yang sudah didapatnya. Pandu tersenyum menatap Cinta, pandangan matanya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sangat tertarik pada Cinta, atau sebenarnya Pandu memang ingin Cinta tau perasaannya. Cinta jadi salah tingkah.

"Permisi Pak, aku duluan," kata Cinta dengan sopan.

"Eh iya, iya," Pandu memandang Cinta dengan mata berbinar.

Cinta meninggalkan perpustakaan, dan langsung menuju kafe untuk membantu orang tuanya berjualan. Di kafe sudah banyak mahasiswa dan juga beberap Dosen yang mau makn siang, Cinta segera membantu ibunya.

"Ya ampun Cinta, kamu ngelayap kemana dulu? Lama banget! nih, anterin kemeja sana!" perintah Yunita jutek. Cinta yang sudah biasa mendengarkan omelan ibunya itu segera mengantarkan pesanan pelanggan itu.

Hari sudah siang, Pandu mencoba mencari tempat makan siang, setelah mampir sejenak diruangannya. Pandu pergi ke kafe kampus. Sungguh Pandu tak menyangka akan melihat Cinta. Pandu terkejut, tapi sangat senang. Cinta berjalan ke meja Pandu.

"Aha! ini benar-benar hebat! dia disini...!" Pandu bersorak girang dalam hati.

"Cinta, kamu kerja disini?"

"Iya pak, bantu-bantu Ibu sama Ayah. Itu Ibu sama Ayah saya," Cinta menunjuk ayah ibunya, ayah Cinta tersenyum pada Pandu.

*******

Di sebuah kafe Bima sedang makan siang dengan seorang wanita cantik, yang sangat menarik, Rania. Mereka terlihat sangat mesra layaknya sepasang kekasih.

Tiba-tiba seorang wanita yang tak kalah cantik masuk ke kafe itu, Ranty sangat terkejut melihat Bima sedang bersama seorang wanita cantik yang terlihat mesra dengan Bima. Dengan hati panas dan cemburu, Ranty menghampiri Bima, Bima kaget bukan kepalang.

"Mas..!! Jadi gini? siapa dia?" tanya Ranty, sambil menunjuk Rania dengan marah. Membuat Rania jadi ikut panas, dan mulai marah, Bima gelagapan.

"Kamu yang siapa, datang-datang langsung ngamuk, orang gila!" kata Rania.

"Kamu yang gila, dasar kurang ajar, tukang ganggu pacar orang!" semprot Ranty.

CINTAWhere stories live. Discover now