CHAPTER 3

30 2 0
                                    

KLARA termenung sambil memeluk lutut, dikamarnya. Terbayang saat melihat Cinta bersama Pandu yang terlihat dekat. Klara dapat merasakan bahwa ada sesuatu diantara Pandu dan Cinta. Klara merasa hatinya tak enak, ada rasa tidak rela dan cemburu yang membuatnya jadi sedih.

"Sepertinya mereka sudah jadian..." kata Klara lirih, matanya berkaca-kaca.


Suasana heboh dan seru terdengar diruang keluarga rumah Fay. Dia  sedang bermain PS bersama Dody, kadang mereka juga berteriak dan tertawa keras. Sepertinya mereka sedang bertanding yang sangat seru. Sekali-kali Bima yang sedang sibuk dengan  laptopnya, ikut nimbrung tertawa dan memberi komentar.

Tiba-tiba hp Fay yang terletak di meja di depan Bima itu berbunyi, nama Niki tertulis di layarnya.

"Fay, telfon!" kata Bima, sambil memberikan hp itu pada Fay. Bukannya senang, wajah Fay malah terlihat bete mengetahui yang menelpon adalah Niki. Fay tidak suka permainannya dengan Dody terganggu. Bima mencoba menggantikan Fay bermain bersama Dody, Dody tersenyum senang, karna sudah pasti dia akan menang melawan Bima.

"Hallo!"

"Hallo beib lagi ngapain? keluar yuk, jemput aku ya!" kata Niki dari seberang telpon. Walau Fay sebenarnya keberatan, tapi dia setuju juga.

"Oke, tunggu aja!" kata Fay akhirnya.

Fay pergi ke kamarnya untuk bersiap pergi menemui Niki, Bima dan Dody saling pandang tersenyum. Mereka sepertinya sudah paham kalau Fay mau pergi kencan, lalu mereka melanjutkan permainannya. Tak lama, Fay turun siap untuk pergi.

"Aku pergi!"

Niki sudah menunggu Fay di depan apartemennya yang cukup mewah. Sebagai artis yang cukup punya nama di Indonesia, tentu Saja Niki mampu mendapatkan apartemen yang cukup mewah, apalagi saat itu Fay membantu melunasi pembayaran apartemen itu.

Tak lama kemudian Fay datang, dan berhenti didepan Niki, Niki langsung masuk, dengan hati berbunga-bunga.

"Lama nunggunya?" sapa Fay.

"Gak juga," jawab Niki, sambil cipika-cipiki sama Fay. Fay menjalankan mobilnya.

Niki dan Fay, makan malam di sebuah kafe. Niki tampak mesra dengan Fay, mereka memesan minuman dan makanan, beberapa wartawan mengawasi mereka. Selesai makan, Fay dan Niki keluar dari kafe, tiba-tiba beberapa wartawan langsung mencegatnya. Akhirnya Fay dan Niki terlibat wawancara dengan wartawan-wartawan itu. Fay terlihat bete, dia sebenarnya tidak suka di tanya-tanya wartawan, sementara Niki justru bangga dan bahagia...

Pagi, seperti biasa Cinta sibuk bebenah di dapur bersama ibunya, menyiapkan jualan yang akan mereka bawa ke kafe. Ayah Cinta keluar dari kamar dengan pakain rapi siap untuk beraktifitas. Pak Lukman duduk dimeja makan sambil sesekali melirik ke tv, yang sedang menayangkan acara infotainment kesukaan Marisa.

"Ayah, jangan ganti canel ya!" kata Marisa pada suaminya, sambil meletakkan teh di depan pak Lukman.

"Iya," Lukman terpaksa mengalah, Marisa sesekali melihat ke tv sambil sibuk mondar mandir ke dapur.

"Fala, cepat dong, nanti terlambat ke sekolahnya!" teriak Cinta pada adiknya.

"Oke kakak cantikku!" jawab Fala dari dalam kamarnya. Fala segera keluar, mendekati Cinta, lalu menarik hidung kakaknya yang mancung itu.

"Sakit tau!" keluh Cinta, lalu balas mecubit adiknya.

"Hai... hai! kalian ini, ayo sarapan dulu sini!" tegur Marisa.

Mereka semua duduk di meja makan menikamati sarapan pagi. Di tv sedang ditayangkan berita wawancara Fay dan Niki, Marisa terlihat menyimak dengan antusias. Sesekali Cinta melirik ke tv,tapi dia tak terlalu peduli.

CINTAWhere stories live. Discover now