CHAPTER 16

5 0 0
                                    

"Mereka bahagia banget, ya?! aku iri sama mereka. 'menikah!' kedengarannya bagus, kan?"

"Apa pun bisa sayang, asal kamu bilang 'iya' maka semua akan mudah!"

Ini malam Minggu, Pandu menjemput Cinta ke rumahnya, mereka akan pergi makan malam. Pandu terlihat gagah memakai kemeja panjang warna biru langit, membalut tubuh atletisnya. Senyum Pandu sumringah melihat Cinta yang begitu cantik, memakai atasan model sederhana lengan panjang, dipadu rok lipat selutut, hingga kakinya yang indah dengan sepatu setengah boot, terlihat sempurna. Pandu dan Cinta pamit sama ayah dan ibu Cinta, setelah itu mereka pun pergi.

"Kita kemana?" tanya Cinta di perjalanan.

"Mmm kemana ya? Kamu suka ke mana?"

"Gak tau," kata Cinta, mereka saling tersenyum. Pandu mengusap kepala Cinta seperti yang selalu dilakukannya. "Oya, ayah, ibu, mau ngundang om dan tante makan malam di rumah!"

"Waah... beneran? aku senang mendengarnya. Itu bagus, kan?" Pandu sangat senang, itu berarti hubungan mereka sudah serius.

"Tolong sampaikan sama om dan tante, ya! Vania juga."

"Ya sayang...! makasi ya, aku senang banget, keluarga kamu mau mengundang keluarga aku." Pandu memegang kepala Cinta lagi.

"Ngg... berantakan rambut aku," kata Cinta manja, dia mengangkat tangan Pandu dari kepalanya, sekalian saja, Pandu terus memegang tangan Cinta sambil tertawa bahagia.

"Kamu tau gak? malam itu waktu aku ke rumahmu malam-malam, aku sangat takut...!"

"Ya, itu terlihat jelas! Hahah..."

"Hai! kamu nakal ya, jangan coba-coba mempermainkan aku lagi, ya!" Pandu memegang pipi Cinta gemes, sampai bibirnya jadi monyong.

"Nyetir liat ke depan, pak dosen!" kata Cinta, karna Pandu seperti lupa kalau dia sedang menyetir.

Pandu dan Cinta sampai di sebuah kafe, mereka masuk ke kafe yang suasannya romantis itu. Tiba-tiba Pandu berpapasan dengan Dika dan pacarnya, Dika adalah teman yang cukup dekat semasa kuliah dulu. Tapi sejak tamat kuliah, mereka jarang sekali bertemu karna kesibukan masing-masing. Mereka saling terkejut dan senang.

"Pandu..."

"Dika!" mereka berpelukan, lau saling memperkenalkan pacar masing-masing.

"Ini Cinta, pacar aku!" kata Pandu bangga. Dika tersenyum sambil mengerling menggoda.

"Dan ini Dara, tunangan aku!" kata Dika seakan tak mau kalah. Mereka tertawa, Cinta dan Dara saling berkenalan.

"Yok kita duduk lagi!" ajak Pandu, mereka mencari tempat duduk untuk mereka berempat.

"Lama gak ketemu ya, Bro? bisnis apa sekarang?" tanya Pandu.

"Bisnis kecil-kecilan aja sama papa. Kalau lo jadi dosen teladan, ya?!"

"Kok tau?"

"Ya tau dong, lo kan ngetop! Tapi sekarang sombong gak peduli teman!"

"Ah gaklah Bro!"

"Oya, kebetulan banget nih kita ketemu, kami mau mengundang kalian ke pernikahan kami," kata Dika sambil menggenggam tangan pacarnya.

"Datang ya, Cinta?" kata Dara.

"InshaaAllah," kata Cinta sambil memandang Pandu.

"Waw... keren, men! kapan?" tanya Pandu antusias dan ikut bahagia.

"Dua minggu lagi. Sebenarnya undangannya sudah ada di rumah, alamat lo masih sama,kan?"

"Masih."

CINTAWhere stories live. Discover now