CHAPTER 5

13 2 0
                                    

SEDANG MENJALANI
       PROSEDUR PACARAN

    Pandu dan Vania menemani mamanya berbelanja di sebuah supermarket, mereka terilhat senang dan bahagia. Pandu sangat sayang sama mamanya, mereka juga sangat dekat. Pandu membawa belanjaan mamanya yang sudah memenuhi keranjang.

    "Berat ya, Nak?" tanya Tami

    "Gak Ma. Apa lagi, Ma?"

"Sayuran. Yok!" Mereka pergi ke tempat sayuran. Tami dan Vania memilih sayuran yang mereka butuhkan.

"Gimana Cinta? Kapan dia ke rumah?" tanya Tami sambil memasukkan brokoli ke dalam keranjang yang ditenteng Pandu

    "Dalam waktu dekat Ma,tenang aja!" Pandu tersenyum senang.

    "Seperti apa kak Cinta itu, Kak?"

    "Wanita baik, cantik, sempurna...!"

    "Cie cie..." ledek Vania melihat Pandu yan g berbunga-bunga. "Kakak gak malu belanja seperti ibu-ibu?"

    "Ya gaklah, masak malu, kamu ada-ada aja deh."

    "Hehe..."

    "Kakakmu ini laki-laki baik, nanti Cinta akan beruntung jadi istrinya. Kaki-laki yang sayang sama mamanya, juga akan sayang dan menghormati istrinya.

"Mama bisa aja."

"Waaw! haha. Kak CINTA itu suka masak juga gak, Kak?"

"Iya dong, dia itu wanita sejati!" kata Pandu, bangga. Tami dan Vania saling tersenyum melihat Pandu yang sumringah.

    Fay turun dari mobilnya bersama seorang cewek cantik di sebuah tempat parkir sebuah gedung, mereka terlihat mesra. Beberapa meter dari mobil Fay, Niki berdiri terpaku melihat Fay menggandeng cewek lain. Hati Niki serasa hancur, ingin ngamuk dan menjambak wanita itu, tapi Niki tak berani. Niki takut Fay akan membela wanita itu dibanding dirinya, Niki tak ingin ribut saat menyakitkan ini, karna dia sedang bersama kakak lelakinya yang sedang datang ke Jakarta. Sebenarnya naluri Niki selalu merasa bahwa dia bukanlah satu-satunya wanita dalam hidup Fay, dan di luar sana, itu adalah rahasia umum. Tapi ini adalah pertama kalinya Niki melihat langsung Fay bersama wanita lain. Niki segera masuk mobilnya, kakaknya yang sudah duduk di bangku stir heran melihat wajah Niki  yang berubah sedih.

    "Ada apa?"

    "Gak papa." jawab Niki sambil tersenyum, setelah itu, dia memalingkan mukanya dari kakaknya.

Susah payah Niki menahan tangis, untung malam, jadi kakaknya tidak melihat airmatanya yang tak bisa ditahan. Niki tak mau kakaknya tau tentang kelakuan Fay, karna Niki tak ingin kakaknya membenci Fay yang sangat dicintainya walau Fay bukanlah pacar yang setia.

Niki berusaha menenangkan diri, dia berfikir apa yang harus dilakukannya? Niki belum pernah membantah Fay, tidak pernah mengeluh walau hanya dia yang menjaga dan memelihara hubungan mereka. Justru karna Fay tak ikut memelihara hubungan mereka, membuat Niki harus hati-hati mengambil sikap supaya hubungan yang rapuh itu, tetap bertahan.

Fay sampai di apartemen Niki, karna Niki memintanya datang. Fay datang tampa rasa bersalah, dia memang sudah beberapa hari tidak menemui Niki. Fay berfikir mungkin Niki merindukan dan menginginkannya. Tapi Niki tak menyambutnya dengan pelukan dan ciuman seperti biasa, wajah Niki sedih dan kecewa.

"Ada apa?" tanya Fay

    "Aku melihatmu semalam! Siapa dia?" tanya Niki, cemburu. FAY agak terkejut, dia sadar ternyata Niki melihatnya semalam. Jadi tak ada gunanya berbohong.

    "Semalam? oh itu, itu teman," jawab Fay dengan tenagnya. Fay samasekali tidak mencemaskan perasaan Niki.

    "Teman? teman semesra itu? aku melihatmu dengan mata kepalaku!"

CINTAWhere stories live. Discover now