sing to her even if he can't sing

378 65 56
                                    

sinbi sibuk bertelepon ria bersama moonbin; kekasihnya. eunseo pun sedang melakukan face time dengan jaemin; salah seorang adik tingkatnya yang menyukai eunseo secara terang-terangan, sementara dahyun hanya berbaring di atas tempat tidur, menjelajahi lini masa salah satu media sosialnya sembari menunggu hanbin membalas pesan obrolannya. nyaris tiga puluh menit, tetapi hanbin tak lagi membalas apa pun, membuat dahyun mendesah panjang.

“nape, day?” tanya sinbi di sela berbicara dengan moonbin.

“ciaaaaa pasti nungguin chat dari hanbin, tuuuh!” timpal eunseo, iseng. gadis bermata bulat itu tertawa, lalu di seberang sambungan sana, jaemin ikut tertawa setelah mendengar ucapan gadis pujaannya tersebut.

dahyun mengerucutkan bibir, beralih duduk tegak di tempat tidurnya dan memandangi dua teman seindekosnya itu kesal. “nggak usah berisik deh, lo pada!” gerutunya.

sinbi dan eunseo semakin gencar meledek dahyun, sehingga dahyun dengan cepat melemparkan dua bantal miliknya ke arah mereka berdua. “berisik anjeng!” bentaknya.

“widiiih pacarnya bang hanbin galak juga, ternyata!” kata jaemin, terdengar jelas oleh dahyun; karena eunseo melakukan face time-nya tanpa menggunakan earphone.

“jaemin apaan sih lo pake ikut-ikutan ngeledekkin gue segala?!” sungut dahyun, tetapi jaemin sama sekali tidak merasa takut, justru semakin tertawa puas.

amarah dahyun memuncak sewaktu ia melihat hanbin melakukan video call kepadanya. tidak dapat dipungkiri, dahyun merasa curiga hanbin melakukan sesuatu seperti berinteraksi dengan perempuan lain di belakangnya, selagi kekasihnya itu tidak membalas pesannya tiga puluh menit lalu.

“lo dari mana aja sih? kok chat gue lama dibalesnya?!” dahyun tahu-tahu menyemburkan lahar amarahnya pada hanbin. tidak peduli dengan keadaan rambut cokelat gadis itu yang sedikit berantakan sehabis berbaring di tempat tidur. wajah garang si gadis, berikut sepasang alisnya yang ditekuk dalam-dalam, membuat hanbin mengerjap beberapa kali.

“marah, day?” tanya hanbin tidak mengerti.

“iya, hanbeaaaan! si nyai marah besar, nih, gegara elo ngebales chat-nya lama benerrr!” eunseo mendadak menimpali seraya menunjukkan wajahnya di layar ponsel dahyun.

“oooooh!” hanbin tidak lagi merasa keheranan. dia memperlihatkan wajah tengilnya yang membuat dahyun makin emosi saja.

“ke mana aja, sih, bin?” dahyun masih mempertahankan nada ketusnya.

“itu tadi aku pergi keluar dulu anter si june beli rokok, sekalian pergi ke warkop buat beli kopi sama gorengan. hape aku baterainya udah abis banget terus keburu mati pas mau bales chat kamu, makanya aku cas dulu sementara aku pergi keluar. maaf, ya.”

“alah upiiiiit!” teriak sinbi, mengompori.

“aduh buset, sinbi, serius gua!” hanbin menanggapi ucapan sinbi, meski ia tidak bisa melihat di mana keberadaan teman seindekos kekasihnya itu.

karena hanbin masih menemukan ekspresi dahyun yang tidak bersahabat, maka hanbin berinisiatif mengambil gitar milik june yang disimpan di samping meja belajarnya, mengatur posisi ponselnya di atas meja sedemikian pas, lalu mulai memetik asal senar gitar di pangkuannya dengan kepala tertunduk.

“ngapain?” tanya dahyun, terkejut melihat hanbin yang memegang gitar.

“mau nyanyi buat kamu,” jawab hanbin sederhana. hanbin memang pandai memainkan alat musik itu, tetapi untuk urusan bernyanyi, hanbin tidak bisa melakukannya. “biar kamu nggak marah lagi. hehe.”

“woiii, eunseoooo! si hanbin mau nyanyi neeh buat dahyun! buruan ke sini!” pekik sinbi yang baru saja mengakhiri teleponnya.

sinbi dan eunseo bergegas mendekati dahyun, dan keberadaan dua teman dahyun itu membikin hanbin sedikit panik.

kim hanbin | ft. kim dahyunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon