hold her hand while driving

278 57 84
                                    

“dahyuuuuun! ada hanbin, niiiih!” teriak eunseo di saat dahyun baru saja selesai menggunakan kamar mandi. teriakan menggelegar eunseo tentu saja tertangkap jelas di indra pendengar dahyun.

“suruh masuk, seooo!” dahyun turut menyuarakan teriakannya, sebelum masuk ke dalam kamar.

eunseo yang mendengar ucapan dahyun malah mengudarakan candaannya pada hanbin yang baru turun dari mobilnya. “eh, bin, kata dahyun lo balik lagi aja. dahyun males keluar.”

sinbi tidak kuasa menahan tawa kala melihat ekspresi kebingungan hanbin.

“dahyun-nya mana?” tanya hanbin, celingukan ke dalam indekos dahyun yang pintunya terbuka lebar.

“dahyun mah mau keluarnya sama chanwoo,” tanggap sinbi semakin senang mengerjai kekasih temannya itu.

“sinbi anying jangan bercanda!” ancam hanbin. bukan merasa marah, dia justru yakin kalau sinbi dan eunseo hanya iseng saja kepadanya.

tawa kedua gadis tersebut seketika meledak. “biiiin, sumpah lo kudu lihat muka lo sendiri! asli minta diketawain banget!” tunjuk eunseo ke wajah hanbin.

benar, kan, dugaan hanbin?

lagi pula, mau mengajaknya bercanda atau tidak, hanbin akan tetap merasa cemas kalau-kalau gadisnya memang dekat-dekat dengan pemuda lain. terutama chanwoo serta wooseok yang notabene hanbin ketahui menyimpan perasaannya untuk dahyun.

sepertinya hanbin harus benar-benar menjaga gadisnya agar tidak direbut oleh pemuda mana pun.

“masuk, bin, masuk. jangan pundungan gitu! jelek, lo!” ledek sinbi, melambaikan tangannya meminta hanbin untuk masuk ke dalam indekos mereka.

kebetulan sore ini sinbi juga memiliki rencana untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya; moonbin. mumpung ini hari minggu. sinbi yang sudah rapi sedari tadi, pun dengan moonbin yang sudah sampai di depan indekosnya lantas berpamitan pada eunseo dan hanbin, sementara dahyun tidak sempat ia sapa lantaran gadis itu masih berada di dalam indekosnya; tengah memoleskan sedikit makeup di wajahnya.

“seo, lu nggak ada jalan-jalan gitu sama pacar lu?” ledek hanbin, ketika ia dan eunseo memasuki indekos selepas sinbi dan moonbin pergi.

eunseo langsung memasang ekspresi keruh. “nggak usah ngeledek gue bangsat!” gerutunya kesal.

hanbin dan dahyun kompak tertawa karenanya. sebenarnya eunseo ini bukanlah tipikal gadis yang sukar disukai lawan jenis, tetapi gadis itu tergolong sulit untuk melabuhkan hatinya pada pemuda mana pun yang berusaha mendekatinya. contohnya seperti kwon hyunbin, na jaemin, kim donghan dan kim donghyun yang sampai sekarang masih saja berjuang mendapatkan perhatian si gadis cantik itu.

dahyun yang tengah membenahi dirinya di kamar lantas bersuara, “seo, asli banyak banget yang demen sama lo, tapi kenapa nggak ada satu pun yang lo terima? lumayan, kan, lo jadi nggak kelihatan jones-jones amat.”

“bin, mulut cewek lo sadis bener!” eunseo memukul bahu hanbin yang duduk pada kursi sofa panjang di sampingnya.

“ya lagian lu nya sendiri yang sok-sokan menolak padahal sebenernya lu tuh...”

“sampissss!!!! mendingan gue keluar aja cari angin!” eunseo berdiri, berjalan dengan langkah dihentak-hentak keluar indekos, menyisakan tawa hanbin yang kembali mengudara, juga dahyun yang hanya bisa terkekeh kecil seraya menggeleng tak percaya.

dahyun selesai dengan acara berdandannya. ia berjingkat meninggalkan kamar, menghampiri hanbin yang juga bersiap untuk pergi bersama gadisnya.

barber shop dulu apa gimana?” tanya hanbin, menyusul dahyun keluar indekos.

barber shop aja dulu. nyari makan mah gampang. lagian aku ngerasa nggak nyaman banget lihat poni kamu yang nyolok-nyolok mata kamu terus,” kata dahyun, menyibakkan poni rambut hanbin yang memang sudah agak panjang akhir-akhir ini.

hari minggu ini rencana mereka yang paling utama tentunya pergi ke barber shop langganan ayah dahyun. yang memberi usulan ke sana tentu saja dahyun, sebab hanbin cenderung tidak peduli terhadap penampilannya sendiri.

meski alasannya begitu, hanbin tetaplah sosok yang selalu menjadi banyak perhatian orang; khususnya kaum perempuan. sehingga terkadang, dahyun harus menahan diri dari api cemburu yang membara melihat hanbin yang berdekatan dengan perempuan mana pun, tetapi jika gadis itu adalah kim jennie—teman satu kelas hanbin—yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya terhadap kekasihnya, perasaan cemburu itu muncul dengan mudah. sebab siapapun tahu, jennie merupakan tipikal gadis cantik yang banyak disukai kaum adam; dan dahyun khawatir hanbin juga menyukai gadis itu. aaahhh... rasa-rasanya pemikiran buruk itu sulit untuk dahyun tepis.

keduanya lekas memasuki mobil hanbin, setelah dahyun mengunci pintu indekos dan menyimpannya di bawah keset. pemuda itu melajukannya dengan kecepatan sedang, membiarkan mobilnya diisi percakapan ringan nan hangat bersama dahyun sambil sesekali mengudarakan tawa; suatu kebiasaan yang tidak akan pernah menghilang, mengingat hanbin dan dahyun tipikal orang yang punya banyak topik pembicaraan agar siapa pun yang berbicara dengan mereka tidak akan merasa canggung ketika orang-orang itu tidak mempunyai bahan obrolan lainnya.

perjalanan mereka belum terlalu jauh. hanbin yang menyetir secara tenang, mendadak menggenggam tangan dahyun dengan sebelah tangannya yang bebas, membuat gadis itu menoleh menatapnya.

“kenapa?” tanya dahyun, membiarkan hanbin mengusapi tangannya perlahan-lahan.

“nggak apa-apa. pengin pegang tangan kamu aja,” jawab hanbin ringan. dahyun akhirnya membiarkan hanbin menggenggam tangannya sembari menikmati usapan kecil yang hanbin berikan di punggung tangannya.

tiba di depan lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah, hanbin menghentikan laju mobil dan berhenti tepat di belakang sebuah truk bermuatan pasir. pemuda itu kemudian menarik rem tangannya, lalu menghadapkan tubuh atasnya pada dahyun, mencermati gadisnya; dengan tangan yang kembali saling bertautan sebelum tiba-tiba berkata, “day, semalam aku mimpiin kamu, lho.”

“hm?” dahyun yang merasa tertarik dengan perbincangan ini pun turut memosisikan tubuhnya ke arah hanbin. “mimpinya gimana?”

“aku mimpi kamu lagi main sama anak-anak kecil gitu di suatu tempat, kalian semua kompakan pake baju warna putih. kamu kelihatan cantiiik banget di situ, mana pas aku lihatin, ada salah satu dari anak-anak itu yang masangin mahkota bunga ke kepala kamu,” cerita hanbin, dilengkapi senyuman manis yang selalu saja mampu melelehkan hati dahyun.

“kamu nyamperin aku nggak?” tanya dahyun.

hanbin menggeleng. “aku nggak mau gangguin kamu. lagian kamu sama anak-anak itu asik banget mainnya. berasa kamu lagi main sama anak-anak kita di masa depan.” hanbin mengulas senyum lebar, sementara dahyun kontan tertawa kecil.

lampu merah sudah berganti menjadi hijau. hanbin kembali melajukan mobilnya mengarungi jalan raya sore itu yang cukup ramai.

hanbin tetap menggenggam tangan dahyun, seraya ia mendengarkan tanggapan gadis itu, “mimpi kamu tentang aku tuh semuanya aneh-aneh, tahu nggak? waktu itu kamu bilang pernah mimpiin aku naik roller coaster sendirian. terus di lain hari, kamu cerita mimpiin aku lagi nanem pohon palem di belakang rumah kamu. dan sekarang, kamu cerita mimpiin aku lagi main sama anak-anak kecil.” dahyun menjeda kalimatnya karena tawa renyahnya yang mengudara. “nanti bakalan mimpiin aku tentang apa lagi?” candanya.

“hm... apa, ya?” hanbin berpura-pura berpikir. “mungkin mimpi nikah sama kamu?” sambungnya jenaka.

dahyun menutup matanya dengan sebelah tangannya yang bebas. tawanya mengudara lagi. “iya, iya, terserah kamu ajaaa,” tanggap gadis itu. tak lama setelahnya ia menyandarkan kepalanya di bahu tegap hanbin; tanpa melepaskan genggaman tangan mereka, selagi hanbin mengecup kepala gadisnya itu sepintas.

pembicaraan pun terhenti sesaat, sampai dahyun kembali memulai percakapan mereka, “eh, tapi, bin, kemarin aku juga mimpiin kamu. aku mau cerita, cuma lupa. baru keingetan sekarang pas kamu bahas mimpi.”

“oh, ya?” hanbin tampak sama antusiasnya dengan kim dahyun. “mimpiinnya gimana?”

dahyun mendongak dengan posisi tetap bersandar di bahu hanbin, memerhatikan rahang kekasihnya dan mengulum senyum. “aku mimpiin kamu udah jadi ayah dan lagi ngegendong bayi kita.”

kim hanbin | ft. kim dahyunWhere stories live. Discover now