talk all tired and sleepy

285 55 43
                                    

acara amal yang dilakukan oleh fakultas hanbin, diselenggarakan hari ini. sementara hanbin tengah menunaikan acara tersebut di salah satu panti asuhan sederhana, dahyun tengah disibukkan dengan presentasi berlanjut merevisi makalah yang sudah ia kerjakan bersama tiga orang anggota kelompoknya; salah duanya adalah eunseo dan sinbi.

hal itu tentu saja membuat dahyun dan hanbin tidak bisa bertemu selama seharian ini. meski begitu, keduanya tetap saling memberikan semangat di antara kesibukan mereka yang sama-sama padat.

dahyun, eunseo serta sinbi baru saja pulang dari kampus setelah matahari terbenam sempurna. wajah mereka dihiasi lelah luar biasa, tubuh mereka pun terasa pegal-pegal. mengerjakan revisian tugas kelompoknya selama berjam-jam sebelum dikumpulkan kepada dosen yang bersangkutan membuat energi berkurang drastis. dosen yang selalu menginginkan kesempurnaan itu tentu saja tidak mau membuat mahasiswanya berleha-leha selepas presentasi mereka dilakukan. karena kegiatan presentasi, tahap revisi berujung pengumpulan makalah harus dilaksanakan pada hari yang sama.

“gue bikin teh manis deh, ya?” usul eunseo, meletakkan tas sampirnya secara sembarang di kursi sofa sebelum ia membuatkan tiga cangkir teh manis untuk mereka.

“gilaaaa rese banget sih, si pak bram! belom aja gue kasih kopi sianida,” keluh sinbi, bersandar sepenuhnya pada sofa panjang; posisi yang serupa dengan dahyun.

“kenapa nggak sekalian aja lo kasih racun tikus ke kopinya?” dahyun menanggapi keluhan sekaligus candaan sahabatnya.

“ah anjing kalau ngeracunin orang nggak bikin gue kena ancaman penjara, udah gue lakuin dari zaman mana!” gerutu sinbi, bertepatan dengan eunseo yang datang kepada mereka berdua sembari membawa nampan berisi tiga cangkir teh panas buatannya.

“berasa babu nih gue anjeng!” eunseo mendadak menggerutu.

“laah pan elo sendiri yang nawarin?” dahyun tertawa, mengambil cangkirnya dan meminumnya sedikit-sedikit. “makasih tehnya, sayangku. enak, nih, ke perut.”

ketiganya menikmati sensasi hangat teh manis itu. begitu tenaga mereka mulai terkumpul separuhnya, mereka memutuskan untuk mandi secara bergantian, dengan dahyun yang memilih pergi mandi lebih dulu.

dahyun keluar dari kamar mandi dua puluh menit kemudian, berbalut handuk besar dari dada ke bawah. giliran eunseo yang memasuki kamar mandi. saat melintasi ruang tengah, dahyun menemukan sinbi terkapar di kursi sofa panjang. bibirnya setengah menganga, mengundang tawa kecil kim dahyun.

“sinbi tidur kagak ada cantik-cantiknya,” cibir dahyun sambil menahan tawa, meski ia yakin sinbi tidak akan mendengarnya.

dahyun mulai memakai pakaian tidurnya dan bersiap untuk menaiki tempat tidur, ketika di saat yang bersamaan hanbin meneleponnya. langsung saja gadis itu menerima sambungan telepon, menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lalu menyapa hanbin riang di antara rasa lelah yang melandanya, “halo, bin! gimana acaranya udah kelar?” dahyun langsung melontarkan pertanyaan untuk kekasihnya itu.

“halo, sayang.” hanbin tertawa ringan mendengar suara gadisnya. “udah. ini aku baru aja balik terus istirahat bentar sebelum nelepon kamu. asli badanku berasa remuk gini, tapi seru.”

suara hanbin begitu parau dan lemah, sehingga kadar kekhawatiran dahyun mulai mencuat ke permukaan. “terus kamu udah makan belum, bin?”

“udah. tadi aku makan sama anak-anak, sama dosen juga pas pulang dari panti.”

“syukur, deh. biasanya kalo kamu lagi sibuk begitu, kamu suka lupa makan terus lama-lama sakit.” dahyun mengerucutkan bibirnya secara tak sadar.

“ciee yang khawatir,” goda hanbin, mengundang tawa kecil gadisnya.

“malah dibercandain!” tukas dahyun, jenaka.

hening sesaat.

“day, kangen. pengin ketemu,” ujar hanbin, mengirim kehangatan ke dada dahyun.

“aku juga kangen, bin. seharian ini kita belom kontekan.” dahyun mendesah berat. “besok kita ketemu, ya? kamu free, kan?”

free. dapet dispen dua hari soalnya. yang seharinya buat istirahat. enak nggak tuh? hehe,” jawab hanbin. “iya, besok kita ketemu. sebenernya sekarang juga aku bisa aja ke indekos kamu. cuma sumpah, capek banget aku, day.”

“ya makanya kamu jangan ke sini. istirahat aja.”

pembicaraan mereka berlanjut tentang bagaimana aktivitas mereka seharian tadi. seperti dahyun yang menjelaskan kesalnya memiliki dosen seperti pak bram, memberi tahu hanbin betapa ia lelah terus mengerjakan revisi makalahnya bersama anggota kelompoknya berkali-kali, maupun hanbin yang menceritakan keseruannya saat di panti tadi sampai ia juga berujung merasa lelah kala malam hari menyapa dan tugas amalnya belum kunjung selesai.

“bin, kamu ngantuk, ya? istirahat...”

“nanti, ah. masih pengin dengerin suara kamu. asli, kangen, day,” potong hanbin, bersikeras.

dahyun tersenyum kecil. “aku juga kangeeeen huhuhu dasar bucin ish!”

“nggak apa-apa. aku juga bucin, kok.” hanbin terkekeh pada detik selanjutnya, lalu dahyun mengikutinya.

“day, nyanyi dong, buat aku,” pinta hanbin tanpa diduga.

“iiiiih apaaan!!!” dahyun membelalakkan matanya; terkejut. “nggak mau!”

“sekaliiii aja,” hanbin terdengar memelas, dan dahyun merasa gugup bukan main.

“aku nggak ada bakat nyanyi!” tukas dahyun.

“biariiin. ayo nyanyi dikiiit aja. ya? ya? biar aku bisa tidur nyenyak abis denger kamu nyanyi.”

dahyun sepertinya tidak punya pilihan. di lain sisi ia pun ingin menghibur kekasihnya yang sama-sama dilanda kelelahan. maka, dahyun pun mengiakan permintaan hanbin; setengah terpaksa.

“bin, serius kalo kamu ngetawain pas aku nyanyi, besok dan seterusnya aku nggak mau ketemu kamu,” ancam dahyun lebih dulu.

dan tidak butuh banyak waktu bagi hanbin untuk menyetujui ucapan gadisnya.

“ayo nyanyiii!” hanbin kegirangan sendirian.

dahyun memikirkan sebentar lagu apa yang bisa ia bawakan agar suaranya tidak terlalu buruk di telinga hanbin. lalu, dahyun mulai menyanyikannya diiringi perasaan gugup. sungguh, dahyun sama sekali tidak ada bakat bernyanyi; sama seperti hanbin. dan selama satu tahun usia berpacaran mereka, jarang sekali bagi mereka menyanyikan lagu sekadar untuk menghibur pasangan; sama seperti yang dahyun lakukan saat ini.

dahyun hanya menyanyikan bagian reff saja, itupun dengan terburu-buru karena ia tidak mau hanbin menertawakannya. namun, setelah dahyun berhenti bernyanyi, ia tidak mendengar sahutan apa pun dari seberang telepon.

“bin? halo, bin?”

hening.

apa mungkin kim hanbin sudah tidur? sepertinya begitu.

dahyun mendadak ingin menghampiri kekasihnya dan memberinya pelukan terhangat yang ia punya. hanbin pasti benar-benar lelah hingga tatkala mereka masih dalam sambungan telepon, hanbin sudah pergi tidur lebih dulu.

nice dream, hanbin,” kata dahyun, sebelum ia mematikan teleponnya, lantas bersiap untuk menyambangi alam mimpi.

kim hanbin | ft. kim dahyunWo Geschichten leben. Entdecke jetzt