give her a nickname

214 49 67
                                    

“maaf lama nungguin. tadi perutku mendadak nggak enak banget, gara-gara semalem abis makan rujak mangga sama sinbi dan eunseo,” beri tahu dahyun, begitu ia menduduki kursi penumpang di samping hanbin yang sudah menggenggam roda kemudi dengan sebelah tangan, sementara tangan yang lain ia gunakan untuk merapikan anakan rambut dahyun yang tak terbawa cepolan tingginya.

“nggak apa-apa, nggak usah buru-buru juga,” sahut hanbin, menenangkan. “tapi emangnya kamu bikin bumbu rujaknya segimana pedesnya, sih?” tanyanya penasaran.

“tahu tuh, si eunseo pokoknya yang bikin bumbu. kalo aku sibuk ngupasin sama motongin buahnya bareng sinbi,” jawab dahyun sambil mengerucutkan bibirnya. lalu tangannya mengusap-usap perutnya yang masih terasa sakit. “sumpah, ya, tahu gini aku mungkin nggak bakalan ikut makanin rujak sama mereka!”

tawa hanbin pecah, memenuhi seisi mobilnya yang belum dilajukan. “kasihan, deh,” ledeknya kemudian.

dahyun berdecak sebal. “ya udah, jadinya mau makan di mana?” ia lantas berusaha mengalihkan pembicaraan, agar hanbin tidak terus menerus menertawainya seperti itu.

“hm... gimana kalo di rumah makan pak didi aja?” usul hanbin, selepas tawanya berakhir.

dahyun akhirnya mengangguk menyetujui. selanjutnya hanbin mulai menyalakan mesin mobil dan melajukannya meninggalkan halaman indekos dahyun yang sepi, sebab kedua teman gadis itu juga sedang tidak ada di tempat. mungkin mereka sedang asyik menikmati waktu bersama orang-orang terkasih atau siapa pun itu.

*****

tempat makan yang mereka kunjungi rupanya tidak terlalu ramai. hanbin pun hanya melihat segelintir mahasiswa yang kerap kali ia jumpai di kampus sedang menikmati sepiring nasi dan lauknya sembari diselingi obrolan ringan.

kedatangan keduanya disambut ramah oleh pak didi; si pemilik tempat makan. apalagi, pak didi juga sudah cukup lama mengenal hanbin; si pelanggan yang sering datang kemari bersama beberapa teman di kampusnya.

“pak, pesen yang biasa aja, ya,” kata hanbin pada pak didi sembari membaca tampilan selembaran menu yang ditempel di kaca tempat makan. “eh, pak, yang ini menu baru, ya?” hanbin menunjuk satu menu yang baru kali ini ia lihat.

“iya, dek,” jawab si bapak ramah. “akhir-akhir ini, bapak mencoba membuat menu itu dan ternyata banyak juga yang memesan. jadilah bapak memasukkan ini ke dalam menu baru.”

sup tofu; si menu baru. dilihat dari tampilan gambar matangnya sepertinya enak. hanbin lantas menoleh pada dahyun yang sudah duduk di meja pelanggan.

“yang, mau sup tofu, nggak?” tanya pemuda itu lebih dulu.

pertanyaan itu serta merta menghentikan pergerakan pak didi yang hendak membuatkan pesanan biasa hanbin dan dahyun.

“menu baru, nih,” tambah hanbin, menyengir kecil.

“boleh, deh,” dahyun mengangguk menyetujuinya.

“ya udah, pak, saya jadinya mau sup tofu aja dua,” pesan hanbin kemudian.

pak didi mengiakannya dan mulai mengolah pesanan hanbin, selanjutnya pemuda itu berjingkat ke arah dahyun dan duduk di sampingnya yang sedang memainkan ponsel.

aplikasi instagram kini terpampang di layar ponsel dahyun. gadis itu pun mendapati satu unggahan terbaru dari eunseo yang saat ini sedang berada di rumah kerabatnya. dahyun tersenyum kecil melihat sosok eunseo yang dikelilingi sanak saudara kecilnya dalam foto tersebut, lantas memberinya tanda suka sebelum ia menyodorkan ponselnya kepada hanbin.

“bin, lihat deh. eunseo seru banget main sama saudara-saudaranya,” ujar gadis itu.

hanbin ikut menoreh senyum yang sama. “kamu juga mau ketemu saudara-saudara kamu?”

kim hanbin | ft. kim dahyunHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin