-Intermission-

3.4K 214 15
                                    

Disclaimer by Asagiri Kafka and Harukawa Sango



Kabar tentang beberapa pencuri di pinggiran kota mulai muncul seminggu lalu. Sudah kukatakan pada Akutagawa untuk memberi penjagaan lebih di gudang-gudang senjata dan dia melakukannya dengan baik. Seharusnya begitu. Tapi kenapa dua puluh menit lalu ada laporan masuk ke teleponku tentang toko onderdil kami yang dibobol pencuri?

"Itu jebakan," jawabnya ketika kutanya apa saja yang dia lakukan untuk melakukan pengamanan. "Aku memasang jebakan agar bisa menangkap pencurinya dimanapun dia beraksi lagi."

Aku menghela napas, duduk di sebelahnya. Bisa kurasakan lengannya menarikku bersandar di bahu, kemudian jemarinya menyisir helai perakku. "Pencurian kecil ini mengganggu," aduhku.

"Karena itu aku mau menangkapnya segera. Tenang saja." Dia membiarkan kepalaku mendarat di pahanya. Setia membelai lembut, ia melanjutkan, "saat pencurinya tertangkap kau bisa lakukan apapun."

"Tidak butuh, kau saja yang urus."

Dengan menutup mata, aku memutus arus percakapan. Akutagawa bukan orang yang banyak bicara. Dia akan diam jika bukan untuk menceramahi atau memarahiku. Ketika sudah mulai adu mulut, entah kenapa aku merasa harus menang walau harus mengeluarkan oktaf tertinggi. Walaupun demikian, aku sangat menyukai orang ini.

Perkataannya benar ketika keesokan hari, selesai sarapan, beberapa bawahannya membuka pintu dan menyerahkan orang yang dituduh sebagai pencuri.

"Dia sendiri?" Akutagawa memulai tanya jawabnya pada pasukan yang menangkap, sementara aku menyimak sembari memperhatikan pencuri itu.

Dia cantik.

Tubuhnya kecil dibalut jeans selutut dan kemeja coklat lusuh bertangan pendek. Di kulit putihnya ada luka gores dan lebam tanda perlawanan ketika ditangkap. Aku yakin saat ini aku berdiri tepat di depannya karena rasa penasaran akan wajah yang ditutupi helai-helai jingga.

Ketika ia mengangkat dagu, mata biru yang menyala memanggil kagumku. Aku merasakan dunia berhenti saat itu, seperti mendapat sebuah kutukan, seakan telah dijerat rantai penghukuman karena melihat matanya. Begitu gelap sekaligus indah. Menakutkan.

.
.
.
.
.

-tbc-

By : SeaglassNst
January, 27th 2020

Tu m'appartiensWhere stories live. Discover now