Ingatan 8.

22.9K 3.1K 1.3K
                                    

Ingatan 8

"Jangan tanya masa lalu kapan dia kembali lagi,

entar lo tungguin dia sampai lupa sama masa depan."

Ardan Dulu, Dulu

❀❀❀❀

RAVEL

Ketika Mas Dalan membawa gue ke dalam rumah, gue melihat ruang tengah kami penuh dengan parah orang tua. Jelas banyak yang mereka bicarakan dan semuanya didominasi soal perusahaan. Pertemuan yang akan lengkap didatangi oleh Papa dan kakak-adiknya -orang tua sepupu-sepupu gue. Kecuali Om Bhima dan Tante Nia, orang tuanya Divas yang udah lama mutusin buat putus hubungan dari keluarga besar kita.

Tapi ternyata Papa gak ada.

"Mas kan udah bilang sama kamu, balik dari Bandung, langsung pulang ke rumah."

"Udah, Mas," gue bela diri, inget sama hari pertama gue balik ke rumah Barito setelah balik dari Bandung sebelum cabut ke sebuah kost daerah Guntur, Setiabudi yang direkomendasiin Javier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah, Mas," gue bela diri, inget sama hari pertama gue balik ke rumah Barito setelah balik dari Bandung sebelum cabut ke sebuah kost daerah Guntur, Setiabudi yang direkomendasiin Javier.

"Tapi kamu jadi pindah kost kan?"

"Papa gak ada di rumah."

"Karena di rumah gak ada siapa-siapa." suara.m berat Mas Dalan sukses bikin gue bungkam. "Mas udah bilang sama kamu.. Ratusan kali. Selalu sediain lebih banyak waktu di rumah, tanya kabar Papa. Coba telepon dia. Karena Mas gak bisa. Mas punya tanggung jawab di kantor yang harus dikelarin, kalau gak Eyang bisa marah besar."

Kepala gue sedikit menunduk mendapati abang gue satu-satunya ini mulai mengeluarkan rokok lain untuk disululut, seolah dia udah mendekati frustasi.

"Dad looks okay, but he is actually not."

Dan ada sedikit perasaan menyesal yang membuat gue terdiam lebih lama.

"Papa cuma punya kita, Vel. And being responsible to our parents is an act of a gentleman too."

Erdalan Mateo Nota gak cuma dikenal sebagai abang oleh gue, tapi semua sepupu gue yang lain. Selain karena dia yang paling tua, Mas Dalan selalu punya cara dan wibawanya sendiri untuk bikin kita semua tunduk dan denger semua omongannya. Cucu yang paling diandelin Eyang karena dia yang pertama sepenuhnya memegang perusahaan untuk gantiin Papa.

Karena Papa melepas utuh dirinya dari semua urusan perusahaan dan menghabiskan waktu 5 tahun terakhir untuk liburan seorang diri dan cuma sesekali pulang kalau gue atau Mas Dalan yang suruh.

"Sorry, Mas." gue sepenuhnya menyesal, tau tanggung jawab di pundak Mas Dalan udah terlalu besar dan permintaan dia ke gue bukan sesuatu yang besar.

Layak DiingatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang