Mengingat 19.

13.4K 2.4K 2K
                                    

Mengingat 19.

There's a place where lovers go,

To cry their troubles away

- Lonesome Town of Ricky Nelson

Rumi Apartemen, Rumah yang dijual

❀❀❀❀

ARDAN

"Kita mau meeting soal demo album baru besok?" Jeff kayaknya udah kangen banget manggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita mau meeting soal demo album baru besok?" Jeff kayaknya udah kangen banget manggung. Tiap mampir ke studio, dia selalu keliatan uring-uringan, gak betah sama waktu break yang label kasih buat Demero.

"Gak bisa gue besok."

Gue juga kangen manggung. Bukan cuma kangen suasana pas manggungnya, tapi kangen aja bisa berdiri di tempat yang bisa bikin gue lupa sama kehidupan sehari-hari yang sialan.

"Lah kenapa?" Jeff mengernyit. "Bukannya lo udah submit semua lagu ke Bang Rian? Dia juga udah oke kan?"

"Mau ke pengadilan besok," Ravel yang dari tadi lagi mainin laptopnya langsung melirik kecil ke arah gue. Jeff juga langsung diem. "Mesti ngurus Bokap Nyokap gue.."

"Emang mereka kenapa, Dan?" tanya Jeff. Gue emang gak pernah kok ngomongin soal keluarga sama temen-temen gue. Jangankan sama Jeff yang anggota band, sama Dirga, Glendy, dan Trian aja yang udah kenal gue dari kecil, gak pernah tuh gue cerita apa-apa. Mereka yang tau sendiri karena udah terbiasa bareng gue dari kita masih sekolah.

"Cerai." Jeff tertegun. Ravel juga sama. "Kenapa lu pada?" gue mengambil sebatang rokok sebelum menyalakannya dengan korek, mata gue harus sedikit menyipit karena asapnya. "Aneh ya ngeliat orang udah tua bangka gini masih ngurus orang tua cere?"

Gue juga heran kenapa bisa santai banget ngomongin ini. Padahal bisa aja gue gak perlu jelasin ke mereka besok gue harus ke mana. Malah gue juga ngebawa ini becanda, seolah-olah ini bukan masalah yang serius.

"Bokap Nyokap gue pisahnya udah lama.. Dari gue masih SMP, cuma baru bisa resmi cerai sekarang, soalnya Bokap gue mau nikah lagi."

Ada sesuatu dalam diri gue yang bilang, "Ya udah lah, why should I feel ashame of something my parents did? Why the children always have a responsibility to hide it from the others?" Tapi gue sadar, perubahan ini juga gak serta merta terjadi di diri gue, kalau bukan karena.....

Rumi.

"Lusa palingan gue bisa. Lo bisa gak, Vel?" gue bertanya santai, dan bersiap-siap untuk pergi dengan bibir mencengir lebar.

Layak DiingatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang