Mengingat 24.

13.4K 2.2K 838
                                    

Mengingat 23.

"I remember spring time, I remember when it rains,

I remember night time, the happiness

I remember you...

but I can't remember love

When I do..

When I do.."

Ardan "Gue gak suka lihat lo sendiri tanpa gue."

❀❀❀❀

RUMI

Sepanjang gue hidup dan berulang kali merayakan ulang tahun, gue cuma pernah menerima 1 hadiah ulang tahun dari Papa ketika gue SMP.

Kue Tart Besar dengan dekorasi Winnie The Pooh.

Sekian tahun lewat, gue bisa mengingat dengan jelas seperti apa kue itu secara detail. Kue itu dipesan dari Saint Anna Bakery yang pernah ada di jalan Cikini -sekarang udah tutup, hingga tiap melewati jalan Cikini, gue pasti akan menatap Saint Anna Bakery dengan lama karena teringat dengan kue pemberian Papa.

Lalu laptop.

Laptop Toshiba berwarna merah marun yang masih tetap nyala -meskipun hampir meledak pas gue sidang sampai membuat dosen pembimbing gue anxiety mendadak.

Menurut Mama, laptop itu dia yang minta. Mama harus sampai bertengkar dengan Papa karena menurutnya Papa gak mau mengeluarkan uangnya untuk membelikan laptop itu.

Begitulah Mama selalu mendeskripsikan Papa.

Papa yang selalu lepas dari tanggung jawab finansialnya terhadap gue. Papa yang selalu menganggap gue beban sehingga gak mau mencari gue. Papa yang begini, Papa yang begitu.

Tapi Papa buat gue adalah orang hebat.

25 tahun jadi seorang pilot di sebuah maskapai internasional, dan mendapat beberapa penghargaan karena dedikasinya dalam bekerja.

Gue selalu ingin menceritakan Papa yang seperti itu setiap punya tugas sekolah, namun Papa gak pernah berada di sisi gue sehingga gue khawatir akan dianggap halu oleh guru dan teman-teman.

"Entah waktu yang jadi cepat sekali.. Atau memang banyak yang Papa lewatkan sampai rasanya tidak terasa lama.."

Papa gue kaya.

Mustahil rasanya seorang pilot yang udah bekerja 25 tahun dan mendapat ribuan jam terbang ke Amerika, Eropa, dan Saudi Arabia punya hidup yang susah.

Jadi gak heran dia bisa menginap selama satu minggu di Grand Hyatt dengan kamar sebesar ini dan makanan-makanan seenak ini.

"Tau-tau kamu sudah kuliah." Papa menambahkan, melempar pandangannya dari jendela kaca yang memperlihatkan Bundaran HI dan keramaiannya.

"Kayaknya yang kedua... Papa lewatin banyak hal."

Terlalu banyak, tambah gue dalam hati.

Papa lewatin momen ketika gue di-bully teman-teman SMP gue for some nonsense reasons.

Papa lewatin momen ketika gue benci harus tinggal di Bogor dan jauh dari tempat-tempat yang gue suka dan cuma bisa bertahan karena temen-temen gue.

Papa lewatin momen ketika gue daftar kuliah sendirian, tes sendirian, jalanin kuliah sendirian.

Papa lewatin momen ketika gue capek banget tinggal sama Mama tapi gue gak bisa ninggalin dia.

Layak DiingatTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon