Bitterlove #04

176 23 31
                                    

Hari-hari Amelia pun kini terasa mulai monotone. Galang yang sudah hampir satu tahun terakhir berada disisinya kini harus disibukkan dengan jadwal bimbel untuk persiapan menghadapi ujian kelulusan serta seleksi masuk perguruan tinggi. Intensitas pertemuan mereka pun tidak lagi seintens biasanya.

Selama sebulan mungkin hanya hitungan jari mereka menghabiskan waktu bersama, entah itu sekadar mengobrol di rumah Amelia, jogging bersama, atau jalan-jalan ke mall—itu pun jika sang tuan sedang berbaik hati menyisihkan sedikit waktunya untuk Amelia.

Sedangkan Arkana pun kini mulai disibukkan dengan dunia basket serta tak luput juga akan dunia barunya bersama Maudy. Tahun kedua masa putih abu-abu Amelia sudah mulai berbeda.

Kevin—kakak Amelia—pernah memberinya nasihat bahwa semanis-manisnya hubungan yang terjalin dengan seorang kakak kelas—apalagi dia adalah ketua OSIS—hanya akan bertahan manis selama satu tahun. Amelia pun kini mulai mempercayainya, omongan Bang Kevin ada benernya juga, batinnya.

Hubungannya dengan Galang pun sedang berada difase yang "rentan". Rentan apakah komitmen yang mereka mulai sejak awal akan dapat terus mereka pertahankan atau bahkan berhenti di tengah jalan. Amelia yang terbiasa dengan kehadiran Galang di setiap pagi hingga malamnya mulai merasakan kerinduan akan hadirnya sosok sang kekasih. Hal itu pula yang Arkana rasakan saat Amelia mendadak menghilang dari kehidupannya dan memulai sejarah baru dengan laki-laki lain.

Galang: 12.00am
By, nanti aku gak bisa anter kamu pulang.
Aku ada jam tambahan nih

Amelia: 12.05am
Iya, gak papa kok.
Mau makan siang di Mbok Sri?
Aku mau ke kantin nih

Galang: 12.30am
Kamu duluan aja ya By, aku nanti nyusul kalo masih sempet
Aku mau ke sekre OSIS dulu

Amelia: 12.30am
Oke

Siang itu, entah untuk kali ke berapa Amelia melangkahkan kakinya sendiri menuju kantin sekolahnya. Kedua sahabatnya—Viona dan Cindy—juga tidak bisa menemaninya untuk menyantap kudapan makan siang ala kantin Mbok Sri yang terkenal akan kelezatan siomaynya.

Viona yang mendaftar ekskul pramuka harus pergi ke sekretariat organisasi untuk mengurus beberapa keperluan disana, sedangkan Cindy yang turut ikut serta dalam organisasi OSIS pun juga harus pergi ke sekretariat—senada dengan Galang yang juga sedang berada disana.

Amelia pun kini duduk menyendiri di bangku kantin milik Mbok Sri. Hanya ditemani dengan ponsel pintarnya, Amelia pun menunggu makanannya tiba. Saat ia sedang sibuk melihat-lihat akun sosial medianya, tiba-tiba satu buah pesan muncul memecah lamunannya. Tertulis di layar notifikasinya pesan dari Arkana, dengan sepontan senyum tipis terpancar di sudut bibir Amelia.

Satpam Arkana: 12.45am
Jangan ngelamun Neng...

Amelia: 12.45am
SPY!
Dimana lo?

Satpam Arkana: 12.46am
Everywhere...

Amelia: 12.47am
Lo udah berubah ya jadi CCTV?
Sini lo! Dasar bucin amatir...

Satpam Arkana: 12.50am
5 menit lagi gue kesitu
Baru ngumpulin ulangan susulan nih ke Bu Rini

Amelia: 12.50am
Yaelah kasian amat susulan si Mas Atlet

Bait Pertama (A Novel)Where stories live. Discover now