Rumpang #01

455 22 4
                                    

Seminggu pasca pertemuannya dengan Arkana dan juga Maudy, hidup Amelia pun menjadi berubah. Amelia yang periang berubah menjadi orang yang begitu tertutup. Entah itu dengan teman-temannya atau bahkan dengan kakak kandungnya sendiri–Kevin. Galang pun semakin hari semakin menunjukkan sisi negatif dalam dirinya kepada Amelia.

Galang berubah menjadi orang yang pemarah dan kasar. Pergelangan tangan Amelia lah yang menjadi saksi bisu kekerasan yang dilakukan oleh Galang kepada Amelia. Memar merah pada pergelangan tangan Amelia pun belum juga kunjung sembuh. Setiap harinya ia terus mencoba menyembunyikan luka memar itu dari orang-orang di sekitarnya, termasuk dengan kakak kandungnya sendiri.

Semenjak kejadian itu, Amelia pun tak sama sekali bertemu dengan Arkana. Ancaman Galang membuatnya bergidik sekaligus khawatir akan keselamatan dirinya dan juga Arkana. Galang pun sewaktu-waktu dapat berbuat apapun yang dia mau. Sifatnya yang lembut dan juga romantis perlahan sirna, digantikan dengan sifatnya yang kasar. Amelia pun sibuk menyimpan semuanya sendiri.

Sibuk menyembunyikan luka di hatinya dan juga luka pada fisiknya. Setiap hari luka itu coba Amelia tutupi dengan menggunakan jam tangan dan juga gelang yang sengaja ia tumpuk dalam jumlah banyak di pergelangan tangannya. Sampai sejauh ini usaha Amelia pun berhasil. Jika saja kakaknya–Kevin–tidak sedang sibuk mengikuti kegiatan kampus, pasti ia sudah dihujani pertanyaan oleh kakak laki-lakinya itu. Karena Amelia bukanlah tipe gadis yang gemar memakai aksesori di tangannya, termasuk juga dengan jam tangan.

Tokkkk..... Tokkkk....

"Non, bangun dulu sudah sore atuh. Makan siang dulu ayo, Non. Sudah ada spaghetti pesenannya, Non," suara Bi Inah terdengar dari balik pintu kamar Amelia. Membangunkan Amelia yang sedang menikmati hari minggunya. Hari minggu yang benar-benar ia nikmati sendiri dari pagi hingga sore hari.

Tanpa teror dari sang kekasih–Galang. Karena dari semalam suntuk ia memilih untuk tidak mengaktifkan ponsel miliknya. Alasannya karena ia sudah sangat muak dan malas untuk meladeni omelan Galang. Kini dihari-hari Amelia selalu diselimuti dengan omelan Galang. Obrolan mereka pun mulai tidak sehat. Topik apapun itu pasti akan berujung dengan perdebatan. Dan Amelia tak menyukai itu.

"Non, bibi masuk ya?" sambung Bi Inah seraya memasuki kamar Amelia karena sang pemilik ruangan tidak segera membalas teriakannya. "Non, ayo bangun dulu. Makan siang dulu, Non. Nanti sakit loh." Bi Inah pun menggoncangkan tubuh Amelia yang masih tertidur pulas.

Tak habis usaha Bi Inah untuk membangunkan Amelia, ia pun menarik tangan Amelia agar ia terbangun. Memang Bi Inah sudah seperti orangtua Amelia sendiri. Sudah dari kecil mengurus keperluannya, maka tak heran jika Bi Inah membangunkan Amelia dengan cara yang tak lazim.

"Aduh! Auh..!" rintih Amelia kesakitan yang terbangun dari tidurnya. Ia pun turut memegangi tangan kirinya yang masih berada dalam genggaman Bi Inah.

"Astaga! Non, ini teh kenapa? Kok tangannya bisa lebam kaya begini! Non Amel, jatuh?" teriak Bi Inah terkejut melihat keadaan pergelangan tangan kiri Amelia yang lebam membiru.

"E–enggak, Bi. Gak papa, kok."

"Gak papa gimana. Orang tadi teriak aduh aduh gitu, Non. Ini kenapa, Non? Bilang sama Bibi atuh, Non. Kenapa?" ucap Bi Inah penuh dengan kekhawatiran di raut wajahnya. Namun yang sedari tadi dihujani pertanyaan pun tetap terdiam seribu bahasa kepada Bi Inah.

Amelia tertunduk lesu, ia terjebak dalam situasi yang tidak pas. Amelia ingin mengatakan yang sejujurnya kepada Bi Inah, namun ia masih memikirkan apa resikonya. Jika sampai sang kakak tau keadaannya dan siapa penyebabnya, pastilah Kevin tidak tinggal diam melihat adik perempuan yang sangat ia sayangi disakiti oleh orang lain. Amelia tidak ingin itu terjadi. Amelia tidak ingin melihat kakaknya terlibat perkelahian demi membela dirinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bait Pertama (A Novel)Where stories live. Discover now