30| Locked Your Prison

24.4K 4.2K 3.2K
                                    

Halo Ochild! Sebelum baca aku mau ingetin, jangan jadi pembaca pasif ya. Ayo mulai beri dukungan untuk oceanor dengan vote dan komen sebanyak-banyaknya. Bisa yuk bisa. Yang belum follow wattpad idybooks, tolong follow. Makasih yaa

 Makasih yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



— — —


Aku mematung.

Sepenuhnya kehilangan kemampuan bicara.

Segala aliran darahku seperti berhenti di satu titik hingga membuatku menahan napas selama beberapa detik. Meski begitu aku berpura-pura terlihat biasa saja saat wanita di depan sana berjalan sejajar denganku.

Kini suara bising bandara yang kerap menjadi penyebab kepalaku pusing tak lagi begitu terdengar. Satu-satunya suara yang paling berisik dan bergaung di telingaku hanya dari pikiran dan benakku.

Aku tak bisa bergerak barang sedikitpun. Tubuhku mirip kertas yang diremas dan dilempar ke lantai. Aku terus memperhatikan wanita itu yang sedang tersenyum padaku. Dia memang Go Ae Jin. Berjalan dan tersenyum tepat ke arahku.

Kebetulan macam apa ini?

Senyum Ae Jin berpijar hingga mau tak mau membuatku ikut tersenyum. Senyum palsu yang kadang-kadang harus kutunjukan untuk siapa pun.

"Apa kabar?" tanya Ae Jin dengan nada yang hampir-hampir kelihatan ramah hingga aku dibuat bingung apa tujuannya menyapaku.

Aku menarik napas dan tersenyum hampir-hampir kelihatan ramah seperti yang dia lakukan barusan. "Tadi itu terdengar seperti kalimat pembuka percakapan."

Perkataanku membuat senyum Ae Jin sirna beberapa detik sebelum ia kembali tersenyum sambil menyodorkan gelas kertas minuman panas. "Untukmu."

Aku menerima minumannya. Dibanding pertama kali melihat Ae Jin, aku sadar saat ini ada yang berubah dari tatapannya. Aku tidak tahu apakah itu sesuatu yang baik atau buruk.

Aku membaui aroma kopi itu ke bawah lubang hidung dan menutup gelas kopinya lagi, lalu berjalan mencari tempat sampah terdekat dan menceburkannya ke sana sebelum kembali lagi ke depan Ae Jin.

Ae Jin menyambutku dengan senyum kecil dan menunduk seraya berbisik lirih, "Apa yang sudah kulakukan hingga kau semarah ini padaku?" Dia mengangkat wajahnya. Masih ada bentuk senyum yang lebih mirip senyum sendu. "Tidak ada apa-apa di dalam kopinya. Aku tidak akan melukaimu, Shin Runa. Tidak akan pernah bisa."

"Go Ae Jin-ssi, kau tentu masih ingat apa yang kukatakan pada hari itu, kan, untuk tidak datang lagi. Jika kita tidak berhenti sekarang, keadaan akan bertambah tidak menyenangkan."

"Aku tahu," katanya. "Tetapi yang kau katakan hari itu terus mengusikku. Semua tuduhanmu, perkataan bahwa aku membuang Jeon, meninggalkan mantan suamiku karena kepedihannya, itu semua tak benar." Suaranya berubah mendalam. Kemudian ia menggeleng pelan. "Semuanya salah. Tuduhanmu salah, Shin Runa, semua ini semakin tidak menyenangkan untukku."

OcéanorWhere stories live. Discover now