Bab 5

252 42 9
                                    

Dijual ayah!

*****

"Berhenti kau Qin Marques!"

Orang-orang di kasino terkejut melihat aksi kejar-kejaran di depan mata. Qin tidak mengindahkan peringatan yang dilontarkan ayahnya dengan terus berlari. Pasangan yang bergandengan tangan terkejut dan tidak sempat menghindar alhasil si prianya terjatuh ditabrak oleh Qin.

Gedebuk!

"Aduh, maaf ya kakak sayang."

"Hei, kau!"Pekik si pria, kesal. Sang wanita membantunya berdiri.

Qin terus berlari dan sesekali melihat ke belakang, ayahnya meminta maaf kepada pria yang tadi ditabrak sampai jatuh itu.

"Aish! Untuk apa ayah meminta maaf kepada pria itu, dia jatuh juga karena menghalangi jalanku."

Kedatangan beberapa orang di pintu utama kasino membuat Qin terkejut dan tidak sempat mengerem kakinya. Alhasil dia pun terjatuh dengan posisi pantat lebih dahulu mencium kerasnya lantai.

"Aduh siapa sih yang berdiri sembarang?"pekik Qin meringis kesakitan. Lalu melihat wajah orang yang ditabrak olehnya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat rupanya.

Qin bangkit sambil memegangi bokongnya yang ngilu.

"Anak durhaka! Di sini rupanya kau! Kenapa tidak jadi kabur ha? Apa kau sudah mengakui kesalahan yang kau perbuat itu hah?"Amuk Adam, menghampiri putranya.

"Ayah..."kaget Qin. Niat kabur dari amukan ayahnya jadi gagal gara-gara tabrakan tadi.

"Ayo ikut aku pulang! Biar aku hukum kau di rumah, humph!"Pekik Adam marah menarik tangan Qin.

"Ayah..."

"Diam! Jangan coba-coba kabur lagi!"bentak Adam. Qin menelan ludah mendengar bentakan itu.

Namun baru aja akan meninggalkan tempat itu, dua orang asing menghalangi jalan.

"Siapa kalian? Kenapa menghalangi jalan kami? Menyingkir. Kami tidak ada urusan dengan kalian."Ucap Adam, sinis.

"Tapi aku ada urusan dengan kalian."seru pria pemilik suara itu.

Dua orang yang menghalangi jalan itu lantas meminggir, dan barulah kelihatan batang hidung pemilik suara barusan. Lelaki jangkung berjubah hitam itu melangkah menghampiri Adam dan Qin yang membelalakkan mata.

"Everest Gilvarland?!"seru Adam, kaget bukan main.

"Dr. Adam, senang bertemu denganmu."sahut Everest, berjabat tangan dan tersenyum tipis sambil diliriknya pemuda yang menyembunyikan wajah itu.

Ah sial! Kenapa aku harus bertemu pria itu disaat bersama ayah. Argh, jika dia mengatakan apa yang sudah aku lakukan, mampus!—Qin mengigit bibir, cemas.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini."ujar Adam berbasa-basi.

"Mungkin sudah takdir kita bertemu lagi."balas Everest yang kalimat itu sengaja ditujukan kepada Qin.

"Hahaha, anda bisa saja."Adam tergelak. "Oh ya, tadi anda mengatakan ada urusan dengan kami? Apa itu?"

"Hmm, sebenarnya aku memiliki urusan yang belum terselesaikan dengan putramu, Qin."

Deg! Jantung Qin seperti berhenti berdetak.

"Apa? Qin? Kau mengenal putraku? Apa dia sudah berbuat salah kepadamu? Atau menyinggung perasaanmu?"tanya Adam, beruntun.

"Aku sudah lama berteman dengan putramu,"jawab Everest.

"Ah syukurlah. Hah? Apa? Kau berteman dengan putraku? Bagaimana bisa kau berteman dengan bocah nakal sepertinya?"kaget Adam, melebarkan mata tak percaya.

The Billionaire Romance Donde viven las historias. Descúbrelo ahora