Bab 8

193 38 31
                                    

Holy Shit!

****

Sial! Pekik Qin dalam hati, ia merasa telah dicurangi oleh Everest. Kemarin Qin mengajukan beberapa syarat, dia ingin tinggal di rumah yang mewah, nyaman, dan memiliki pasilitas mewah. $20.000 dollar setiap Minggu masuk rekening. Dan, hidupnya tidak boleh diatur.

Qin menghembuskan napas. Memang benar, pria itu menyanggupi permintaan Qin. Tapi masalahnya, kenapa harus rumah pria ini!!

Baiklah! Qin terima itu yang penting hidupnya tidak dicampuri.

Hari ini Qin sudah resmi menjadi dokter pribadi Everest. Dia juga telah memberikan obat penangkal racun dingin sekitar sepuluh pil. Jika dalam sebulan Everest tidak sembuh, Qin akan mengembalikan semua gajinya setengah bulan sebagai tanda ganti rugi sesuai perjanjian yang telah disepakati.

Di dalam kamar, terlihat Everest sedang dibantu berpakaian oleh asistennya Fadil. Everest menatap mayanya di cermin seraya membenarkan tatanan jasnya.

"Tuan yakin akan menghadiri acara itu?"seru Fadil, berdiri di belakangnya.

"Kenapa tidak."Jawab Everest, meraih jam tangan lalu mengenakannya. Melihat Fadil di cermin. "Apa kau sedang mencemaskan aku?"

"Kemungkinan tuan Bryan dan nona Zaskia akan hadir dalam acara itu. Aku takut anda..."

"Apa kau menganggap aku selemah itu?"Everest menoleh.

Sontak Fadil langsung menggeleng cepat. "Tidak. Aku mana berani."

"Mereka memang meninggalkan luka, tapi tidak salahnya jika aku untuk tetap maju? Hidup harus terus berjalan. Mereka tidak pantas membuatku terpuruk."

Fadil semakin terkagum-kagum pada sosok Everest, meskipun temperamennya buruk, lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya itu tidak pernah mengeluh. Dia selalu berpegang teguh pada prinsip.

"Kau sudah memberitahu tuan Qin, malam ini dia pergi bersamaku?"

Fadil tergugah dan segera menganggukkan kepala.

Sementara itu, di beda ruangan yang sekarang ini ditepati oleh Qin. Kamar dua kali lebih luas dari kamarnya di rumah, disain tidak berlebihan tapi sangat bagus dan elegan di pandang. Ruangan yang langsung menghadap ke taman dan dapat pencahayaan dari luar itu sangat nyaman seperti kamar di hotel berbintang.

Namun, entah mengapa Qin merasa tidak tenang tinggal di rumah ini. Pertama dia mengkhawatirkan penyamarannya, kedua dia takut pekerjaan ini malah membawanya ke titik permasalahan tiada ujung. Dan yang ketiga, jika nomor satu terungkap, semuanya akan berantakan.

Sekarang, Qin harus waspada dan hati-hati terutama pada pria bernama Everest itu. Jangan sampai pekerjaan ini merusak segalanya.

Ya! Qin pasti bisa melewatinya. Satu bulan itu tidak akan lama!

Di ruang tamu Everest menunggu Qin yang kunjung belum menampakkan diri. Ia berdecak melihat angka pada jarum jam.

"Bedebah itu lama sekali. Apa dia sengaja membuatku melakukan ini, menunggunya. Fadil, apa kau sudah memberitahunya?"ucap Everest, ketus.

"S, sudah. Aku sudah memberitahu tuan Qin untuk bersiap."jawab Fadil takut-takut.

Everest bukanlah tipikal orang yang membuang waktu percuma. Dia orang yang berdikari, tepat waktu dan taat membayar pajak.

"Aku akan memanggilnya...."

"Tidak perlu. Biar aku yang melakukannya sendiri."potong Everest, geram. Mendengus lalu melengos pergi.

The Billionaire Romance Where stories live. Discover now