Bab 6

228 44 12
                                    

Don't touch me!

*****

Qin melirik lelaki yang sangat setia melebihi anjing peliharaan itu menunggu bosnya di kamar mandi. Lebih tepatnya sedang mengawasi Qin mencari kesempatan saat bosnya tidak sadarkan diri.

Everest di rendam dalam bathtub berisi air hangat, demi menurunkan dingin di tubuhnya.

"Berapa lama lagi bos harus berendam di situ?"tanya Fadil.

"Sampai kau pergi dari sini."sahut Qin, sinis.

"Aku tidak akan meninggalkan bos bersama gay mesum sepertimu."

Qin mendelik. Takut sekali bosnya dinodai, dasar asisten fanatik tapi cengeng!

Apa yang Qin lakukan pasti diperhatikan dan dipertanyakan olehnya. Contohnya saja saat Qin ingin menyentuh dahinya, pria itu teriak. Qin mendengus sekaligus kesal.

"Asisten Fadil, ada telepon dari kantor, penting katanya."Seru seorang pelayan di depan pintu kamar mandi tapi tidak sampai melihat ke dalam.

Qin sumringah dan menampilkan wajah misterius. Begitu Fadil mendelik, raut Qin sudah berubah seperti semula.

"Jika penting, pergi saja. Lagi pula ada aku di sini yang akan menunggu bosmu itu. Aku tidak akan melakukan apa-apa kepada bosmu kok. Kau tenang saja."ucap Qin.

Fadil ragu akan kata-katanya itu. Tapi ia tidak bisa tetap tinggal bersama bosnya. Fadil kemudian menghela nafas berat.

"Baiklah. Aku akan pergi. Tapi ingat, jangan macam-macam dengan bos, atau nyawamu hilang."kata Fadil penuh penekanan.

"CK! Takut sekali aku memakan hidup-hidup bosmu itu. Aku bukan zombie pemakan manusia tahu. Sana pergi."pekik Qin, jadi mengusirnya.

Fadil dengan langkah berat terpaksa harus pergi.

Memastikan pria itu benar-benar pergi dan menutup pintu, Qin tiba-tiba tersenyum devil sambil mengusap-usap tangan. Ia seperti manusia jelmaan penyihir di film-film dengan senyum predator yang menakutkan.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Qin langsung melancarkan aksinya selagi Everest pingsan.

*****

"Ahh, mantap sekali."ucap Qin, narsis. Mengigit bibir, sangat menikmati apa yang dilakukannya.

Lalu mendekatkan tubuhnya, semakin dekat semakin enak dan puas.

"Ah astaga kau ini besar sekali sih jadi ketagihan emm..."

"Aku akan mengajari gaya baru yang kemarin baru saja aku pelajari dari link rahasia. Gaya yang sedang tranding di sosial media."Qin langsung mempraktekkannya kepada Everest yang sedang dinistai olehnya.

Mumpung pria itu belum sadarkan diri, hahaha!

"Ah, akhirnya sudah."ucap Qin menyingkirkan tangan Everest darinya. Lalu melihat hasil jepretan kamera handphone yang baru saja diambilnya itu.

"Ya ampun, kau ini lucu sekali sih, hihihi."Qin tertawa melihat foto Everest dengan bermacam gaya.

Kalian jangan berpikir aneh ya! Qin tadi tidak melakukan apa-apa cuma mempraktekkan foto yang sedang viral di Instagram itu bersama Everest yang pingsan.

"Ah ini jelek sekali. Coba kita lakukan sekali lagi ya? Ha? Apa? Oke katamu? Baiklah, aku tidak memaksa ya, kau sendiri yang memintanya."ucap Qin, mengimprovisasi kan suara Everest.

Everest benar-benar dinistai oleh Qin, bahkan Qin mengolesi bibir dan pipinya pakai lipstik merah. Tapi sekarang sudah dihapus, karena takut si asisten sialan datang. Jika melihat, dimaki-maki pasti dirinya.

The Billionaire Romance Where stories live. Discover now