Bab 9

178 33 18
                                    

Perkara tidak normal!
Hadeuh!

*****

Dengan mata menyalak Everest meninggalkan tempat, menyenggol kasar lengan Bryan.

Qin menggaruk kepala. "AKH! Astaga! Tuan tunggu aku!"tak lupa memberi tatapan tajam saat melewati Bryan dan Zaskia.

Bryan terkekeh. Kali ini ia sukses besar mempermalukan Everest di hadapan banyak orang. Sakit hati yang Everest timbulkan secepat mungkin dibayar olehnya. Sedangkan Zaskia tampak masih tak percaya dengan semua itu. Ia tidak mengerti mengapa Everest menjalin hubungan dengan tuan Qin. Hubungan itu menyebabkan dugaan Everest menjadi gay karena putus cinta semakin santer.

Sementara di luar gedung Qin mengejar langkah-langkah besar Everest dan mampu menyejajarinya.

"Tuan! Tunggu dulu! Biar aku jelaskan!"Teriaknya. Namun Everest tidak peduli. Ia terus melangkah.

"Tuan Everest!"

Everest tiba-tiba berhenti.

"Kau sudah tahu itu sejak awal, mengapa tidak mengatakannya? Apakah ini tujuanmu?"

"Tuan, bos! Aku... Argh! Mengapa sulit sekali mengatakannya."maki Qin kesal karena lidahnya susah diajak kompromi. "Awalnya aku juga terkejut. Tapi mau bagaimana lagi, hal itu sudah terjadi. Lagipula seharusnya yang marah itu aku, karena aku yang dirugikan. Ciuman itu ciuman pertamaku  lho ~ bukankah sekarang jamannya bxb hehehe ~"

"Bedebah gila!"bentak Everest tajam, lalu beranjak. Ia pergi masuk ke dalam mobil.

Qin menarik pintu mobil, namun dikunci. "Tuan... Mengapa pintunya terkunci?"Tok, tok, tok! Qin mengetuk jendelanya. Everest tidak peduli. "Tuan, apakah kau berniat meninggalkan aku?"

Kaca mobil turun, Everest menatap Qin sejenak."Berangkat."titahnya.

Qin terbelalak. "Eh, eh! Tuan! Jangan! Tunggu!"mobil sudah bergerak pergi. "BRENGSEK KAU!!"teriak Qin menendang kap belakang mobil.

Everest melihat Qin dari spion mobil terus memaki-makinya. Ia menggeleng acuh, menaikkan kaca. Mobil benar-benar pergi meninggalkan Qin sendirian.

"Bajingan kurang ajar itu sengaja menelantarkan aku di sini ! Argh! Shit!"Qin menggeram kesal. "Lihat saja pembalasanku nanti! Akan ku buat dia keracunan! AAAAAAKHH!!"

"Aku kira dugaan kelainan seksual adik sepupu hanya omong kosong belaka karena sedang marah saat itu. Akan tetapi, ternyata kau benar-benar tidak normal. Apakah kalian sudah berhubungan lebih dari itu? Ck, ck, ck! Sangat disayangkan, orang jenius nomor satu dalam bisnis ternyata memiliki sisi gelap, penyuka sesama jenis."

Kalimat Bryan yang menghina terngiang-ngiang di kepala membuat Everest kembali terbawa emosi.

"Brengsek!"

Sang sopir terkejut, Everest memukul kursi di depannya dengan mata hampir mencelat ke luar sebagai tanda emosinya berada di puncak.

Begitu sampai di rumah, Everest langsung masuk. Melihat wajah emosi tuannya para pelayan tidak ada yang berani bertanya, mereka menunduk, tapi setelah Everest pergi mereka bergosip.

Everest membuka pintu kamar, menjatuhkan tubuhnya ke sofa sambil melonggarkan dasinya yang membuat sesak. Ia menuangkan air minum, lalu menegak sampai habis. Gelas kosong diletakkan kasar sampai membuat retak. Saat ini emosinya meledak-ledak karena itu. Ia mengambil remote, menghidupkan televisi.

Berita terbaru!

     Karena patah hati, seorang billionaire kaya diduga memiliki kelainan seksual dengan sesama jenis. Hal ini dibenarkan karena beredar foto keduanya dalam satu mobil yang sama-sama  menghadiri acara di hotel xxx...

The Billionaire Romance Where stories live. Discover now