Bab 15

164 20 2
                                    

Halaman belakang hening. Zaskia dan Bryan sama-sama bungkam, tidak ada sepatah dua patah kata yang keluar dari mulut mereka berdua selama beberapa menit. Pelayan yang ada di sana tak luput merasakan ketegangan di antara keduanya. Membuat merinding.

"Tinggalkan kami berdua,"ucap Bryan kepada dua pelayan itu.

"Baik, tuan muda."keduanya mengangguk, kemudian meninggalkan halaman belakang.

Sekarang tinggal mereka berdua.

"Kelihatannya kau senang sekali hari ini, apa kau habis bertemu mantan tersayang mu itu?"Bryan menatap perempuan di depannya sedang menyesap teh melati, lalu tersenyum simpul.

"Bagaimana menurutmu?"sahut Zaskia seraya meletakkan gelas teh ke meja.

Bryan terbahak. "Pintar sekali. Wanita licik sepertimu apa masih diharapkan oleh seorang Everest? Paling-paling cuma dihina saja."

"Benarkah? Sepertinya kali ini kau salah."Zaskia mendongak dengan senyum simpul.

Bryan mengepalkan tangan. Tiba-tiba dia tertawa dengan tatapan mengejek. "Aku heran darimana datangnya kepercayaan dirimu ini, hahaha. Apa kau tidak berkaca? Sampah sepertimu siapa yang menginginkannya?"

Zaskia meremas bajunya kesal.

"Sayangnya sepupu setelah patah hati, bukan cuma sikapnya saja yang berubah tapi hatinya juga. Dulu kau seleranya, tapi sekarang? Lihatlah? Kau istriku, bukan lagi seleranya."kata Bryan tajam sangat menusuk dada Zaskia.

Bryan tersenyum smirk, puas melihat ekspresi wajah Zaskia yang menghembuskan napas berat.

"Kau mengatai ku sampah apa kau juga tidak berpikir bagaimana tukang sampah memungut sampah dari tong sampah saudaranya? Apa kau merasa sangat bangga karena itu?"balas Zaskia tak kalah menohok, seketika Bryan menggeram marah.

"Tutup mulutmu."bentak Bryan seraya memukul meja. Matanya melotot tajam menatap Zaskia yang tak bergeming ketakutan. Justru seperti menantang.

"Heh! Kau selalu marah karena ucapanku ini. Kita memang ditakdirkan untuk tidak bersama. Lepaskan aku."ujar Zaskia, memalingkan wajah.

"Melepaskanmu? Hehehe!"Bryan tertawa kesal. "Jangan mimpi!"dia dengan kasar menjambak rambut Zaskia hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

"Bryan, sakit! Lepaskan aku!"teriak Zaskia, berusaha melepaskan tangan Bryan dari rambutnya yang hampir copot dari kepala. Sial! Tangan Bryan seperti dilumuri perekat, sulit sekali dilepaskan.

"Apakah kau sangat membenciku sampai ingin aku melepaskanmu?!"

"Iya! Aku membencimu! Kau laki-laki brengsek!"

"Sialan!"

"Aww!"Raung Zaskia karena Bryan mengeraskan jambakannya.

"Sakit? Apa ini sakit?"wajah Zaskia tidak menunjukkan akan menyerah, justru matanya menyorot penuh kebencian.

"Dasar iblis. Aku tidak menyukaimu!"

"Bagus sekali. Setelah mencicipi emas kau menginginkan berlian. CK! Jalang tidak tahu diri!"

"Itulah aku! Aku tidak pernah merasa puas dengan apa yang aku miliki. Sekarang kau tahu, kenapa tidak kau lepaskan aku untuk bebas."

Bryan tertawa. Wanita keras kepala sepertinya semakin membuat Bryan berhasrat ingin menghancurkan hidupnya. Bryan kembali mengeratkan jambakannya di rambut Zaskia. Wanita itu teriak kesakitan.

"Aaaa! Brengsek! Lepaskan aku! Jangan lupa ini rumah orang tuamu, bukan tempat dimana kau bisa melakukan segalanya. Jika mereka melihat, apa kau bisa menanggungnya?"ucap Zaskia sesekali meringis sakit karena jambakan keras Bryan.

The Billionaire Romance Kde žijí příběhy. Začni objevovat