Bab 7

221 41 11
                                    

Yes or no?

****

"tralala~~ tralala~~"

Wajah Qin kelihatan senang sekali, berjalan sambil bersenandung kecil, menikmati semilir angin malam yang lumayan dingin. Dia sadar betul yang dia pijak ini masih wilayah Everest, tapi Qin bernyali besar dengan melakukan semua itu. Sayang sekali jika dia tidak menikmati keindahan halaman depan rumah pria itu, bukan?

"Oh, ya ampun. Kenapa dunia terlihat begitu indah. Aku cinta hidup ini mmuaaah! Hahahaha!!"Qin memberi playing kiss pada semesta lalu tertawa.

"Lihatlah rumah ini begitu indah dan mewah. CK! Kapan aku bisa memilikinya. Jika hal itu terjadi, akan aku sulap rumah ini menjadi Harem yang dipenuhi laki-laki tampan dari seluruh dunia untuk melayani ku. BTS, Exo, Hahaha!!"Qin terbahak-bahak sambil berkacak pinggang. Khayalan di luar logika. "Semuanya jadi milikku! Haha... Hahahaha!!"

"Membayangkannya saja membuat aku ngiler. Aduh para pangeran ku tunggulah aku sayang ~~"

"Angkat tangan!"

Qin terkejut dan refleks mengangkat tangan tatkala beberapa orang pria menodongkan pistol ke arahnya.

"Ngg... Anu, kakak-kakak tampan ada apa ini? Kenapa mengarahkan pistol sama Qin? Qin 'kan bukan pencuri,"tanya Qin gugup.

"...."Mereka diam tidak menjawab.

Astaga Qin bisa benar-benar kencing di celana kalau seperti ini. Mana itu pistol tanpa mata tapi mematikan berjejer ke arahnya pula. Aduh sialan! Tubuhnya bercucuran keringat sampai bokong-bokong lagi.

"Kakak tampan Itu pistol beneran apa bohongan?"lagi-lagi pertanyaan Qin tidak tanggapi. Hanya saja pistol itu terus memelototinya. Qin jadi takut lihatnya.

"Kakak, kan bahaya ya kalau main pistol beneran nanti salah tarik kepala Qin yang bolong. Boleh digeser dulu ya."ucap Qin, mengalihkan pistol darinya dengan jari telunjuk berhati-hati. Dan tiba-tiba...

"Diam! Dan angkat tangan!!"

Dor! Salah satunya menarik pelatuk, menembak 40 centimeter dari Qin berdiri. Sontak Qin tertegun dan hampir meloncat. Pistol beneran astaga!

"M, maafkan aku! Maafkan aku...! Aku tidak akan bicara lagi! A-aku akan diam... Lihat  nih aku sudah angkat tangan t-tapi jangan tembak...!"

Ya Tuhan, mereka ini tidak ramah sekali. Hampir saja aku kehilangan nyawaku yang berharga ini. Benar-benar menakutkan!—batin Qin, meneguk ludah kasar.

Namun tiba-tiba dia mendengar suara orang tertawa dari arah belakang. Sontak Qin menoleh dan tertegun.

"Hahaha...! Aku terhibur sekali. Bagus, bagus, reaksimu benar-benar alami. Aku suka."

Dari tadi Everest memperhatikan dan ingin melihat reaksi apa yang diberikan oleh bencong itu ketika salah satu orangnya menarik pelatuk dan menembak. Ternyata benar-benar menghibur.

Qin mengepalkan tangan. Everest merubah rautnya menjadi seringai psikopat di ruang kegelapan sekilas terlihat seperti Joker melawan Batman.

"Hei! Dasar tidak tahu terima kasih! Aku sudah menyelamatkan nyawamu tanpa pamrih! Beginilah caramu membalas sang penyelamat mu yang turun dari langit!"maki Qin. Matanya hampir mencelat ke luar.

"Apa orang tuamu tidak pernah mengajarimu bagaimana menghormati penyelamatmu, hah!"

Semakin kelam wajah Everest. Tiba-tiba dia tersenyum smirk. "Tembak!"

Qin membelalakkan mata. "Hah? Apa tembak? Kau tidak bercanda?"

"Bercanda, hmm. Laksanakan!"sahut Everest, datar.

The Billionaire Romance Where stories live. Discover now