26.alun alun semarang

18 6 0
                                    

Sekarang keberadaan keduanya sudah berada di parkiran alun alun. Dan kini langit dan senja tengah menuruni motor, lalu melepas helm, dan juga merapihkan penampilan nya masing masing.

Setelah dirasa puas, keduanya pun langsung memasuki area alun alun itu.

"sama aja kayak pasar malem ternyata" ujar senja yang kini matanya sudah berbinar. Bisa dibilang lumayan lama ia tak menemukan tempat seperti ini, dijakarta saja terakhir senja lihat saat masih kelas 1smp.

"lumayan mirip. tapi alun alun lebih luas, liat noh dari ujung keujung. Isinya makanan semuaa" balas langit sambil menunjuk nunjuk kearah makanan.

"ntar pulang nya makan dulu disana, yah" pinta senja.

"okey, kalo lo mau" terima langit.

"sekarang mau main wahana apa dulu?" tanya langit setelahnya.

"eh itu ada mainan, trus hadiahnya buket yang isinya coklat!" seru senja sambil jingkrak jingkrak layaknya anak kecil.

"mau?" tanya langit, senja mengangguk antusias. "okee"

Sekarang senja tengah menunggu langit yang kini sedang membayar harga permainan yang keduanya akan mainkan.

Langit membeli bola bola kecil yang nanti akan dilemparkan kearah kaleng yang sudah tersusun rapih oleh penjual nya.

Dan sekarang kini langit sudah membawa beberapa bola di genggaman nya kearah senja yang sudah menunggu kehadiran nya.

"nih bolanya" ucap langit menyondorkan 5bola kecil ke genggaman tangan kiri senja.

"makasi"

"ga gratis"

"disuruh bayar nih? Okeh ngutang dulu soalnya gabawa dompet"

"ga gitu maksudnya"

"terus?"

"aww!"

senja meringis kesakitan karena langit yang tiba tiba mencubit kedua pipinya dengan seenak jidat.

"okeh. Dah lunass!" ujar langit tanpa dosa.

Senja mendengus. "ih. Sakit tau!"

"suruh siapa gemesin, gue jadi gabisa nahan kan!" ujar langit sambil cengengesan.

Senja berdesis.

"ini bolanya cuma 5doang?" tanya senja saat menyadari bahwa langit tak membawa lagi sisanya.

"udah segitu dulu. ntar kalo mau lagi, baru beli" ucap langit dan di respont jari yang ber'isyarat 'oke' oleh senja.

***

5menit sudah berlalu.

Sekarang raut wajah senja terlihat malas karena bola yang sedari tadi ia lempar bersama langit tak kunjung kena dengan kaleng yang ada di depannya.

"yahh bolanya tinggal satu, tapi satupun belum ada yang kena" gerutu senja.

Langit menoleh. "masih ada satu lagi, coba aj--" ucapan langit tiba tiba terhenti karena ada satu sosok yang membuatnya terkejut. Dengan cepat ia pun langsung berpindah tempat ke sisi kiri senja.

Senja mengerutkan kening nya bingung karena melihat langit yang seperti menyembunyikan sesuatu. "kenapa? Kok tiba tiba aneh gitu?" tanya senja curiga.

Disamping gue ada raka, senja. Tapi gue gamau lo liat, soalnya dia lagi sama anak baru itu.

"ng-nggak gaada apa apa" balas langit, kali ini ekspresi wajah nya berubah menjadi kelihatan tenang.

Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang