31.raka aneh

20 5 0
                                    

Langit dan senja. Sepasang sahabat itu kini tengah duduk santai di taman kota sehabis membelikan kue matcha permintaan clara tadi.

Keduanya sedang asik menikmati indahnya malam dengan kue donat yang tadi sempat dibeli di resto tersebut. Senja dengan varian rasa coklat, sedangkan langit varian rasa keju.

"suasana nya enak banget yah" gumam senja.

Sedetik kemudian langit menoleh, lalu disusul kembali menatap keatas. "iyah, kan ada gue" balas langit santai.

"dihh kege'eran" cibir senja.

"bercanda"

"iya"

"bentar deh, ini sebenarnya mas langit atau orang lain sih? Kok kayak beda gitu" ujar senja sesaat menyadari bahwa nada biacara langit yang sedikit lemah lembut. Tidak seperti biasanya.

"lebih tepat ke mas ganteng ngga sih?" balas langit setengah cengengesan. Meskipun langit tertawa kecil namun tetap saja berbeda dari biasanya, tawaan nya kali ini seperti lemah. Seperti ada yang di sembunyikan.

"aihh seriuss, kenapa?" tanya senja lagi.

"gapapa"

"awas yah kalo ada yang di sembunyiin, aku marah sih" dumel senja.

"lah emang lo siapa gue? Pake marah segala" cibir langit.

"adik kamuu" balas senja.

"gue mau nya jadi pacar lo gimana?"

"kenapa harus suka sama aku? Kan udah tau jawaban nya, kalo aku nggak suka balik sama kamu" tanya senja.

"kenapa harus suka sama raka? Kan udah tau jawaban nya, kalo raka nggak suka balik sama elo" kini langit malah bertanya balik kepada senja sambil menyamakan nada bicaranya tadi.

"kan bisa di luluhin!" jawab senja cepat.

"berarti, lo juga bisa gue luluhin dong?" balas langit seraya menaik nurun kan alisnya.

Seketika senja bungkam. Sedangkan langit kini kembali cengengesan.

"eh bentar, ada telpon" ucap senja mengalihkan cengengesan dari langit. Sedangkan langit kini hanya mengangguk dan beralih juga kepada kue donat nya yang kembali dilahap.

"raka yang nelpon? Ngapain?" pikir senja sejenak sebelum akhirnya membuka telpon itu.

"halo raka? Kenapa? Tumben.." ucap senja.

"temuin gue di toko buku seperti biasa, cepet"

"lah? Ngapain? Udah malem inii"

"udah cepetan. Gue tau lo lagi di luar"

"eh, dari mana lo ta--"

Tut tut

Tiba tiba raka mematikan telpon nya karena tak mau mendengar alasan dari senja.

Sedangkan senja kini sudah mendengus kesal karena raka yang mengganggunya di malam ini. "argh! Ngeselin banget sih." umpat senja, seraya memencakkan kakinya.

"kenapa?" tanya langit dari belakang.

Senja menoleh. Lalu kembali menghampiri langit dan berduduk disisi nya. "ini, si raka tiba tiba ngajak ketemu di toko buku" ungkap senja.

"mau di anter?" tawar langit.

"mas ga marah?"

"ngapain marah?"

"kan aku lagi sama mas, trus tiba tiba raka ngajak buat ketemu" ujar senja sedikit merasa bersalah.

Langit menghela nafas. Lalu berdiri menghadapi senja. "udah gapapa, ayok gue anter sampe toko buku nya" ujar langit sambil mengemaskan sisa makanan nya tadi dan memakaikan senja helm.

Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang