33.before going to Japan

17 2 0
                                    

Empat mobil sport berdatangan dengan berturut-turut, kini menjadi pusat perhatian di antero sekolah.

Siapa lagi jika bukan dari keluarga hartono dan mahendra? Para orang tua mereka datang dengan fashion yang membuat semua orang terpukau.

Sekarang posisi nya sudah memencar, masing masing sudah dibawa anak anak nya untuk menghampiri kelas.

Tak lain kini langit dan clarissa.

"wahh si mamah, kece abis mah!" puji langit seraya memperhatikan penampilan clarissa dari bawah hingga keatas.

"harus dongg, masa ngambil rapot anak sendiri pakaian nya nggak kece" cibir clarissa.

"siapa ling?" tiba tiba galang datang membawa rombongan, sambil bertanya.

"kenalin, nyokap kedua dari bokap gue!" ujar langit bangga.

Semua nya melotot, terkejut dengan balasan langit barusan. Termasuk juga clarissa.

"serius lo bro?" Reyhan terbelalak.

"berarti, tante clara di madu dong sama dia?!" galang berseru.

Clarissa berdeham, seperti meminta diperjelaskan oleh langit. Langit yang tiba tiba menerima tatapan maut itu, kini langsung keringat dingin.

"eh bukan gitu! Maksudnya, dia ini mamah angkat gue, kalian kalo mau panggil, panggil aja tante clarissa, lebih tepatnya sih dia mamah nya senja" perjelas langit.

***

"kelas senja emang dimana?" tanya arman ketika keduanya baru selesai menaiki tangga gedung.

"itu diujung yah, bentar lagi kok" jawab senja.

"dapet juara nggak nih? Ntar kalo dapet mau ayah ajak jalan jalan pas abis pulang, ayah ajak ke markas ayah"

"wihhh pasti dapet dongg, emangnya kalo ke markas mau ngapain yah?"

"mau ngajak main sama senjata api"

"waduh"

"ntar ayah ajarin caranya nembak pake tangan satu, nusuk orang biar langsung mati, sama caranya ribut tapi pake tangan satu"

"ayah psikopat ya?" senja mengidik ngeri.

"bukan gitu sayang, kamu kan cewek.. Nah cewek itu harus kuat, harus bisa jaga diri, jangan mau bergantung sama orang terus" balas arman lembut.

"emang kalo bergantung sama orang, kenapa yah?" tanya senja.

"ntar kalo tiba tiba orang itu hilang, pasti hidup kamu bakal hancur" jawab arman lagi.

Ucapan arman ini seketika membuat senja tertuju kepada raka. Apakah jika senja bergantung kepada raka hidup nya akan hancur? Kalau iya, senja tak tahu bagaimana nasib nya nanti.

Karena terlalu serius melamun, tanpa sadar kini keduanya pun sudah tiba di depan kelas. Saat keduanya baru saja menginjakkan kaki nya di ujung pintu, tiba tiba suara jeritan seisi kelas terdengar oleh indra pendengar senja dan arman.

"anjir itu kan ayah nya kak lingga yang cakep ituu, ternyata lebih ganteng ayah nya yah dari pada anak nya" ujar salah satu siswi yang dibelakang.

"dia kan adik kaka'an sama kak marvel yang ketua osis ituu, berarti ini ayah nya kak marvel juga dong" tambah siswi yang satu lagi.

Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)Where stories live. Discover now