^10 : The Reaper^

2.2K 222 79
                                    


Vincenzo mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang di jalanan kota dimana masih banyak orang yang berjalan di trotoar, sebuah mobil di belakangnya juga mengikuti dengan kecepatan yang sama. Beberapa kali Vincenzo melihat ke cermin belakang dan spion untuk menjaga jaraknya. sedari tadi sejak masuk ke mobil, Vincenzo berusaha menghubungi Frans namun masih tidak ada jawaban, sehingga keluarkah kata-kata sumpah serapah dalam bahasa italia untuk meluapkan kekesalannya. Chayoung mengerutkan dahinya, memandang bingung ke lelaki itu. Ia juga berkali-kali melihat kebelakang dan arah spion, melihat mobil yang dari tadi mengikuti mereka.

"Maukah kau menjelaskan, apa yang terjadi?" Pinta Chayoung dengan suara tegas dan tatapan menuntut pada Vincenzo. Vincenzo menatap Chayoung, kemudian menelan ludah dan menarik napas untuk menenangkan dirinya, baru sadar ada gadis yang masih butuh penjelasan.

"tadi siang, enam belas prajuritku dibunuh oleh gangster yang di sewa de Arachone, Perusahaan tekstil yang mempekerjakan anak di bawah umur secara ilegal serta menyelundupkannya ke subsidiary mereka yang ada di Paris." Vincenzo sekilas melirik ekspresi Chayoung terlihat ngeri, lalu melanjutkan sambil memperhatikan jalan.
"Kami bekerjasama dengan kejaksaan Milan untuk menangkap mereka, tetapi sepertinya sekarang mereka berani terang-terangan melakukan serangan."

Chayoung menoleh ke belakang dan terlihat mobil sedan putih itu masih mengekori mobil mereka, sedangkan Vincenzo berkali-kali menekan nomor Frans dengan perasaan kalut sambil perlahan mempercepat laju mobil pada jalanan yang sepi. Setelah beberapa menit, akhirnya Frans mengangkat panggilannya, tak perlu mengerti bahasa italia untuk tahu Vincenzo langsung memarahi dan memaki underboss-nya itu, kemudian dengan dingin menyuruh Frans mengirim beberapa orang untuk menyusulnya, lalu giliran Frans yang berbicara. Apa yang sedang Frans bicarakan di telepon itu membuat Vincenzo naik pitam hingga memukul setir dalam sekali hentakan, namun ia tak lengah untuk fokus pada jalan dan mobil yang dibelakangnya. Vincenzo menyampaikan pesan terakhirnya penuh penekanan sebelum memutuskan panggilan.

Vincenzo dan Chayoung reflek menunduk ketika terdengar suara tembakan yang terlepas dan pantulan peluru mengenai aspal jalan. Chayoung tak berani lagi menoleh kebelakang, tapi ia merasa suara tembakan itu mengenai kaca mobil tetapi tidak terdengar bunyi pecahan kaca.

"Kau bisa sedikit tenang karena kaca mobil ini anti peluru." Beruntung sejak awal datang ke Milan Vincenzo memakai mobil yang di kustom khusus.

"hehe.. tenang sepertinya bukan kata yang tepat dalam situasi seperti ini." Chayoung mengatakannya dengan ekspresi panik dan terus menundukkan kepala.

"Maaf."

Mereka melihat ke arah spion, dan mobil itu menambah kecepatan untuk menyusul mereka. Vincenzo juga mempercepat laju mobilnya sambil mengulang skenario rencana yang sudah ada di kepalanya, hingga beberapa menit kemudian ia membelokkan mobilnya ke jalan setapak keluar dari jalan utama. Meskipun jalanan berubah menjadi kasar dan penuh goncangan, Vincenzo sama sekali tidak memperlambat mobilnya, Chayoung meringis menahan sakit di bagian pantat dan tangannya menggenggam kuat pegangan diatas.

"Aku tahu daerah ini, jadi bertahanlah!"

"Jangan khawatir, yeah, aku percaya padamu."

Kemudian mobil mereka menerobos masuk ke sebuah bangunan gudang yang sangat gelap tanpa ada pencahayaan sama sekali. Dengan cepat Vincenzo langsung mendrift mobilnya, berbelok ke bagian barat gudang yang sangat gelap dan sunyi, kemudian ia mematikan mesin agar lampu mobil juga ikut mati. Vincenzo mengeluarkan pistol dari balik jasnya, lalu mengatur magasin dan menyesuaikan slide pistol.

"Anak buahku akan segera datang, sementara itu aku akan membereskan mereka." Ujar Vincenzo dengan raut wajah yang fokus dan serius memandanf kedepan.

One Soul || [Vincenzo]✔Место, где живут истории. Откройте их для себя