^12 : Hounds^

1.8K 186 36
                                    


Di ruang tengah, mereka berempat duduk di sofa melakukan panggilan video dengan Miri dan Pak Cho yang ada di Luxemburg. Layar besar diatas perapian itu memperlihatkan setengah badan Miri yang terduduk lemas dengan selang infus yang masih terpasang. Pak Cho mengatakan bahwa Miri yang tersadar lebih dahulu dikarenakan faktor fisiologis dan orang yang paling sedikit menghirup racun, sehingga penawarnya lebih baik bereaksi di tubuhnya. Miri juga telah mengetahui apa yang terjadi pada gedung Geumga diceritakan langsung oleh Pak Cho, karenanya gadis itu tak ingin membuang waktu untuk langsung menghubungi Vincenzo dan Chayoung. 

  

"Vincenzo Byeohonsa, ada kabar buruk dari Pak Ahn, tadi pagi dia mengabari bahwa dua tentara bayaran itu berhasil kabur dari penjara. NIS akan bekerja sama dengan Interpol dan CIA untuk segera menangkap mereka."

Vincenzo dan Chayoung tidak menjawab apa yang dikatakan Pak Cho, mereka hanya mengangguk serius dan tidak terkejut. 

"Kami sudah berhasil membuka rekaman cctv di Plaza Geumga dan mencari tahu identitas Direktur Shin." Ucap Vincenzo terutama pada Miri.

"ooh begitu, bagaimana kalian bisa --"

"Kubuka dengan briseur yang tengah di kembangkan oleh perusahaan Israel. Mereka sampai memasang virus trojan 4.0 karena tidak bisa menembus firewall yang kau buat." Gio menyela pembicaraan Miri dengan antusias, walaupun yang lain tak mengerti bahasa yang mereka berdua pahami.

"Bisakah kalian mengirimnya pada kami? file tersebut akan sangat berguna bagi NIS." Pinta Pak Cho, Gio menoleh ke Vincenzo meminta izin, dan pria itu mengangguk memperbolehkannya.

"akan segera ku kirimkan." Kata Gio yang langsung menghadap laptopnya.

"Nona Seo, ceritakan apa yang kau alami waktu itu?" Semua bersiap mendengarkan, terutama Vincenzo yang sudah menyalakan api dari pemantik emasnya.

Miri menarik napas panjang sebelum memulai.

"Beberapa hari sebelum kejadian, aku mengamati memang ada beberapa orang mencurigakan yang terpantau di sistem keamanan yang kupasang, setiap hari mereka mengunjungi plaza dan mengamati sekitar untuk waktu yang lama, mereka juga berusaha membajak seluruh cctv di gedung tapi aku berhasil memprogram ulang untuk mencegahnya sebelum terlambat." Ucap Miri dengan nada pelan dan lembut, gadis itu masih berusaha mengatur pernapasannya.

"Kenapa kau tidak langsung bilang padaku saat itu juga?" Tanya Chayoung.

"Oh Noona, aku tidak bisa mengganggumu karena kau terlihat sibuk bahkan akhir-akhir ini kau bergadang dan bermalam di Jipuragi. Terlebih aku belum begitu yakin." Setelah mengatakan itu, Miri menutup matanya dan badannya sedikit membungkuk serta mencoba mengatur napasnya kembali.

"Kau bisa istirahat dulu." Ucap Chayoung cemas hingga berdiri dari duduknya. Pak Cho juga was-was terhadap kondisi Miri, ia sempat mengatakan bahwa gadis hacker itu masih dalam pengaruh obat sehingga belum begitu fit. Tetapi Miri kembali menegakkan kepala dan kemudian mengangguk, seakan mengatakan ia mampu melanjutkan. 

"Dengan sedikit trik dan menyogok para remaja yang biasa bermain di sekitar plaza untuk mengambil foto mereka, aku berhasil mendapat informasi Dua orang yang aku yakin menjadi dalang dibalik semua ini."

"Dua?" Vincenzo menegakkan tubuhnya, mulai melihat benang merah.

Miri mengetik sesuatu di laptopnya, dan layar monitor perlahan menampilkan profil seseorang. Sosok pria paruh baya berwajah bulat tetapi memiliki rahang yang tegas, bermata sipit sayu dan rambut yang beruban.

"Kalian sudah berkenalan dengan Direktur Shin Haena kan? Perkenalkan satunya, seorang pria berusia lima puluh enam tahun blasteran Korea Selatan bernama Park Seo-Min, tetapi dia berkewarganegaraan Amerika Serikat dengan nama Salvatore 'Sal' Ranovese, yang setelah kutelusuri ternyata adalah --"

One Soul || [Vincenzo]✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat