kanakolukūmālima

5K 624 70
                                    

Jaehyun tengah meminum teh bersama Mark di ruang keluarga.

"Jadi kamu akan melanjutkan kuliah di jurusan apa?"

"Mark minat dalam bidang musik dad. Apa boleh?"

"Itu hak kamu untuk memilih apapun kemauan kamu"

"Benarkah? Dad tidak akan menyuruh Mark untuk fokus ke bisnis?"

"Tidak akan. Dad tidak ingin memaksakan apa yang tidak diinginkan oleh anak dad"

"Thank Daddy"

"Oh ya. Apa kamu sudah memiliki kekasih?"

"Ya aku memilikinya"

"Siapa gadis yang beruntung mendapatkan mu?"

"Dia bukan gadis"

"Lalu?"

"Apa dadd tidak akan marah jika aku berkencan dengan lelaki?"

"Mengapa Daddy harus marah? Daddy dan mommy kan sama-sama lelaki. Itu hak kamu sayang"

"Jadi Mark boleh berpacaran dengannya?"

"Tentu. Daddy yakin kamu tau mana yang terbaik"

Saat tengah berbincang tiba-tiba bibi Han menghampiri keduanya.

"Tuan, itu itu"

"Ada apa bi? Kenapa terlihat panik?"

"Itu nyonya nyonya"

Jaehyun seketika berdiri.

"Apa yang terjadi pada taeyong?"

"Terdengar rintihan dari kamar nyonya"

Jaehyun pergi begitu saja. Ia menuju ke kamarnya. Ternyata benar taeyong gusar dalam tidurnya. Terdengar rintihan kecil. Jaehyun berbaring di samping taeyong.

Tangannya meraih tangan taeyong. Menggenggamnya agar Taeyong dapat merasakan kehadirannya.

"Aku disini sayang. Aku tidak akan kemana-mana. Jangan takut untuk aku tinggalkan lagi. Aku sudah berjanji aku tidak akan pernah meninggalkanmu kecuali maut mengambilku terlebih dahulu"

Perlahan Taeyong mulai tenang. Tidak terdengar lagi suara rintihan.

"Dad apa yang terjadi"

Mark sudah ada di ambang pintu. Ia berdiri sambil menatap jaehyun dan taeyong.

"Panggilkan Suho. Biarkan dia memeriksa  mommy"

"Nee dad"

Mark keluar dari kamar jaehyun. Jaehyun tetap setia disamping taeyong yang tengah terjaga.

"Aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi"

Suho keluar dari kamar taeyong dan jaehyun.

"Apa yang terjadi?"

"Taeyong mengalami ptsd. Ia takut dan cemas kehilangan dirimu lagi. Jadi untuk saat ini jangan jauh-jauh dari taeyong. Harus tetap berada disekitarnya. Setidaknya sampai ia bisa mengobati lukanya satu persatu. Oh iya satu hal lagi, Taeyong menderita phobia terhadap pesawat.  Tuan ingat ketika tua membawa taeyong ke Rumah sakit ketika itu televisi menampilkan suara pesawat. Dan itu memang penyebabnya. Taeyong phobia terhadap pesawat"

"Apa yang menyebabkan dia phobia terhadap pesawat?"

"Kecelakaan yang tuan alami. Dan itu menjadi ketakutan terbesarnya"

"Bagaimana bisa aku membuatnya jauh lebih memburuk"

"Tidak, taeyong mengalami perkembangan yang pesat. Semangat hidupnya kembali lagi. Dan setidaknya ia bisa tersenyum dan mengobrol dengan kalian semua"

✷JAEYONG✷ Little Space✔️Where stories live. Discover now