07 - III

1.1K 152 12
                                    

Heroic Girl 07 - III

Lizz, I'm very sorry to tell you. The chief told me that you are fired."
(*Lizz, Aku sangat berat memberitahumu. Kepala memberitahumu bahwa kamu dipecat.*)

"WHAT?!"
(*APA?!*)

"For what reason?" tanya Lizz tidak terima.
(*Karena apa?*)

"I don't know, but you are accused of violating the organization's rules."
(*Aku tidak tahu, tapi kau dituduh melanggar peraturan organisasi.*)

"B*llsh*t! I've been the best agent for a long time and i am the one who fix another agent's mistake."
(*Omong kosong! Aku sudah menjadi agen terbaik dalam waktu yang lama dan aku yang mengatasi kesalahan agen lain.*)

"Organization already made a decision so I can't help you. Sorry, Lizz."
(*Organisasi sudah membuat keputusan jadi aku tidak bisa membantumu. Maaf, Lizz.*)

Tut Tut Tut

Telepon terputus. Lizz meletakkan tangannya di dahi dan menggertakkan giginya menahan emosi.

"Apa yang harus aku lakukan? Selama ini, aku hidup untuk bekerja. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di luar itu, " pikir Lizz.

Ryan yang mendengar percakapan itu tampak bingung, "Apakah semuanya baik-baik saja, Lizz?"

"No, everything was ruined." kata Lizz frustasi
(*Tidak, semuanya hancur.*)

"Kenapa?" tanya Ryan.

"Aku dipecat. Mereka mengatakan bahwa Aku sudah melanggar regulasi organisasi, " jawab Lizz lemas.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" Ryan menatap Lizz dengan khawatir.

"Kelihatannya keputusan pemecatanku datang dari para atasan organisasi, jadi aku tak bisa apa-apa. Untuk saat ini, aku hanya bisa mencari pekerjaan baru." Lizz memasang wajah datarnya kembali.

"Urghh!" Lizz menekan lengannya yang terasa ngilu. Saat melihat lengannya, ternyata lukanya kembali mengeluarkan darah.

"Kita harus pergi dari sini! Darahmu sudah merembes ke seragammu dan terlihat sangat buruk. Kau butuh perawatan dan kita tidak bisa menarik perhatian orang-orang, terlebih setelah kasus Ray, " kata Ryan sambil beranjak dari tempatnya.

Lizz berjalan ke pintu ruang UKS, "Lebih tepatnya, aku. Hanya aku yang terluka di sini. Aku bisa mengatasi ini sendiri. Kau, tetaplah di sekolah! Nanti kita bertemu sepulang sekolah."

Setelah itu, Lizz keluar dari ruang UKS dan menghilang. Sebenarnya, Ryan ingin menyusul Lizz. Namun, demi tidak menarik perhatian Ryan kembali ke kelas. Lizz sedang menghadapi banyak hal, Ryan tidak ingin merepotkan Lizz. Jika dia menghilang berdua dengan Lizz, akan banyak orang yang berspekulasi tentang hubungannya dengan Lizz.

Saat Ryan kembali ke kelas, pelajaran sudah dimulai.

"Pelajaran sudah dimulai, darimana saja kamu?" tanya si guru.

"Dari toilet." Jawab Ryan singkat. Setelahnya Ryan langsung duduk di kursinya.

Meskipun dia menatap fokus ke arah papan tulis, namun pikiran Ryan benar-benar tidak ada di kelas. Dia memikirkan Lizz.

Jam pulang sekolah yang hanya berjarak dua jam terasa seperti berhari-hari.

KRING

Bel pulang sekolah berbunyi, Ryan langsung berjalan pergi keluar kelas dan pulang.

Ryan yang biasanya pulang bersama Lizz naik mobil terpaksa memakai angkutan umum karena mobil itu sudah dibawa pulang oleh Lizz tadi.

Sesampainya di rumah Lizz, Ryan langsung menghambur masuk ke kamar Lizz.

HEROIC GIRLМесто, где живут истории. Откройте их для себя